Dongeng cerpen pada zaman dahulu dari Spanyol memang selalu menarik dan ditunggu. Cerita pendek anak Spanyol kali ini pun sangat menarik dan mengandung pesan moral yang sangat bagus. Dongeng singkat ini selalu diceritakan secara turun menurun di negara tersebut. Yuk kita baca bersama cerita singkat ini sampai selesai.
Dongeng Cerpen Pada Zaman Dahulu : Empat Bersaudara dan Seorang Putri
Pegunungan Spanyol terkenal akan pertaniannya. Setiap petani yang tinggal di pegunungan Spanyol itu biasa bekerja di ladang, mengurus domba, dan memerah susu sapi.
Salah seorang petani yang tinggal di sana memiliki empat orang anak. Empat anak itu bernama Alfedro, Bernardo, Ernesto, dan Pedro. Sayangnya, Alfedro. Bernardo, dan Ernesto tidak menyukai pekerjaan bertani. Hanya Pedro yang senang dengan kehidupan di rumah dan menjadi seorang petani. Menurut Pedro, bertani amat menyenangkan.
Sang ayah kemudian memerintahkan keempat anaknya untuk mencari uang dengan kerja kerasnya sendiri. Sang ayah hanya memberikan masing-masing satu peso perak kepada mereka. Keempat putra itu pun memeluk ayah mereka dan berpamitan.
Di sebuah persimpangan jalan, Alfedro dan saudara-saudaranya menghentikan langkahnya.
“Sebaiknya di sini kita berpencar,” ajar Alfedro.
“Baiklah. Lalu, pembagian jalannya seperti apa.” tanya Bernardo
“Kamu pergi ke selatan, Ernesto ke timur, Pedro ke barat, dan aku akan ke utara,” jawab Alfedro dengan jelas.
“Tapi, aku Iebih suka tinggal di rumah,” sahut Pedro.
Mereka lalu sepakat bahwa pada sehari setelah setahun, mereka akan berkumpul kembali di persimpangan jalan itu. Mereka saling berjabat tangan dan mengucapkan selamat jalan.
Alfedro memulai perjalanannya. Tiba-tiba, dia dihadang oleh perampok yang akan mengambil satu peso perak miliknya. Dengan berani, Alfedro memukul perampok itu hingga mereka kalah. Para perampok kemudian menjadikan Alfedro sebagai pemimpin mereka.
Bernardo berjalan menyusuri pedesaan. Dia lalu bertemu dengan kakek yang membawa pistol. Bernardo menawar pistol itu dengan harga satu peso perak. Bernardo kemudian mencoba pistol itu, dan ternyata tembakannya amat bagus.
Ernesto pergi menyusuri arah timur. Setelah beberapa saat, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa kacamata ajaib. Kacamata itu dapat melihat apa pun di dunia. Karena tertarik, Ernesto membeli kacamata itu dengan harga satu peso perak.
Sementara itu. Pedro sedang berjalan kaki di sebuah desa. Dia melihat seseorang sedang menambal panci dan benda lainnya. Menurut Pedro, itu adalah sebuah keterampilan yang amat berguna bagi dirinya dan orang lain. Akhirnya, dia belajar dengan seorang pandai besi itu. Tak lupa, Pedro memberikan satu peso perak sebagai tanda terima kasihnya.
Tak terasa, setahun lebih sehari telah mereka lewati. Keempat bersaudara itu pun bertemu melepas rindu dan menceritakan semua yang mereka dapat, Setelah itu, mereka bertualang bersama.
Ernesto melihat dari kacamatanya, ada seorang putri yang sedang terkurung di dalam menara. Ernesto pun mengajak saudaranya untuk pergi berlayar menyelamatkan putri itu.
Namun, lagi-lagi Pedro menolak ajakan kakaknya. Pedro lebih suka tinggal di rumah. Tetapi, semua kakaknya mendesak Pedro agar ikut menyelamatkan Putri.
Keesokan harinya, keempat bersaudara itu segera pergi berlayar. Tepat pada malam hari, mereka sampai di sebuah pulau. Dengan berhati-hati, mereka memanjat ke atas menara. Di sana, terlihat sang Putri sedang duduk bersedih.
Keempat bersaudara itu dengan cepat mengajak turun sang Putri. Alfedro membantu sang Putri naik ke atas perahu. Tiba-tiba, tak sengaja Ernesto menginjak ekor monster laut.
Binatang itu seketika terbangun dan sangat marah. Keempat bersaudara segera mendayung kapal dengan cepat. Bernardo lalu mengambil pistolnya dan menembak monster itu hingga mati.
Namun, ternyata ekor monster tersebut mengenai perahu hingga menimbulkan lubang. Pedro yang memiliki keierampilan, segera menambal perahu itu.
Akhirnya, mereka berlima sampai di istana dengan selamat. Mereka membawa sang Putri kepada Raja, kemudian menceritakan bagaimana mereka menyelamatkan sang Putri.
Lalu, Raja bertanya, “Siapa yang ingin menikahi putriku?”
Alfedro menjawab, “Aku. Aku yang pertama membawa pergi sang Putri.”
“Aku. Aku yang telah menembak monster laut itu saat kami dikejar-kejar,” sambung Bernardo.
“Aku. Aku yang pertama melihat sang Putri dari kacamata ajaibku,” sahut Ernesto.
Namun, Pedro hanya terdiam. Raja heran melihat Pedro tidak menjawab pertanyaannya.
“Lalu. apa yang kau lakukan, anal, muda?” tanya Raja kepada Pedro.
“Aku hanya menambal perahu yang kami tumpangi saat perahu itu bocor dan akan menenggelamkan kami,” jawab Pedro dengan hormat.
Raja pun tersenyum. Raja ingin Pedro menikahi putrinya dan hidup di istana Pedro membungkuk kepada sang Raja seraya, mengucapkan terima kasih. Tetapi. Pedro berkata bahwa dia hanya ingin tinggal d rumah dan menjadi seorang petani.
Sang Putri yang mendengar penuturai Pedro langsung tertawa. Sebenarnya, sang Putri sendiri ingin menikah dengan seorang petani. Sang Putri lalu menghampiri Pedro dan menggandeng tangannya. Mereka pun bercerita dan tertawa bersama.
Pesan moral dari Dongeng Cerpen Pada Zaman Dahulu ini adalah belajarlah segala kemampuan yang akan berguna untuk orang lain.
Baca juga cerpen anak terbaik kami lainnya yaitu:
- Kumpulan Contoh Cerpen Singkat Terbaik Anak dengan Pesan Moral
- Cerpen Bhs Indonesia dari Tiongkok : Tongkat Sihir Gading
- Dongeng Cerpen Anak2 Asli India : Pawang Ular dan Para Perampok
- Cerpen Rakyat Singkat dari Amerika Serikat : Warna Bulu Burung
- Cerita Cerpen Pendek Untuk Anak : Pohon Cemara dan Semak-Semak
- Dongeng Cerpen SD dari H.C. Andersen : Angsa-Angsa Liar
- Cerpen Anak Terbaru : Peri Pembuat Sepatu + Pesan Moral
- Cerpen Pendek Anak : Dongeng Gadis Berkerudung Merah
- Contoh Cerpen Singkat Pendidikan Untuk Anak + Pesan Moral
- Contoh Cerpen Anak Anak Terbaik untuk Mendidik Karakter
Pranala luar: