Kami sudah banyak sekali memposting berbagai legenda nusantara dalam bentuk cerita pendek (cerpen). Kami buat legenda di blog ini berupa cerpen agar mudah diceritakan kembali kepada si kecil.
Kali ini kami memposting salah satu cerita rakyat Aceh yang cukup terkenal. Dongeng ini diceritakan secara turun-temurun dan bahkan menyebar ke seluruh pelosok nusantara. Yup legenda rakyat ini berjudul Mentiko Berbuah. Kali pasti penasaran apa yang dimaksud dengan Mentiko berbuah.
Ini dia kisah lengkapnya.
Cerita Pendek Legenda dari Acaeh : Batu Mustika Mentiko Berbuah
Pada zaman dahulu kala, di Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam ada sebuah kerajaan.
Kerajaan itu diperintah oleh seorang raja yang adil dan bijaksana.
Raja mempunyai seorang putra, yang bernama Pangeran Rohib .
Raja dan Ratu sangat menyayangi sang pangeran dan mereka selalu memberikan apa pun yang diinginkannya. Hal tersebut menyebabkan sang pangeran tumbuh sebagai pemuda yang manja.
Seiring bertambahnya usia sang pangeran, Raja mulai menyadari kekeliruannya.
Oleh karena itu, sang pangeran kemudian dikirim untuk belajar di sebuah sekolah.
Raja memintanya belajar dengan serius, karena sang pangeranlah yang akan menjadi pewaris kerajaannya.
Tetapi karena sang pangeran terbiasa dimanjakan, ia tidak dapat menyelesaikan studinya tepat waktu.
Raja sangat marah. Dia semakin menyadari kesalahannya.
Dia ingin memberi sang pangeran pelajaran.
Dia kemudian memerintahkan sang pangeran untuk meninggalkan istana dan menjadi pedagang.
“Aku akan memberimu uang. Gunakan uang itu hanya untuk berdagang. Jangan kembali sampai kamu kaya!” kata raja.
Pangeran Rohib sangat sedih karena harus meninggalkan istana dan meninggalkan kemewahan yang biasa dia nikmati.
Dia sadar ayahnya marah padanya karena dia anak laki-laki yang manja dan tidak bisa diandalkan.
Dia kemudian berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia bisa menjadi pedagang yang hebat. Setelah meninggalkan istana, dia pergi ke sebuah desa.
Ketika dia berjalan, dia melihat beberapa anak mencoba menembak burung menggunakan ketapel mereka.
“Berhenti … Jangan sakiti burung itu!” Rohib berusaha menghentikan anak-anak.
“Hei, itu bukan urusanmu,” jawab salah satu anak.
“Aku akan memberimu uang jika kamu berhenti menyakiti burung itu,” kata Rohib.
Setelah itu, dia memberikan sejumlah uang kepada anak-anak itu.
Kemudian dalam perjalanannya, Rohib melihat beberapa pria sedang menyiksa seekor ular.
Sekali lagi, dia meminta mereka untuk berhenti menyakiti ular itu.
Dia juga memberi mereka uang.
Dia terus memberikan sejumlah uang kepada orang-orang yang menyiksa binatang.
Akhirnya dia kehabisan uang.
Dia sangat khawatir.
Dia tahu dia tidak bisa menjadi pedagang tanpa uang di sakunya.
Dia juga takut pulang. Dia tahu bahwa ayahnya akan sangat marah padanya.
Sang pangeran kemudian pergi ke hutan karena dia tidak tahu harus pergi ke mana.
Dia sangat lelah, jadi dia beristirahat.
Sementara dia duduk di bawah pohon besar, seekor ular raksasa datang kepadanya.
Dia sangat takut.
“Jangan khawatir, anak muda. Aku tidak akan memangsamu, ” kata ular raksasa itu.
“Kamu … kamu bisa bicara? Kamu siapa?” Rohib bertanya.
“Saya adalah raja ular di hutan ini. Saya mendengar Anda membantu banyak hewan agar tidak disiksa. Sekarang, saya ingin memberi Anda hadiah. Ini adalah Mentiko Betuah. Batu ajaib ini bisa memberi Anda apa pun yang Anda inginkan. ” Lalu ular itu pergi jauh ke dalam hutan.
Sang pangeran sangat senang. Dia meminta Mentiko Betuah untuk memberinya banyak uang. Kemudian dia pulang ke rumah dan memberi tahu ayahnya bahwa uang itu dari usahanya sebagai pedagang.
Rohib memelihara Mentiko Betuah dengan hati-hati.
Dia kemudian pergi ke tukang emas dan memintanya untuk membuat batu ajaib sebagai cincin. Namun tukang emas mencuri Mentiko Betuah.
Untungnya Rohib berteman dengan para hewan.
Dia meminta seekor kucing, seekor anjing, dan seekor tikus untuk membantunya menemukan Mentiko Betuah.
Anjing itu mengikuti aroma tukang emas, dan mereka menemukan persembunyiannya.
Namun mereka tidak dapat memasuki rumahnya karena terkunci.
Hanya tikus yang cukup kecil untuk masuk melalui lubang kecil di pintu.
Setelah menunggu sebentar, tikus keluar dari rumah.
Dia bilang dia tidak bisa menemukan batu ajaib. Setelah itu mereka semua kembali ke istana.
Kucing dan anjing itu tidak tahu bahwa sebenarnya tikus itu telah menemukan batu ajaib.
Dia menyembunyikannya di mulutnya.
Tikus kemudian memberikan Mentiko Betuah kepada sang pangeran.
Rohib sangat senang dan mengatakan bahwa tikus adalah pahlawan.
Kucing dan anjing menjadi cemburu dan marah.
Mereka tahu bahwa tikus telah menipu mereka.
Menurut masyarakat setempat, itu sebabnya sampai sekarang kucing dan anjing selalu berusaha menangkap tikus.
Pesan moral dari Cerita Pendek Legenda dari Acaeh : Mentiko Berbuah adalah
- Jadilah anak yang rajin maka kamu akan disayang orang tuamu dan akan menjadi orang yang sukses dimasa yang akan datang.
- Berbuat baiklah kepada siapapun maka kamu akan menuai kebaikan juga.
- Jangan menjadi pembohong seperti tikus untuk kepentingan diri sendiri, seorang pembohong tidak akan disukai oleh orang lain.
Baca juga legenda terbaik kami lainnya yaitu: