Apakah Ayah dan Bunda tahu bahwa menceritakan dongeng anak Indonesia sebelum si kecil tidur memiliki banyak sekali manfaat?
Apakah anda termasuk orang tua yang sering menceritakan dongeng sebelum si kecil tidur? Jika tidak, kami sarankan untuk memulai kebiasaan baik tersebut. Karena banyak sekali manfaat saat mendongeng cerita rakyat Indonesia untuk si Kecil. Beberapa diantaranya adalah dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas anak.
Untuk memudahkan Ayah dan Bunda dalam mendongeng, kali ini kami memposting kumpulan dongeng anak Indonesia yang bisa menjadi referensi Ayah dan Bunda dalam mendongeng. Semua dongengnya sudah di lengkapi pesan moral di dalamnya. Yuk kita ceritakan dongeng-dongeng ini malam nanti.
Koleksi Dongeng Anak Indonesia dengan Pesan Moral
Yuk kita simak satu persata cerita rakyat pendek yang kami posting di malam hari ini.
1. Telaga Warna
Pada zaman dahulu kala kondisi rakyat hidup makmur di sebuah kerajaan.
Mereka sangat patuh kepada raja mereka, karena raja mereka sangat arif dan bijaksana.
Suatu ketika, raja bersedih. Ia sangat menginginkan seorang anak.
Rakyat pun merasa kasihan. Mereka lalu bersama-sama berdoa, agar permaisuri dan raja segera dikaruniai anak.
Doa mereka ternyata dikabulkan. Permaisuri mengandung, kemudian melahirkan bayi perempuan.
Raja merasa senang, begitu pun dengan rakyat.
Hari-hari berlalu. Sang putri tumbuh menjadi gadis dewasa. Sayangnya, limpahan kasih sayang dari kedua orang tua dan rakyat membuat sang putri menjadi gadis yang manja.
Apa pun yang dia minta, harus selalu dipenuhi. Bahkan, tak segan-segan sang putri menyakiti hati para pelayan dan kedua orang tuanya.
Meskipun sang putri bersikap semena-mena, rakyat tetap menyayanginya. Mereka justru membuat sebuah kalung yang sangat cantik untuk putri dan permaisuri.
Setelah selesai membuat kalung, rakyat menemui putri dan permaisuri.
“Pasti Putri dan Permaisuri akan menyukainya,” ucap salah seorang rakyat.
Benar saja, permaisuri sangat menyukai kalung pemberian rakyat.
“Wah, cantik sekali kalung ini. Aku akan memakainya,” ucap permaisuri seraya mengenakan kalung itu.
Rakyat merasa sangat senang. Kemudian, mereka menyerahkan kalung yang lain kepada sang putri. Namun, apa yang terjadi? Olala, sang putri justru marah-marah dan membuang kalung itu.
“Jelek sekali kalung ini! lni lebih pantas disebut sebagai barang rongsokan!” seru sang putri.
Ia melempar kalung itu, hingga hancur berkeping-keping.
Melihat hal itu, rakyat sangat sedih. Permaisuri juga sangat sedih dan meneteskan air matanya.
Dayang-dayang pun ikut bersedih. Sontak, semua orang menangis.
Melihat semua orang bersedih, putri menjadi bingung. Tapi, sudah terlambat. Air mata permaisuri dan rakyat menggenang. Lambat laun, air mata yang berjatuhan semakin banyak hingga menenggelamkan seluruh istana. Akhirnya, terciptalah sebuah telaga yang bernama telaga warna.
Begitulah asal-usul telaga warna. Warna-warna yang indah muncul di danau itu, karena terpantul dari pecahan kalung putri yang berhamburan.
Pesan moral dari dongeng anak Indonesia Telaga Warna adalah kita harus menghargai pemberian orang lain, meskipun kita tidak menyukainya.
Cerita rakyat terbaik lainnya:
- Dongeng Cerita Anak Dunia Populer
- Kumpulan Cerita Pendek Untuk Anak dari Afrika Selatan
- Kumpulan Dongeng Dan Cerita Anak : Katak Yang Sombong
- Cerita Dongeng Hewan : Ketika Gajah Bisa Terbang
- Cerita Fabel Anak : Tikus yang Sangat Rajin
2. Si Pahit Lidah
Di Kerajaan Majapahit, ada seorang yang sakti mandraguna bernama Serunting. Tak ada yang berani melawan Serunting. Akibatnya, Serunting menjadi orang yang sombong.
Adik ipar Serunting yang bernama Arya Tebing, ingin mengalahkan Serunting. Namun, ia tak tahu apa kelemahan Serunting.
Ia pun menanyakan kelemahan Serunting kepada kakaknya yang tak lain adalah istri Serunting.
Karena istri Serunting sangat menyayangi Arya Tebing, ia pun memberitahukan kelemahan Serunting.
Setelah mengetahui kelemahan Serunting, Arya Tebing menantang Serunting. Mereka beradu kekuatan. Tentu saja, dengan mudah Arya Tebing mengalahkan kakak iparnya itu.
Serunting yang terluka, berlari mengasingkan diri ke Gunung Siguntang.
Di tempat pengasingan. Serunting memohon kepada Tuhan agar ia diberi kekuatan. Ia berdoa tanpa kenal lelah.
Suatu hari, Serunting keluar dari tempat pengasingannya. Ia berjalan-jalan di sebuah desa. Saat melihat hamparan sawah, muncullah ide di benak Serunting.
“Mengapa kalian menanam batu di sawah?” tanya Serunting.
Para petani heran. Mereka tidak menanam batu, tapi padilah yang mereka tanam. Ajaib! Tiba-tiba, padi di sawah berubah menjadi batu.
Seketika, semua penduduk desa ketakutan dan tak ada yang berani melawan Serunting. Mereka pun menjuluki Serunting dengan sebutan Si Pahit Lidah.
Semakin lama, kesaktian Si Pahit Lidah semakin terkenal.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh pendekar sakti dari India bernama Si Mata Empat. Si Mata Empat pun mendatangi Si Pahit Lidah untuk beradu kekuatan.
Berhari-hari mereka beradu kekuatan, namun tak ada satu pun yang menang. Hal itu membuat penduduk resah.
“Jika mereka terus berkelahi, mereka bisa mendatangkan petaka di desa ini,” ucap salah satu penduduk.
“Kita harus menghentikan mereka,” balas penduduk yang lain. Setelah cukup lama berpikir, Para penduduk sepakat untuk melakukan sesuatu.
Penduduk memberikan buah aren kepada Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat.
“Jika kau dapat memakan buah ini, maka kaulah yang paling sakti,” tantang salah satu penduduk.
“Akulah pendekar paling sakti!” ucap Si Pahit Lidah dengan sombong.
Tanpa pikir panjang, Si Pahit Lidah menggigit buah aren itu. Olala, Si Pahit Lidah tewas seketika.
“Hahaha! Buah sekecil itu bisa membuatmu tewas,” ucap Si Mata Empat dengan tak kalah sombongnya.
Tapi, Si Mata Empat juga merasa penasaran. Ia pun memakan buah aren yang dipegangnya. Sama seperti Si Pahit Lidah, Si Mata Empat tewas.
Ya! Kedua pendekar sakti itu meninggal, karena kesombongan mereka sendiri.
Mereka pun dimakamkan di Danau Ranau.
Pesan moral dari contoh dongeng legenda si Pahit Lidah adalah kawan, jangan sombong, ya. Semua yang kita miliki akan sia-sia, jika kita menyombongkan diri.
Cerita Anak terpopuler lainnya:
- Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Bergambar Untuk Mendidik Anak
- Koleksi Cerita Rakyat Indonesia Terbaik Dengan Pesan Moral
- Cerita Rakyat Yang Singkat dari Papua Barat Kisah Empat Raja
- Cerita Legenda Telaga Warna Tiga Dongeng Rakyat Sumba
- Cerita Cerita Dongeng Rakyat Maluku : Penebang Kayu Dan Pohon Bulu
- Cerita Legenda Naga – Dongeng Rakyat Kalimantan Selatan
3. Biri-Biri Yang Cerdik
Di hari yang sudah sore. Tampak Harimau tengah berjalan pulang ke rumahnya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Biri-biri.
Harimau yang tak pernah melihat Biri-biri i pun merasa heran.
Harimau rnendekati Biri-biri.
“Siapakah kau? Mengapa kau sendirian di hutan?” tanya Harimau.
Sebenarnya Biri-biri ketakutan melihat Harimau. Tapi, jika ia berlari, pasti Harimau akan menganggapnya binatang lemah dan menerkamnya.
Biri-biri pun berpura-pura berani.
“Aku adalah Induk Biri-biri, penguasa hutan!” ucap Biri-birii dengan suara yang lantang dan dibuat seram.
Mendengar jawaban itu, Harimau ketakutan. Ia berlari tunggang-langgang menjauhi Biri-biri. Olala, tanpa sengaja, Harimau menabrak Serigala. Mereka pun terjatuh bersama.
“Mengapa kau berlari, Harimau? Seperti baru melihat hantu saja,” tanya Serigala.
“Ini lebih seram dari hantu, Aku bertemu Induk Biri-biri,” jelas Harimau.
Sontak, Serigala tertawa terpingkal-pingkal.
“Hahaha! Kau telah dibodohi oleh Biri-biri. Biri-biri adalah binatang yang lucu. Dagingnya pun sangat enak. Lebih balk kita temui dia sekarang. Kebetulan, aku sedang lapar,” ajak Serigala.
“Aku tak mau. Bisa-bisa, kira yang menjadi santapannya,” ucap Harimau, masih ketakutan.
“Kau tenang saja. Kita tangkap Biri-biri itu bersama-sama,” bujuk Serigala.
Namun, Harimau masih takut. Serigala kembali meyakinkan Harimau. Ia mengikat ekornya dengan ekor Harimau, agar Harimau yakin bahwa Serigala tak akan meninggalkannya.
Harimau dan Serigala kemudian bergegas menemui Biri-biri.
Serigala memimpin di depan, sedangkan Harimau berjalan di belakang Serigala.
Biri-biri terlihat tengah asyik merumput. Ia kembali ketakutan, karena Harimau membawa Serigala. Tapi, ia berusaha tetap tenang, Ia pun mencari akal untuk membuat keduanya takut.
“Hei, Serigala. Kenapa kau baru datang? Tidakkah kau tahu, bahwa anakku sudah sangat lapar? Tapi, kenapa kau hanya membawa satu harimau? Bukankah aku meminta dua harimau?” tanya Biri-biri dengan nada yang dibuat menakutkan.
Mendengar ucapan Biri-biri, Harimau bertambah takut.
Ia hendak berlari kencang meninggalkan Serigala. Semakin paniklah Harimau saat menyadari bahwa ekornya dengan ekor Serigala saling terikat.
“Lepaskan aku. Aku tak mau menjadi santapan Biri-biri! ” teriak Harimau.
Serigala mencoba mencegah Harimau, tapi sia-sia saja. Harimau langsung berlari melarikan diri dari Induk Biri-biri, hingga serigala ikut tertarik.
“Aaaaaaaaa!!” teriak Harimau sambil berlari dengan sangat kencang.
Pesan moral dari cerita dongeng Biri-biri yang cerdik adalah rajinlah belajar, agar kau menjadi anak yang pintar dan tidak mudah ditipu.
Fabel terbaik lainnya:
- Cerpen Binatang : Dongeng Burung Gagak dan Kendi Air
- Cerita Fabel Binatang : Dongeng Kelinci Penolong dan Gajah
- Cerpen Hewan – Dongeng Fabel Nusantara : Singa Mengira Dirinya Kambing
- Contoh Cerpen Fabel Anak : Dongeng Kancil dan Buaya
- Contoh Cerita Fabel Anak : Kisah Belalang Yang Sombong
- Dongeng Fabel Nusantara : Kisah Bangau Yang Tamak
4. Penolong Yang Hanya Bisa Berkata’tidak’
Suatu hari di India, Raja Mahendra pergi berburu. Di tengah hutan, Raja Mahendra berusaha mengejar seekor kijang.
Namun, kakinya terperosok ke dalam lubang yang dalam. Ia berteriak sekeras-kerasnya tapi pengawalnya tidak mendengarnya.
Selagi Raja Mahendra merenungi nasibnya, ia melihat seseorang berdiri di tepi lubang. “Heil Aku Raja Mahendra! Tolong naikkan aku!” teriak Raja Mahendra.
“Tidak!” jawab orang itu.
Raja marah. Namun, orang itu lenyap. Tidak lama kemudian, seutas tali jatuh ke dalam lubang. Raja menaiki tali itu. Awalnya, ia mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali.
“Jadi kau mau menolongku?” tanya sang raja.
“Tidak!” jawab si penolong.
Raja kebingungan. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya.
“Maukah kau kubawa ke kerajaan?” tawar raja.
“Tidak!” jawab si penolong. Tapi, kepalanya mengangguk tanda setuju.
Akhirnya Raja Mahendra sadar bahwa orang itu hanya bisa bicara kata “tidak”. Si penolong lalu dibawa ke kerajaan. Sampai di kerajaan, Raja Mahendra memanggil patih kerajaan.
“Patih, tolong berikan pekerjaan pada penolongku. Ia hanya bisa berkata, Tidak’,” sabda raja.
Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini. Setelah merenung beberapa saat, patih tersenyum dan berkata, “Bukankah Paduka bermaksud mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi sang putri. Tetapi, sampai kini Paduka belum menemukan jenis sayembaranya.”
“Benar, Paman Patih. Aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi, apa hubungannya hal ini dengan sayembara?” tanya raja.
“Peserta yang telah lolos ujian kesaktian harus bisa memasuki istana sang putri dengan cara membujuk penjaganya,” kata patih.
“Nah, manusia satu kata itu yang kita jadikan penjaga,” katanya.
Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara sudah berkumpul. Tiga orang pangeran gagah berani telah lulus uji kesaktian. Mereka tinggal melewati ujian kedua, yaitu masuk istana sang putri dengan cara membujuk penjaganya.
Ketiga pangeran dibawa ke depan pintu gerbang istana sang putri. Setiap peserta hanya boleh mengucapkan tiga pertanyaan kepada penjaga istana sang putri.
“Penjaga yang baik, bolehkah aku masuk ke istana sang putri?” tanya peserta pertama.
“Tidak!” jawab orang itu.”Aku beri emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk,” bujuknya lagi.
“Tidak!” kata si penjaga.
Pertanyaan tinggal satu. “Kau akan kujadikan senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk,” kata si peserta pertama.
“Tidak!” jawab si penjaga.
Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua juga gagal menghadapi penjaga yang hanya bisa berkata “tidak”.
Tibalah peserta ketiga. Ia adalah pangeran gagah dan tampan dari negeri seberang. Ia menyadari bahwa penjaga istana sang putri adalah orang yang hanya bisa berkata, `Tidak.” Ia pun mempersiapkan pertanyaan yang jitu.
“Wahai penjaga, jawablah pertanyaanku baik- baik. Tidak dilarangkah aku masuk ke istana sang putri?” tanyanya dengan suara mantap.
“Tidak!” jawab si penjaga.
Seketika itu, sorak-sorai penonton bergemuruh mengiringi keberhasilan pangeran muda yang gagah dan tampan. Raja Mahendra sangat senang karena calon menantunya itu sakti dan pandai.
Sayembara usai. Pangeran menikah dengan putri Raja Mahendra. Sementara, si penolong yang hanya berkata, “Tidak” mendapatkan penghargaan dari raja dan diangkat menjadi penjaga istana sang putri selamanya.
Pesan Moral dari Daftar Cerita Legenda Terbaik India adalah Jadilah anak yang pintar dengan banyak membaca. Sebab, anak yang pintar akan membuatmu dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapi suatu saat nanti.
Koleksi cerita pendek anak lainnya:
- Cerita Pendek Untuk Anak TK (Taman Kanak-Kanak) dari Yunani
- Dongeng Cerpen Beserta Gambarnya Dari Yunani
- Contoh Cerita Cerpen (Cerita Pendek) Anak Terbaik dari Yunani
- Contoh Cerpen Anak Sekolah Dasar (SD) dari Yunani
- Contoh Cerpen Anak Anak (Dongeng Fabel Yunani Terpopuler)
- Kumpulan Cerpen Singkat dari Yunani dan Jerman
5. Fabel Terbaru : Cerita Dongeng Si Kancil Dan Buaya
Alkisah, buaya dan kancil tinggal di wilayah yang sama. Sudah lama buaya mengincar kancil untuk di jadikan santapannya. Namun, kancil selalu bisa menghindari kejarannya. Ia adalah hewan yang banyak akal sehingga buaya selalu kesulitan untuk menangkapnya.
Meski selalu lolos dari kejaran buaya, namun lama-lama kancil merasa khawatir juga. Karena itu, ia pindah rumah ke daerah lain untuk menjauhi buaya. Ia tinggal dibawah sebuah pohon besar di hilir sungai. Awalnya buaya merasa bingung karena tidak melihat kancil di tempat biasanya. Maka ia pun mencarinya ke sana-kemari, bertanya kepada para hewan yang ditemuinya.
“Oh, kancil pindah ke pohon di dekat hilir sungai,” kata burung kecil yang ditanya oleh buaya. Tentu saja buaya senang mendengar informasi itu. Segera saja ia pergi ke tempat yang dimaksud oleh si burung. Ia sudah tidak sabar lagi untuk memburu si kancil. Ia benar-benar merasa penasaran, ingin menikmati daging kancil yang sudah lama ia idam-idamkan. Setelah berhasil menemukan tempatnya, buaya pun pindah ke sana juga. Namun, kancil masih belum mengetahuinya.
Selama berhari-hari buaya mengawasi kancil. Ia mempelajari kebiasaan kancil seraya merancang strategi untuk menangkapnya. Dari pengamatannya itu, tahulah si buaya bahwa si kancil sering pergi ke sebuah pulau kecil yang ditumbuhi pohon-pohon apel di dekat tempat tinggal kancil. Untuk sampai ke sana, si kancil biasa menyeberang sungai dengan melompati beberapa batu besar yang ada di antara tempat tinggal kancil dengan pulau tersebut.
“Aku punya ide!” seru buaya. Ketika kancil pergi ke pulau kecil, buaya bersembunyi di balik batu di tengah sungai. Ia menunggu kancil melompat ke batu itu.
Hari itu kancil puas memakan buah-buahan yang ada di pulau kecil. Kemudian ia pun pulang dengan riang. Ia melompat dari sisi sungai ke batu-batu untuk sampai di rumahnya. Namun setibanya di tengah sungai, ia melihat bayangan dari batu yang hendak dilompatinya tampak Iebih tinggi dari biasanya.
Akal cerdas si kancil Segera menangkap bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
“Jangan-jangan ada buaya di balik batu itu?” batin kancil, curiga. Setelah berpikir, ia berhasil mendapat akal. Ia berteriak ke arah batu, “Hai batu! Gimana kabarmu?”
Hening. Tidak ada jawaban. Kancil kemudian bertanya lagi. “Ada apa batu sahabatku? Biasanya kau menjawab sapaanku.”
“Oh, jadi biasanya batu ini berbicara?” batin Buaya yang sedang berdiam diri di batu itu. “Kalau begitu aku harus pura-pura menjawabnya supaya kancil tidak curiga.”
“Halo juga, kancil,” jawab buaya.
Kancil terkikik dalam hati melihat kebodohan buaya. Lantas ia berkata, “Jadi kau ada di situ ya, Buaya? Tak kusangka, kau mengejarku sampai ke sini.”
Buaya kaget. Rupanya penyamarannya sudah ketahuan. Sadarlah ia bahwa kancil telah mengakalinya. Ia benar-benar kesal dengan kebodohannya sendiri.
“Ya, aku mengejarmu ke sini karena ingin memakanmu!” sahut buaya, jengkel.
“Baiklah. Kali ini kau berhasil menjebakku,” jawab kancil sambil mempersiapkan siasat berikutnya. “Bukalah mulutmu lebar-lebar agar aku bisa melompat ke dalamnya.”
Kancil benar-benar cerdik. Ia tahu bahwa mata buaya akan tertutup saat buaya membuka mulutnya lebar-lebar. Dan sesaat setelah buaya membuka mulutnya, kancil segera melompat ke atas kepala buaya, lalu melompati batu batu lainnya dengan lincah, dan setelah tiba di tepi sungai segera memanjat pohon besar tempat tinggalnya.
Lagi-lagi selamatlah kancil dari kejaran buaya. Itu semua berkat kecerdasannya yang jauh melampaui buaya. Sementara buaya terpaksa gigit jari karena lagi-lagi gagal menangkap kancil yang sudah lama diincarnya.
Hikmah yang bisa diambil dari Dongeng Anak Indonesia Si Kancil Dan Buaya adalah orang yang cerdas dan berpengetahuan luas akan mudah menyelesaikan masalah-masalahnya dengan baik. Sementara orang bodoh akan mudah kehilangan kesempatan-kesempatan berharga sehingga rugilah ia. Agar adik-adik semua menjadi anak yang cerdas dan berpengetahuan luas, adik-adik harus banyak membaca dan belajar.
Cerita fabel lainnya:
- Contoh Cerita Rakyat yang Pendek : Monyet Pembohong
- Dongeng Cerpen Bergambar : Kisah Ayam dan Elang
- 2 Dongeng Cerpen Bahasa Indonesia Untuk Anak + Pesan Moral
- Cerpen Dongeng Fabel dari Yunani : Tipuan Seekor Kucing
- Kumpulan Cerita Rakyat Singkat – Dongeng Fabel Untuk Anak
- Dongeng Fabel Pendek dari India : Kadal Hitam Pemurung