Dua kisah dongeng anak anak yang akan kami ceritakan ini bisa menjadi inspirasi papa mama mendongeng nanti malam. Kedua cerita dongeng anak anak ini sangat sederhana untuk diceritakan namun memiliki hikmah yang terkandung didalamnya. Selamat mendongeng.
Kisah Dongeng Anak Anak : Sayembara Kebohongan
Suatu hari, Raja membuat sayembara.
Sayembara yang terasa aneh memang. Ia akan memberikan seluruh kerajaannya dan kekayaannya kepada siapa saja yang berhasil memenangkan sayembara tersebut.
Sayembara ini tentang bohong. Barangsiapa yang bisa membuat cerita bohong dan berhasil membuat orang duduk menjadi berdiri, serta orang tidur menjadi terbangun, maka dialah pemenangnya.
Seluruh penjuru negeri sangat senang mendengar sayembara itu. Banyak orang yang mengikuti sayembara tersebut. Tetapi, tak kunjung ada orang yang berhasil memenangkannya.
Seorang penjahit mencoba mengikuti sayembara itu. Ia membuat cerita bohong kepada raja. “Wahai raja, tahukah kau, beberapa waktu yang lalu aku berhasil menjahit hujan yang lebat dengan benang yang terbuat dari kutu,” ujar Penjahit.
Raja lalu menjawab sambil tertawa, “Tetapi kemudian jahitan yang kau buat rapuh sehingga hujan tak juga reda sampai pagi.”
Penjahit itu tak berhasil memenangkan sayembara. Kemudian datanglah si penggembala.
“Raja, aku memiliki cambuk sakti yang bisa mencambuk semua binatang,” ucap Penggembala.
“Aku lebih hebat, aku memiliki cerobong asap yang bisa mengikat semua hewan,” ucap Raja, tertawa senang. Si penggembala itu pun pulang dengan kecewa. Kemudian datanglah seorang pengemis. Dengan baju yang lusuh dan kumal, ia mendatangi Raja.
“Raja, aku ke sini untuk menagih utang. Bukankah kau berutang satu peti emas kepadaku?” ucap Pengemis.
Seketika raja sangat marah. Ia langsung berdiri dari tempat duduknya.
“Apa kau bilang?! Aku berutang kepadamu?! Sungguh itu kebohongan yang tak dapat diampuni!” seru Raja.
Para pengawalnya yang tertidur langsung terbangun mendengar teriakan Raja.”Pengawal, tangkap pengemis ini! Dia telah berbohong kepadakul” perintah Raja.
“Tunggu dulu, Raja. Aku memang telah berbohong. Tapi itu karena aku mengikuti sayembara yang kau adakan. Aku telah memenangkannya. Aku mampu membuat Raja yang sedang duduk jadi berdiri, dan aku mampu membuat orang tidur jadi terbangun, yaitu para pengawal. Jadi sekarang semua yang kau miliki adalah milikku,” ucap Pengemis.
Raja tak bisa berkata apa-apa. Ia tak ingin menyerahkan semua yang ia miliki kepada si Pengemis. Akhirnya Raja pun terpaksa membenarkan perkataan Pengemis, bahwa ia berutang satu peti emas kepadanya. Raja memerintahkan pengawal untuk mengambil satu peti emas untuk diberikan kepada si Pengemis. Kemudian pengemis itu pun pulang dengan hati senang.
Pesan moral dari Kisah Dongeng Anak Anak : Sayembara Kebohongan adalah pikirkan baik-baik sebelum bertindak jika tidak ingin merugi.
Dongeng Anak Pendek : Gagak Yang Tak Mau Bersyukur (Yunani)
Di suatu hutan, ada sekumpulan gagak. Mereka hidup rukun dan damai. Tetapi, ada salah satu gagak yang suka sekali mengeluh. Ia selalu membanding-bandingkan dirinya dengan burung merak. Ia merasa tak seberuntung merak yang memiliki bulu-bulu yang indah nan menawan.
“Sungguh, menjadi seekor gagak tak menyenangkan. Buluku hitam dan jelek, tak seindah bulu-bulu burung merak yang berkilauan,” ucap gagak itu.
Gagak lain yang mendengarnya menjadi kesal. Kenapa harus merasa tak beruntung menjadi seekor gagak, pikir mereka. Gagak bersahabat dan suka membantu teman lainnya. Itu juga hal yang istimewa dari gagak. Memang jika tak pandai bersyukur, hal yang baik pun jadi tak terlihat sama sekali.
“Lebih baik aku pergi ke perkumpulan burung merak. Agak buluku juga secantik mereka,” dengus Gagak.
Gagak itu pun meninggalkan kawanannya. Ia pergi ke kawanan burung merak. Setibanya di sana, Gagak mengambil beberapa bulu burung merak yang rontok. Kemudian ia menempelkan bulu-bulu itu ke tubuhnya.
Setelah selesai mematut diri, si Gagak kemball lagi ke kawanannya. Ia memamerkan bulu-bulu merak di tubuhnya dengan sombongnya.
“Lihatlah bulu baruku, cantik bukan? Tak seperti bulu kalian. Jelek dan hitam,” ujar si Gagak kepada kawanannya.
Teman-teman gagak merasa kesal. Mereka tak menghiraukan perkataan si Gagak. Merasa kurang mendapat tanggapan, si Gagak lantas terbang lagi untuk menemui kawanan merak.
“Hey, coba lihat. Buluku sama indahnya dengan bulu-bulu kalian,” seru Gagak kepada sekawanan merak. Tetapi, tak ada satu pun merak yang menyukainya.
“Kau bukanlah kawanan kami! Kami tak suka caramu meniru kami. Pergi sana.” usir salah satu merak.
Gagak merasa sedih. Ia akhirnya kembali lagi ke kawanannya. Tetapi, sudah tak ada satu pun gagak yang mau menerimanya. Itulah akibat tak mau mensyukuri apa yang dimiliki.
Hikmah yang dapat dipetik dari dongeng anak sebelum tidur gagak yang tidak mau bersyukur adalah bersyukur atas apa yang ada di diri kita itu sebuah keharusan. Janganlah menjadi orang yang suka mengingkari nikmat.
Temukan dongeng anak sebelum tidur terbaik lainnya pada artikel berikut ini dongeng anak islami