Dua cerita anak anak yang pendek ini sangat cocok menemani si kecil saat akan tidur nanti. Ceritanya mudah dicerna dan memiliki pesan moral yang bagus. Selamat mendongeng.
Cerita Anak Anak Yang Pendek : Merpati Bird Yang Bandel (Denmark)
Di dalam hutan ada dua ekor merpati bersaudara. Sang adik memiliki sayap biru yang indah, sedangkan kakaknya memiliki sayap putih mengilap. Dua merpati itu sangat cantik. Mereka selalu pergi bersama-sama ke mana pun. Sejauh ini, kedua merpati itu belum pernah pergi ke luar daerah para merpati. Tempat mereka tinggal sangat aman dan nyaman.
Pada suatu pagi, Merpati Biru menyatakan keinginannya untuk pergi ke dunia luar. Ia ingin melihat keindahan di luar tempat tinggalnya.
“Izinkan aku terbang ke dunia luar, Kak. Aku ingin melihat dunia,” ucap Merpati Biru.
“Dunia luar itu sangat liar, adikku. Banyak sekali bahaya yang akan mengintaimu. Ada banyak binatang pemangsa. Bahkan terkadang para manusia juga memburu kita. Lebih baik kita tinggal di sini, nyaman dan tersedia banyak makanan,” nasihat Merpati Sayap Putih, kakaknya.
Tetapi Merpati Sayap Biru tak mendengarkan kata kakaknya. Tekadnya sudah bulat. Apa pun risikonya, ia siap menanggung, asalkan ia bisa melihat dunia luar yang indah.
“Pokoknya aku ingin pergi, Kak. Kakak tenang saja, aku pasti bisa menjaga diri,” terang Merpati Sayap Biru. Mendengar itu, Merpati Sayap Putih tak bisa mencegah lagi. Ia pun membiarkan adiknya, Merpati Sayap Biru pergi.
Merpati Sayap Biru sangat senang. Inilah kali pertama ia pergi jauh dari habitatnya. Sendiri, tanpa ditemani kakaknya.
Saat sedang asyik terbang, Merpati Sayap Biru melihat ladang jagung yang luas. Jagung-jagung itu berbuah besar-besar. Wow, senangnya hati merpati. Ia pun langsung menukik ke bawah.
Tetapi… olala… merpati terbawa angin yang kencang. Rupanya angin itu berasal dari kepakan sayap elang yang siap menerkam Merpati Sayap Biru. Merpati Sayap Biru sungguh ketakutan. Ia langsung menyusup ke ladang jagung hingga elang tak melihatnya.
Kaki Merpati Sayap Biru terasa sakit. Rupanya saat lari tadi, kakinya tersandung batu. Saat ia sedang meringis kesakitan, tiba-tiba datang anak manusia yang membawa ketapel. Anak manusia itu mengarahkan ketapelnya ke Merpati Sayap Biru. Burung itu pun buru-buru terbang sejauh-jauhnya sembari menahan sakit di kakinya.
Merpati Sayap Biru sungguh menyesal tak mendengar perkataan kakaknya. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia pun kembali pulang ke rumah. Untunglah ia belum pergi terlalu jauh dari rumah.
Melihat Merpati Sayap Biru pulang, Merpati Sayap Putih sangat senang. Selama Merpati Sayap Biru pergi, Merpati Sayap Putih sangat khawatir.
“Maafkan aku karena tak mendengarkan perkataanmu. Hampir saja aku dimakan oleh elang dan terkena ketapel anak manusia,” ucap Merpati Sayap Biru.
Merpati Sayap Putih memaafkan adiknya itu. Ia pun segera mengambil obat untuk mengobati luka Merpati Sayap Biru. Sang adik berjanji, ia akan selalu mendengarkan perkataan Merpati Sayap Putih, kakaknya.
Pesan moral dari cerita anak anak yang pendek : merpati bird yang bandel (denmark) adalah dengarlah selalu nasihat orangtua. Nasihat itu pasti untuk kebaikan dan keselamatanmu.
Cerita Pendek Anak : Membeli Sandal (Cina)
Ada seorang pemuda sedang menggambar ukuran kakinya di sebuah kertas. Ia ingin membeli sebuah sandal untuk dirinya sendiri. Sandal yang ia miliki sudah rusak. Setelah menabung beberapa lama, barulah ia bisa membeli sandal baru.
Pemuda itu pun pergi ke pasar. Agak siang ia baru tiba di pasar, sebab sebelumnya sibuk menggambar ukuran kakinya di sebuah kertas. Sesampainya di pasar, ia merogoh saku bajunya.
Rupanya gambar ukuran kakinya tertinggal di rumah. Padahal, gambar itu sangat penting. Ia harus membawa gambar itu untuk ditunjukkan kepada penjual sandal agar sandal yang dibelinya pas di kakinya.
“Duh, bagaimana ini? Jika aku kembali ke rumah, pastilah setibanya di sini lagi sudah sore. Bisa saja toko sandal ini sudah tutup,” keluh pemuda itu.
Pemuda itu pun kebingungan. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk kembali lagi ke rumahnya. Dan benar saja, sekembalinya ke pasar, toko sandal tersebut sudah tutup. Pemuda kesal, lalu memukul-mukul kepalanya, menyalahkan dirinya sendiri.
Lewatlah seorang laki-laki yang tak lain adalah pedagang sandal. Melihat tingkah si pemuda yang tak bersemangat, ia pun bertanya kepada si pemuda.
“Kenapa kau terlihat begitu kesal?” tanya laki laki penjual sandal.
“Aku ingin membeli sandal baru. Aku sudah menggambar ukurannya di kertas. Tetapi, kertas yang sudah aku siapkan tertinggal di rumah. Lantas aku pun kembali ke rumah untuk mengambil kertas itu.Tapi saat aku kembali ke pasar, toko sandal sudah tutup,” keluh si pemuda.
“Kau ingin membeli sandal untuk siapa?” tanya si penjual sandal.
“Untuk diriku sendiri,” ucap si pemuda. Lelaki penjual sandal itu menggeleng-geleng. Hampir saja ia tertawa.
“Kalau kau ingin membeli sandal untuk dirimu sendiri, kau tak perlu repot-repot menggambar ukuran kakimu. Kau bisa langsung mencoba sandal itu di toko sandal,” ucap lelaki penjual sandal.
Pemuda itu menyadari kesalahannya. Kenapa ia tak memikirkan hal itu sebelumnya? Ah! Sungguh ia merasa bodoh. Ia pun tertawa menyadari kebodohannya sendiri.
Pesan moral dari Dongeng Pendek Anak adalah belajarlah yang rajin agar tak menjadi bodoh. Orang bodoh sering melakukan hal-hal yang memalukan.
Temukan cerita rakyat pendek kami lainnya pada posting berikut ini cerita rakyat singkat