Dongeng Cerita Anak Indonesia yang kami ceritakan di hari libur ini diambil dari kumpulan cerita rakyat Nusantara terbaik yang tentu saja mengandung pesan moral. Yuk kita baca dua koleksi dongeng anak kami.
Dongeng Cerita Anak Indonesia : Legenda Batu Menangis
Ada seorang janda tua yang mempunyai putri cantik bernama Darmi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibu Darmi bekerja di sawah sebagai buruh upahan.
Darmi mempunyai sifat jelek, yaitu malas dan manja. Ia tidak pernah mau membantu ibunya. Suatu hari, ia meminta ibunya agar dibelikan alat kecantikan. Ibunya pun mengajak Darmi ke pasar karena tidak tahu barang yang dimaksud. Darmi menolak karena malu dengan keadaan ibunya. Setelah didesak, Darmi mau ikut dengan syarat sang Ibu harus berjalan di belakangnya.
Di jalan, Darmi disapa temannya. “Hei, Darmi. Siapa orang di belakangmu itu? apakah dia ibumu?”
“Bukan ibuku! Dia pembantuku,” jawab Darmi ketus.
Begitulah yang terjadi. Setiap bertemu temannya, Darmi selalu mengatakan
Bahwa sang Ibu adalah pembantunya. Tiba-tiba, ibunya berhenti, lalu duduk di pinggir jaIan.
“Ya, Tuhan! Ampunilah hambamu yang lemah ini. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini,” doa sang Ibu. Beberapa saat kemudian Darmi berubah menjadi batu. Sang Ibu menangis menyaksikan anaknya menjadi batu. Sampai sekarang, batu itu masih ada dan sering disebut batu menangis.
Cerita Rakyat Indonesia : Muzakir dan Dermawan
Pada jaman dahulu di Sambas ada seorang saudagar kaya raya. Saudagar itu mempunyai dua orang anak laki-laki. Anaknya yang sulung bernama Muzakir dan yang bungsu bernama dermawan. Muzakir sangat loba dan kikir. Sebaliknya, Dermawan selalu bersedekah kepada fakir miskin.
Sebelum meninggal, saudagar tersebut membagi hartanya sama rata kepada kedua anaknya. Muzakir langsung memamerkan uang bagiannya kepada siapa pun. Sedangkan, Dermawan mendermakan seluruh uang warisannya kepada orang yang tidak mampu.
Suatu hari, Dermawan duduk santai di pekarangan rumahnya. Tiba-tiba, seekor burung pipit jatuh di hadapannya. Sayap burung itu patah. Ia mengambil burung itu dan mengobatinya. Hingga akhirnya, burung itu sembuh dan terbang dengan riang.
Beberapa hari kemudian, burung itu mengunjungi Dermawan. Di paruhnya ada sebutir biji dan diletakkan di depan Dermawan. Oleh Dermawan, biji itu ditanam di belakang rumahnya. Tiga hari kemudian, biji itu tumbuh menjadi pohon semangka. Anehnya, buahnya hanya satu dan ukurannya besar. Setelah matang, ia membelah semangka itu.
Isi semangka itu ternyata emas. Dermawan sangat girang. Ia berterima kasih kepada burung pipit yang pernah ditolongnya. Keesokan harinya, ia membeli rumah bagus dengan pekarangan luas. Semua orang miskin yang datang ke rumahnya diberi makan. Hal ini membuat Muzakir iri. Muzakir pun pergi ke rumah Dermawan dan bertanya muasal harta miliknya. Dermawan menceritakan secara jujur kepada Muzakir tentang kisahnya.
Mengetahui hal tersebut, Muzakir pulang dan memerintahkan orang-orangnya untuk mencari burung yang patah kaki atau sayapnya. Namun, tak seekor burung pun yang ditemukan. Oleh karena itu, ia menyuruh orang untuk melukai seekor burung, kemudian ia pura-pura kasihan.
Kemudian, Muzakir merawat burung tersebut hingga sembuh. Setelah beberapa hari, burung itu kembali kepada Muzakir dan membawa sebutir biji. Muzakir sungguh gembira.
Biji pemberian burung ditanam Muzakir di tempat terbaik di kebunnya. Seiring waktu, tumbuh pohon semangka. Buahnya pun hanya satu, ukurannya lebih besar dari semangka Dermawan.
Setelah dipanen, Muzakir memotong buah tersebut. Namun bukan emas isinya, melainkan lumpur hitam bercampur kotoran yang menyemprot ke mana-mana. Lumpur itu mengotori Muzakir dan seisi rumah. Baunya busuk. Ia pun berlari ke jalan raya sambil menjerit-jerit.
Baca juga Dongeng Cerita Anak Indonesia terpopuler kami lainnya yaitu Dongeng Anak Dunia : Serigala dan Tujuh Anak Domba dan Kumpulan Cerita Si Kancil dan Singa (Fabel Anak)