Dahulu saya tidak pernah tahu mengenai Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT) namun kemajuan tekhnologi mempermudah kita mempelajari kebudayaan dan legenda-legenda rakyat dari suatu daerah. Cerita ini saya dapatkan melalui internet dan saya tulis ulang agar bisa dinikmati oleh adik-adik semua.
Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur : Mane Loro dan Bete Dou
Pada zaman dahulu kala di daerah Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah Kerajaan yang di pimpin oleh seorang Raja yang memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan yaitu Manek Bot dan Bete Dou.
Bete Dou adalah seorang putri yang cantik jelita, ia sangat dicintai dan dikasihi oleh Raja dan Permaisuri juga kakak Iaki-lakinya yaitu Manek Bot. Sri Baginda Raja serta permaisuri sangat berharap Putri Bete Dou akan membawa berkah kesejahteraan, mereka memiliki rencana akan memingit Bete Dou supaya selalu terjaga kesuciannya.
Sang Raja memerintahkan pada putra sulungnya, Manek Bot, agar membuatkan rumah kecil di atas pohon beringin besar dan rimbun. Manek Bot segera melakukan kehendak ayahandanya. la pun membangun sebuah sederhana di atas pohon beringin itu dalam waktu satu minggu. Jika ingin datang ke rumah itu, Manek Bot menyediakan sebuah tangga yang terdiri dari dua puluh satu buah anak tangga yang terbagi menjadi tujuha besar, tujuh sedang dan tujuh anak tangga kecil. Bahan yang dipakai untuk membuat Rumah dan tangga adalah kayu cendana yang harum mewangi. Lalu sang Raja pun meminya putrinya untuk menetap di atasrumah pohon itu.
Awalnya sang Putri menolaknya, namun, setelah dibujuk oleh ibundanya, akhirnya la pun mau menetap ke tempat tinggal barunya yaitu rumah pohon sederhana buatan kakaknya. Mulai saat itu, Sang Putri melalui kehidupan seorang diri di rumah sederhana diatas pohon.
Ia menjalani hidup sehari-hari dengan menyulam dan mengayam tikar. Hal ini dilakukan untuk membuang rasa bosan yang sering melandanya. Sedangkan untuk mengisi waktu di malam hari, Jika malam menyelimuti, ia sering mendendangkan lagu-lagu sendu, untuk menggambarkan kesedihannya hidup sendirian. Suaranya menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya.
Sementara itu di suatu malam, seorang putra raja dari Kerajaan Loro yang bernama Mane Loro mendengar senandung merdu Putri Bete Dou. Menggunakan ilmu kesaktiannya Mane Loro terbang ke langit mencoba menemukan sumber nyanyian merdu itu. Tak membutuhkan waktu yang lama, ia pun sampai di atas pohon beringin dan melihat rumah sederhana Putri Bete Dou diatasnya. la terkejut setelah tahu ternyata sumber nyanyian berasal dari rumah diatas pohon. Dengan langkah mengendap, Mane Loro pun berjalan menuju pintu rumah dan melihat ke dalam melalui sebuah celah kecil. la pun tersentak kaget ketika melihat ada seorang putri cantik jelita sedang menganyam tikar sambil bernyanyi.
Mane Loro langsung jatuh hati melihat kecantikan gadis itu, ia mengetuk pintu dengan perlahan-lahan seraya memanggil gadis yang berada di dalam rumah itu.
Didalam rumah Putri Bete Dou mendengar di luar rumahnya ada orang membutuhkan pertolongan, Ia pun segera menghentikan nyanyiannya dan berjalan menuju pintu. Dari balik pintu rumah, Sang Putri melihat ke luar melalui sebuah lubang kecil. Namun karena cahaya remang-remang, ia tidak dapat melihat wajah laki- laki yang sedang berdiri di depan pintunya dengan jelas.
“Siapakah kamu? Ada apa datang kemari?” tanya sang putri di balik pintu.
“Namaku Mane Loro dari Kerajaan Lora,” jawab Mane Loro, “Aku sangat kagum dengan suara merdumu, izinkanlah aku masuk,” pinta Mane Loro.
Putri Bete Dou merasa senang dengan perkataan Pangeran Mane Loro. Tanpa sadar, ia membuka pintu rumah seperti mempersilahkan masuk. Sang Putri menatap Pangeran Mane Loro yang ada didepannya tanpa berkedip. Selanjutnya, mereka saling berkenalan lebih jauh keduanya sudah tampak akrab.
Beberapa hari kemudian, mereka pun menjalin hubungan kasih dan siap untuk melanjutkan hubungan mereka sampai ke jenjang pernikahan. Akhirnya Mane Loro melamar Bete Dou. Keduanya pun menikah tanpa sepengetahuan orang tua mereka masing-masing.
Sejak itu, setiap malam Mane Loro tidur bersama Bete Dou di rumah di atas pohon itu. Saat subuh menjelang, Mane Loro sudah harus kembali ke istananya agar tidak ketahuan oleh keluarga Bete Dou. Sebulan kemudian, ayah Mane Loro jatuh sakit. Oleh karena itu, malam-malam selanjutnya Mane Loro tidak bisa mengunjungi istrinya.
Suatu malam, Manek Bot datang mengunjungi adiknya untuk melihat keadaannya. Hal itu membuat sang Putri menjadi panik, karena belum sempat menyembunyikan sepasang pakaian Mane Loro yang masih tergantung di dinding. Manek Bot pun tersentak kaget saat melihat ada pakaian laki-laki di rumah adiknya. la pun langsung marah kepada adiknya dan bertanya tentang pakaian laki-laki itu, sang putri tak bisa berbuat apa-apa, akhirnya ia mengakui bahwa dirinya telah menikah secara diam-diam dengan seorang Putra Kerajaan Loro.
Mendengar jawaban adiknya itu, telinga Manek Bot bagai disambar petir, wajahnya penuh amarah. la benar-benar merasa malu karena perbuatan adik satu-satunya itu. la pun segera turun dari rumah meniti anak tangga satu per satu dengan tangan terkepal. Saat kakinya berpijak di tanah, Manek Bot berhenti dan berteriak memanggil adiknya.
“Hai, Bete Dou! Turunlah kamu ke bumi! Kau telah membuat malu Kerajaan!” seru Manek Bot. Sang Putri sangat takut dan menyesal telah menikah dengan Loro Manek tanpa sepengetahuan orangtua dan kakaknya. la hanya bisa pasrah untuk menerima hukuman dari kakaknya. Bete Dou turun dari rumahnya dengan meniti anak tangga satu per satu sambil mendendangkan lagu derita.
Ketika tiba di anak tangga pertama, ia pun Iangsung mendapat hukuman dari kakaknya. Tubuhnya tersungkur ke tanah dan meninggal seketika. Suasana tiba-tiba menjadi hening dan sepi.
Sementara itu di Kerajaan Loro, Mane Loro yang sedang tertidur di samping ayahnya, tiba-tiba tersentak dari tidurnya. la Iangsung teringat istrinya. Mane Loro segera terbang melesat menuju ke rumah istrinya. Namun, kedatangannya sudah terlambat. la mendapati istrinya sudah tidak bernyawa lagi. Dengan kesaktiannya, ia menyambar tubuh istrinya yang tergelatak di tanah, kemudian terbang menuju ke istananya. Manek Bot terperangah menyaksikan peristiwa tersebut.
Sesampainya di istana, Mane Loro segera mengobati istrinya. Dengan kesaktiannya dan atas kehendak Tuhan yang Mahakuasa, Putri Bete Dou pun hidup kembali.
Kemudian mereka menyadari kesalahan mereka karena tidak meminta restu dari orang tua masing-masing, mereka pun meminta restu pada orang tua Manek Loro dan direstuinya.
Keesokannya, Mane Loro dan istrinya berangkat ke istana Wefulan untuk menemui orang tua Bete Dou. Setibanya di istana Wefulan mereka disambut raja dan permaisuri Kerajaan Wefulan.
Saat berada di hadapan Raja Wefulan, Putri Bete Dou bersama Mare Loro segera bersujud memohon ampun atas kesalahan yang telah mereka perbuat selama ini.
“Maafkan Dinda wahai Ayahanda dan lbunda,” ucap sang putri penuh penyesalan, “Restuilah pernikahanku dengan Mane Loro,” pintanya lagi. Melihat kesungguhan dan ketulusan cinta Bete Dou dan Mane Loro, akhirnya sang Raja, permaisuri, dan Mane Bot memaafkan dan merestui pernikahan mereka. Akhirnya sejak itu, Mane Loro dan Bete Dou hidup berbahagia, selamanya.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur : Bete Dou adalah Selalu mintalah restu dari orang tua agar kita selamat dan tidak menyesal di kemudian hari
Baca legenda rakyat menarik lain dari Nusa Tenggara yaitu Cerita Pendek Rakyat Indonesia (Kumpulan Cerpen Legenda) dan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat : Kisah Sari Bulan