Cerita anak anak yang baik tentunya selain menarik dan disukai oleh anak-anak juga memiliki hikmah yang dapat diambil pelajaran. Seperti kumpulan dongeng anak yang akan kami posting di malam hari ini. Semua cerita rakyat dunia ini memiliki satu pelajaran yang dapat diambil. Yuk kita dongengkan empat kisah untuk anak ini malam nanti.
Cerita Anak Anak dari Koleksi Dongeng Dunia Terpopuler Sepanjang Masa
Cerita Anak Anak : Anjing Yang Rakus
Pada suatu hari ada seekor anjing yang mencuri satu potong tulang yang berukuran besar di warung. Ia berlari sangat kencang sampai tidak terkejar si tukang daging. Dia berlari ke ladang sambil membawa tulang di moncongnya. Ia ingin makan semuanya sendirian.
Anjing itu melewati sebuah sungai kecil. Ada sebuah jembatan sempit di atasnya. Ia berjalan di jembatan itu sambil melihat ke air. Ia melihat bayangannya sendiri di dalam air. Ia berpikir ada anjing lain dengan tulang di mulutnya. Anjing yang rakus itu berpikir tulang yang di mulut anjing itu lebih besar dari pada yang ia bawa.
Ia meloncat ke air untuk merebut tulang yang lebih besar dari anjing yang ia lihat tadi. Ia meloncat dengan sangat kuat sehingga tulang di mulutnya terlepas. Ia mencari di mana-mana tetapi tidak menemukan anjing yang lain. Bayangan tadi telah hilang.
Anjing yang bodoh itu pulang kelaparan dan kedinginan. Ia kehilangan tulang yang ia curi dari tukang daging dan tidak mendapatkan apa pun karena ia terlalu rakus.
Baca juga dongeng anak-anak lainnya pada posting kami:
- Cerita Anak Dari Rusia : Masha dan Beruang
- Dongeng Cerita Anak Nigeria : Laki-laki Pincang, dan Merpati
- Dongeng Cerita Anak Inggris : Petani dan Boggart
- Dongeng Cerita Anak Jerman : Simpleton dan Angsa Emas
- Dongeng Anak Rusia : Raja yang Suka Mendengarkan Dongeng
- Dongeng Cerita Anak Belanda : Wilem dan Irene
- Cerpen Anak Singkat : Dheda dan Lima Butir Kentang
- Cerita Dongeng Anak Anak Bergambar dari Maluku Utara
- Dongeng Cerita Untuk Anak Paud dari Gorontalo
Cerita Anak Anak : Biji-biji Burung Gereja
Di suatu lembah yang subur, hiduplah sekelompok binatang dengan aman dan nyaman. Mereka tidak pernah kekurangan. Lembah itu menyediakan semua yang mereka butuhkan. Sumber mata air yang segar, dan pohon-pohon yang selalu berbuah tanpa mengenal musim. Semua hewan hidup dengan bahagia.
Suatu hari bertemu lah seekor monyet dengan burung gereja yang sedang mematuk-matuk di tanah.
“Apa yang sedang kau lakukan burung gereja?” tanya monyet.
Burung gereja memandang monyet dan berkata, “aku sedang mengumpulkan biji-bijian.“
Mendengar jawaban burung gereja, monyet tertawa terbahak-bahak. “Ha ha ha, untuk apa kau mengumpulkan biji-biji itu? Lihatlah di selilingmu, begitu banyak buah-buahan yang bisa kau makan, kenapa kau malah mengumpulkan sesuatu yang dibuang?”
Tapi burung gereja tidak menghiraukan perkataan monyet dan tetap mengumpulkan biji buah-buahan kemudian membawanya ke atas bukit.
Esok harinya, monyet bertemu lagi dengan burung gereja. Kali ini monyet membawa buah apel di tangannya. “Hai burung gereja, kau sedang mencari biji-bijian lagi ya? Pantas saja kau tidak bertambah besar, yang kau makan bijinya, bukan buahnya, ha ha ha“ ejek Monyet.
Burung gereja hanya diam dan terus mengumpulkan biji-biji apel yang dibuang oleh monyet.
Suatu hari turun hujan deras berhari-hari, lembah itu tertutup oleh air, semua binatang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di atas bukit. Mereka kedinginan dan kelaparan. Ketika hujan berhenti, mereka turun ke lembah untuk mencari makanan, tetapi semua pohon tumbang tersapu air hujan, tidak ada lagi buah-buahan untuk dimakan.
“Aku lapar, mengapa tidak ada sama sekali buah yang bisa dimakan?” rintih monyet sambil melihat ke kanan dan kekiri berharap menemukan buah yang bisa dimakan.
Setelah berjalan menyusuri lembah, Monyet bertemu lagi dengan burung gereja “Hai burung gereja, kau kan bisa terbang tinggi, bisakah kau tunjukkan padaku dimana ada buah yang bisa ku makan? aku lapar sekali “ tanya monyet.
“Mari, pergi lah ke rumahku di atas bukit, kau akan menemukan buah yang bisa kau makan,“ ajak burung gereja.
Karena tidak menemukan jalan lain lagi, monyet mengikuti burung gereja menuju ke atas bukit.
Betapa terkejutnya monyet melihat halaman rumah burung gereja penuh dengan pohon yang berbuah lebat. Pisang, apel, strawberry, mangga, dan banyak lagi yang lainnya.
“Bagaimana bisa begitu banyak pohon buah tumbuh di halaman rumahmu?“ tanya monyet heran.
“Sudah sejak lama aku mengumpulkan biji buah-buahan dan menanamnya di halaman rumahku. Aku menyiramnya dan membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh, aku merawatnya setiap hari“ jawab burung gereja.
“Oh, itulah sebabnya kenapa kau selalu mengumpulkan biji buah-buhan yang dibuang. Kenapa aku tidak berpikir untuk menanamnya sepertimu ya?”
Burung gereja juga memberi tahu hewan-hewan lain untuk mengambil buah-buahan di halaman rumahnya. Sejak saat itu, setiap kali mereka memakan buah, mereka menyisihkan biji-bijinya untuk ditanam kembali, agar mereka tidak kelaparan lagi.
Baca juga kisah untuk anak-anak terbaik lainnya pada posting berikut ini:
- Kumpulan Cerita Anak Online Dari Filipina
- Dongeng Cerita Anak Prancis : Si Cantik Dan Si Buruk Rupa Bag II
- Cerita Dongeng Anak Dunia Terbaik dari Yunani
- Cerita Dongeng Anak Pendek Putri Merida Bahasa Inggris & Terjemahan
- Dongeng Cerita Anak dari Yunani : Beruang dan Lebah
- Cerita Dongeng Bacaan Anak SD Dengan Pesan Moral dari Yunani
- Dongeng Cerita Untuk Anak Anak Terbaik dari Yunani
- Contoh Cerita Anak Singkat Dengan Pesan Moral dari Yunani
- Cerita Abu Nawas Paling Lucu Dan Dongeng dari Korea Utara
- Contoh Cerita Anak Yang Mendidik (Dongeng Fabel Yunani)
Cerita Anak Anak : Petani yang Baik Hati
Di suatu desa, hiduplah seorang petani yang sudah tua. Petani ini hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya penuh dengan tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu. Musim dingin sudah tiba, pak petani tidak punya makanan, juga tidak mempunyai kayu bakar untuk menghangatkan diri. Hari itu pak petani hendak pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan. Ketika keluar dari rumah, dilihatnya ada sebutir telur tergeletak diatas tanah bersalju. Dengan hati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke dalam rumah.
Pak petani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi ke pasar untuk bekerja. Pak petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai telur itu menetas. Ternyata telur itu adalah telur burung camar. Mungkin induknya menjatuhkannya ketika hendak pindah ke tempat yang lebih hangat. Pak petani merawat burung camar kecil itu dengan penuh kasih sayang. Dia selalu membagi setiap makanan yang diperolehnya dari bekerja di pasar. Ketika harus meninggalkan burung camar itu sendirian, pak petani akan meletakkannya di dalam kardus dan menyalakan perapian agar burung camar tetap hangat.
Hari-hari berlalu, burung camar kecil tumbuh semakin besar. Pak petani sadar, burung camar ini tidak selamanya akan tinggal bersama dirinya. Dengan berlinang air mata, pak petani melepaskan burung camar itu agar pergi ke selatan, ke tempat yang hangat.
Burung CamarSuatu hari, pak petani terbaring sakit karena kedinginan. Dia tidak punya uang untuk membeli obat, kayu bakar dan makanan. Tok tok tok, terdengar suara dari pintu rumah pak petani. Ternyata burung camar itu kembali. Di paruhnya terdapat benih tanaman. Pak petani heran burung camar itu masih mengingatnya. Dibiarkannya burung camar itu masuk dan diberinya minum. Sambil memandang benih yang dibawa oleh burung camar, pak petani bertanya-tanya. Benih apakah ini? Dapatkah aku menanamnya di tengah musim dingin ini? Tanyanya dalam hati.
Burung camar keluar dari rumah pak petani, membuat lubang di halaman rumah pak petani lalu menanam benih itu. Ketika hari menjelang senja burung camar itu pergi meninggalkan pak petani. Esok harinya, keajaiban terjadi. Benih yang ditanam burung camar tumbuh menjadi pohon lengkap dengan buahnya hanya dalam sehari. Pak petani sangat terkejut melihatnya. Karena lapar, pak petani memakan buah pohon itu. Ajaib, tubuhnya menjadi kuat dan dia tidak merasa sakit. Karena keajaibannya, pak petani menamakan pohon itu Pohon Dewa, karena buahnya dapat membuat pak petani menjadi sehat kembali.
Pak petani merawat pohon itu dengan baik. Meskipun musim dingin, pohon itu terus berbuah dan tidak menjadi kering. Pak petani menjual buah itu dan mendapatkan banyak uang. Sekarang pak petani tidak lagi kedinginan dan kelaparan. Meskipun demikian, pak petani tetap murah hati, dia ingat bahwa apa yang diterimanya sekarang adalah buah dari ketulusannya menolong sesama makhluk hidup.
Baca juga dongeng cerita anak lainnya:
- Contoh Cerita Anak Mendidik Terbaik dari Nigeria
- Kumpulan Cerita Dan Dongeng Indonesia Terbaik (Kisah Fabel)
- Dongeng Cerita Abu Nawas dan Pencuri dari Timur Tengah
- Dongeng Cerpen Anak Sekolah Penuh Hikmah dari Korea
- Contoh Dongeng Cerita Anak Yang Mendidik dari Arab dan Francis
- Contoh Cerita Bergambar Untuk Anak SD dari Korea Selatan
- Dongeng Cerpen Anak Anak Terbaik dari Korea Selatan
Cerita Anak Anak : Gagak Yang Cerdik
Di suatu hari yang panas seekor Gagak sangat haus dan ingin minum. Sungai amat jauh dan sangat melelahkan jika terbang ke sana untuk minum. Ia tidak melihat kolam air di mana pun. Ia terbang berputar-putar. Akhirnya ia melihat sebuah kendi (tempat untuk membawa air yang besar perutnya yang terbuat dari tanah) di luar rumah.
Gagak terbang turun ke kendi itu. Di sana ada sedikit air di dasar kendi. Gagak memasukkan kepalanya ke dalam kendi tetapi ia tidak menggapai air itu. Ia memanjat ke atas kendi. Ia memasukkan lagi kepalanya ke dalam kendi tetapi paruhnya tidak bisa mencapai air itu.
Kemudian ia mencari akal. Gagak itu terbang tinggi dan kemudian turun menuju ke kendi untuk memecahkannya dengan paruhnya tetapi kendi itu amat kuat. Ia tidak dapat memecahkannya. Gagak itu keluar terbang kearah kendi kemudian ia menabrakkan sayapnya. Ia mencoba memecahkannya, agar airnya akan keluar membasahi lantai. Tetapi kendi itu amat kuat. Gagak itu amat letih bila harus terbang lebih jauh lagi. Ia berpikir ia akan mati kehausan.
Gagak itu duduk termenung di sarangnya. Ia berpikir terus menerus Ia tidak mau mati karena kehausan. Ia melihat banyak batu-batu kecil di tanah. Ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu itu dan memasukkannya ke dalam kendi. Ia memasukkan dan memasukkan terus. Air itu naik lebih tinggi setiap kali batu jatuh ke dalam kendi. Kendi itu hampir penuh dengan batu. Air telah naik sampai ke permukaan. Gagak yang pintar itu memasukkan paruhnya dan ia mendapatkan air. Pepatah mengatakan bahwa “ Jika ada kemauan pasti ada jalan. “ Gagak itu telah membuktikannya.
Temukan cerita dongeng anak lainnya:
- Cerita Anak Anak Singkat – Dongeng Terbaik dari Jerman dan Italia
- Cerita Sederhana Untuk Anak Sebagai Dongeng Sebelum Tidur
- Kumpulan Cerpen Anak Sekolah Dasar dari Jerman dan Yunani
- Kumpulan Cerpen Singkat Dunia Terbaik dari Nepal dan Cina
- 2 Dongeng Fabel – Cerita Bergambar Untuk Anak dari India
- Contoh Cerita Anak Fabel dari India
- Dongeng Fabel Cerita Anak Sekolah
- Cerpen Anak Sekolah SD dari Cina Terbaik Dunia