Ketika kami masih sekolah dasar, banyak sekali cerpen anak sekolah SD yang kami suka. Sebagian besar diantaranya sudah kami posting di blog ini.
Cerpen Anak Sekolah SD : Pemuda Pecinta Naga (Cina)
Ada seorang pemuda yang tinggal di salah satu desa. Pemuda itu sangat suka dengan naga. Semua hal yang berkaitan dengan dirinya, pasti bergambar naga.
Banyak lukisan naga di rumahnya. Ia memajangnya di hampir semua sudut ruangan. Baju-baju yang dia pakai juga bergambar naga.
“Apa kau tak takut dengan naga.” tanya salah satu temannya suatu hari.
“Aku suka dengan naga. Naga itu kuat dan bertubuh indah. Kau bisa melihatnya dari benda-benda yang kumiliki,”jawab pemuda itu.
Kecintaannya pada naga membuat salah satu naga yang tinggal di langit mengetahuinya. Naga itu sangat senang karena rupanya ada orang yang begitu mencintai naga.
“Aku akan berkunjung ke rumahnya. Pasti dia akan senang dengan kedatanganku,” ujar Naga.
Naga itu turun ke bumi, lalu pergi ke rumah si pemuda. Naga itu berniat untuk memberikan kejutan kepada pemuda itu.
“Lebih baik aku masuk lewat jendela supaya pemuda itu kaget dan senang,”ujar si Naga, hendak membuat kejutan.
Diam-diam Naga itu masuk ke rumah si pemuda. Ia masuk lewat jendela yang terbuka. Naga itu menunggu si pemuda pulang bekerja.
Hari sudah mulai sore, dan akhirnya pemuda itu pulang. Olala… ia kaget mendapati jendela yang terbuka. Ia baru ingat bahwa ia lupa menutup jendela rumah.
Pemuda itu bergegas masuk ke dalam rumah. Betapa kagetnya ia ketika melihat seekor naga yang begitu besar di dalam rumahnya.
“Hai, aku naga yang selama ini kau rindukan. Aku ingin berteman denganmu,” ucap Naga.
Bukannya senang, si pemuda malah takut bukan kepalang. Ia langsung lari ke luar rumah sambil berteriak ketakutan.
“Tolong! Tolong! Di rumahku ada naga!”
Naga jadi heran dengan perilaku pemuda itu Sebenarnya ia mencintai naga atau malah justru takut dengan naga? Kalau takut dengan naga, kenapa ia mengoleksi banyak sekali benda-benda yang bergambar naga? Merasa bingung, Naga pun kembali terbang ke langit. Ia tak akan lagi mengunjungi pemuda itu.
Pesan moral dari Cerpen Anak Sekolah SD : Pemuda Pecinta Naga (Cina) adalah coba koreksi dirimu sendiri soal menyukai sesuatu Apa kau benar-benar menyukai hal itu atau hanya sekadar mengenalnya
Cerita Anak Sekolah : Burung Dan Kerang (Cina)
Hari itu cuaca sungguh cerah. Banyak binatang yang keluar dari sarang untuk menikmati suasana yang indah itu. Kerang juga keluar dan laut untuk berjemur.
“Hari yang indah dan cerah,” gumam Kerang, tersenyum puas. “Benar-benar saat yang tepat untuk berjemur.”
Namun, saat sedang asyik berjemur, tiba-tiba datang seekor burung. Burung itu mengincar kerang untuk dijadikan makanannya.
“Hap! Kena kau,” ucap Burung.
Tetapi ternyata Kerang menjepit paruh burung dengan cangkangnya. Burung pun jadi kesakitan.
“Lepaskan aku, atau kau akan mati!” ancam Burung.
“Kau yang akan mati karena tak bisa makan,” balas Kerang.
Burung lalu membawa Kerang terbang ke suatu tempat. Ia terus saja menggeleng-gelengkan kepalanya agar Kerang bisa terlepas dan paruhnya. Namun, Kerang menjepitnya dengan sangat erat sehingga tak mudah bagi Burung untuk melepaskannya.
Burung berdiri di atas batu karang. Ia terus saja berusaha melepaskan din dari Kerang. Tiba-tiba, lewatiah seorang nelayan yang sedang mencari ikan.
“wah ada burung di sana. Aku bisa menangkapnya untuk santapan nanti malam,” ucap Nelayan.
Nelayan itu Iangsung melemparkan jaringnya ke arah burung. Burung yang tengah sibuk dengan paruhnya tak sadar bahwa ia sedang diincar oleh nelayan.
Hap! Akhirnya tertangkaplah Burung dan Kerang oleh wring nelayan. Olala… nelayan sangat senang melihat hasil tangkapannya. Rupanya tak hanya burung yang berhasil ia tangkap. Ia juga mendapatkan kerang yang sangat cantik.
“Hari ini memang hari keberuntunganku. Aku mendapatkan dua binatang sekaligus,” ucap Nelayan.
Nelayan itu sangat senang. Kemudian ia pun pulang dengan membawa binatang tangkapannya.
Pesan moral dari Cerita Anak Sekolah : Burung Dan Kerang (Cina) adalah jangan bertengkar, sebab hal itu hanya akan merugikan dirimu sendiri. Jika diperlukan, lebih baik mengalah. Perlu diingat, mengalah bukan berarti kalah