Kali ini kami memposting 2 cerita rakyat dan dongeng anak untuk papa mama bisa ceritakan malam nanti. Semoga dengan Papa dan Mama menceritakan dongeng ini, si kecil menjadi anak yang semakin dengan dengan Papa Mama, menjadi anak yang kreatif dan cerdas. Selamat mendongeng
Contoh Dongeng : Katak di Dalam Sumur
Dahulu kala, di sebuah sumur yang dangkal, hiduplah seekor katak. Setiap hari ia hidup nyaman, santai dan merasa ia benar-benar sangat beruntung.
Suatu hari di jalan lewatlah seekor kura-kura, dan katak ini menyapanya dengan gembira, mengajaknya untuk bertamu ke rumahnya.
Katak itu berkata, “Saya bisa bermain-main yang saya suka, ketika lelah beristirahat di sebuah lubang di dinding sumur. Disini ada udang kecil dan serangga untuk dimakan, ayo lihatlah sumurku, ini adalah surga saya di muka bumi.”
Mendengar cerita ini, kura-kura sangat ingin untuk pergi dan melihat tempat yang sepertinya sangat indah itu. Tapi saat sampai, ia terlalu gemuk, dan tidak bisa masuk ke dalam lubang sumur. Sambil mendesah ia berkata kepada katak cerita tentang laut,
“Laut, apakah kamu pernah melihat laut? Laut adalah hamparan besar biru. Kita bisa berenang menuju tempat-tempat jauh yang belum pernah anda bayangkan, kita bisa berenang ke bawah namun tidak pernah mencapai bagian paling dasarnya. Laut sangat dalam dan besar. Hanya ketika kita berada di laut dapat kita benar-benar merasa benar-benar bebas dan bahagia. ” Katak mendengar ini tercengang.
Dia begitu terkejut ia hanya bisa menatap dari kejauhan dengan matanya yang membesar.
Pesan moral dari contoh dongeng anak populer ini adalah jadi adik-adik, kita harus memiliki visi hidup yang luas dan besar, tidak memiliki visi hidup seperti katak dalam sumur, hanya melihat surga kecilnya saja di muka bumi. Orang yang memiliki pikiran luas, siap menghadapi tantangan, rajin belajar dan selalu mengembangkan diri untuk maju.
Contoh Cerita Rakyat Madura : Mencari Pengganti Raja
Di suatu kerajaan, ada seorang raja yang sudah tua. Dia mempunyai tiga orang anak laki-laki. Raja itu bingung memilih calon pengganti yang akan ditunjuk sebagai putra mahkota. Sebenarnya, bisa saja ia menunjuk salah seorang putra yang ia sukai. Akan tetapi, ia khawatir bahwa putra pilihannya itu tidak mencintai rakyatnya. Raja yang tidak cinta kepada rakyat, tentu saja tidak akan memikirkan nasib rakyatnya.
Akhirnya, sang raja mendapat ilham untuk menguji ketiga putranya. Ketiga putranya dipanggil untuk menghadap. Raja berkata, “Anak-anakku tercinta, saat ini aku akan menguji kalian dengan satu pertanyaan. Siapa yang paling bagus jawabannya maka ia berhak menjadi putra mahkota. Bagaimana, apakah kalian bertiga siap menjawab?”
“Siap,Ayah!”jawab ketiga putra itu.
“Pertanyaannya begini. Kalau kamu menjadi raja, seperti apa besar cintamu kepada rakyat?”
Putra tertua mengacungkan tangan. Raja mempersilakan anak itu menjawab.
“Cintaku kepada rakyatku setinggi gunung,” jawab putra tertua. Kemudian, putra kedua menjawab, “Cintaku kepada rakyatku setinggi bintang.”
“Kini, giliranmu untuk menjawab!” Kata raja kepada si bungsu.
“Cintaku kepada rakyatku seperti garam,” jawab si bungsu.
“Sekarang aku ingin tahu,mengapa cintamu kepada rakyatmu seperti gunung?” Tanya raja kepada putra tertua.
“Gunung itu tinggi dan besar. Di dunia ini tidak ada benda setinggi gunung. Karena itu, tidak ada yang bisa menandingi cintaku kepada rakyatku, “Jawab putra tertua.
”Di Pulau Madura ini tidak ada gunung, yang ada hanya bukit-bukit. Dimanakah engkau pernah melihat gunung?” tanya raja.
“Aku belum pernah melihat gunung. Kata orang, di Jawa banyak gunung yang tinggi sampai ke awan.”
“Engkau telah membuat perumpamaan dengan benda yang belum pernah engkau lihat,” Kata raja agak kecewa. Kemudian, dia menunjuk putra kedua untuk mengemukakan alasan.
“Bintang itu benda paling tinggi. Jika cintaku kepada rakyatku setinggi bintang, berarti cintakulah yang paling tinggi,” kata putra kedua.
“Mengapa cintamu kepada rakyatmu seperti garam?” tanya raja kepada si bungsu.
“Karena hidupku sehari-hari membuat garam bersama orang-orang kecil. Selain itu, setiap manusia mmerlukan garam pada saat makan. Jika cintaku seperti garam, berarti semua orang akan merasakan secara nyata wujud cintaku. Tak seorangpun rakyatku yang tidak mendapat cintaku. Itu maksud cintaku seperti garam,” jawab si bungsu.
Mendengar penjelasan si bungsu, raja mengangguk-angguk sambil tersenyum. Sepertinya, sang raja puas sekali dengan jawaban terakhir itu. Setelah diam sejenak, raja pun berkata,”Aku memutuskan, anak bungsuku yang berhak menjadi putra mahkota.”
Semoga Papa Mama dapat menemukan pesan moral yang terkandung dalam 2 Contoh Cerita Rakyat atau Dongeng Anak Populer Sepanjang Masa yang kami posting malam hari ini.
Baca juga dongeng rakyat terbaik kami seperti:
- Contoh Cerita Anak Pendek : Permohonan Yang Tulus
- Cerita Anak Singkat Untuk Si Kecil : Kisah Pengganda Uang
- Cerita Dongeng Anak Bergambar Asal Muasal Koala Pertama
- Cerita Dongeng Anak Pendek : Hadiah untuk Nenek
- Dongeng Cerita Anak Sebelum Tidur : Burung Merpati Dan Tikus
- Dongeng Cerita Bahasa Indonesia : Gopal yang cerdik
- Dongeng Cerita Tidur Anak : Pedagang yang Licik
- Contoh Cerita Anak Singkat : Fabel Kelinci yang Sombong