Tentunya sudah banyak sekali cerita dongeng singkat yang pernah kami posting. Jumlahnya sudah lebih dari 1000 kumpulan dongeng singkat yang pernah kami posting. Sebagian merupakan cerita dongeng pendek bahasa inggris sedangkan sebagian lagi kumpulan dongeng pendek binatang dalam Bahasa Indonesia.
Cerita Dongeng Singkat Dunia : Kegigihan Bian He
Bian He adalah seorang pemuda dari negara Chu. Suatu hari, ia menemukan sebuah batu giok yang belum dipahat dan digosok. Dengan senang hati, ia mengambil batu giok itu dan membawanya ke rumah.
“Aku akan menghadiahkan batu giok ini untuk Raja Li. Raja Li pasti akan sangat senang dengan pemberianku ini,” ucap Bian He.
Keesokan harinya, Bian He pergi ke istana untuk menemui raja. Raja sangat senang dengan kedatangan Bian He. Apalagi, Bian He memberi hadiah sebuah batu giok yang besar untuknya.
“Batu giok ini asli atau palsu?” tanya Raja Li saat melihat batu giok yang dibawa Bian He.
Meskipun Bian He sudah menjelaskan bahwa batu giok itu asli, namun Raja Li masih belum percaya. Ia pun memanggil seorang ahli batu giok dan menanyakan keasliannya.
“Ini bukan batu giok. Ini hanya batu biasa,” ucap ahli batu giok.
Mendengar hal itu, Raja Li sangat marah. Ia lalu menyuruh pengawal untuk memotong kaki kiri Bian He. Sungguh sedih hati Bian He. Ia pun pulang ke rumah dengan membawa batu giok itu dan tanpa kaki kiri.
Begitu pula dengan Raja Wu. Ia juga tak percaya saat Bian He memberikan batu giok itu kepadanya. Ia mengira batu giok itu hanya batu giok biasa. Bian He pun kembali kehilangan satu kakinya. Namun, ia tak mau menyerah. Ia masih percaya bahwa batu giok itu adalah giok asli
Bian He sangat sedih. Bukan karena kehilangan kakinya, melainkan karena tak ada yang memercayai perkataannya. Dia terus-menerus menangis tiap malam.
Hal itu pun diketahui oleh Raja Wen. Raja Wen merasa iba dengan Bian He.
“Kenapa kau terus menangis? Apakah karena kau kehilangan kedua kakimu?” tanya Raja Wen.
“Bukan. Aku menangis karena tak ada yang mau percaya kepadaku, bahwa batu yang aku miliki adalah batu giok asli,” isak Bian He.
Karena merasa amat kasihan, Raja Wen pun memerintahkan tukang pahat istana untuk memahat batu giok itu. Olala, benar saja, ternyata itu adalah batu giok yang sangat langka. Setelah batu itu dipahat, hasilnya sungguh sangat indah.
“Maafkan kami yang selama ini tak memercayaimu,” ujar Raja Wen.
Bian He sangat senang. Akhirnya, ia bisa membuktikan kebenaran. meskipun ia harus kehilangan dua kakinya.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Singkat Dunia : Kegigihan Bian He adalah berjuanglah untuk mengatakan kebenaran. Seperti Bian He yang tak kenal putus asa, meskipun tak ada yang memercayainya. Yakinlah, kebenaran pastiakan menang.
Dongeng Pendek Fabel : Domba yang Jahat
Di sebuah hutan yang rimbun, terlihat Domba dan Kuda sedang berbincang dengan amat serius.
“Kuda, aku dengar Serigala ingin memakan daging. Ia ingin memakan daging kuda,” ucap Domba.
Mendengar ucapan Domba, Kuda terkejut. Ia tak percaya karena ia, Domba, dan Serigala adalah sahabat baik. Apakah mungkin Serigala setega itu kepadanya?
“Lebih baik kau jauhi Serigala. Aku pun akan menjauhi Serigala. Aku takut dimakan olehnya,” lanjut Domba.
Awalnya, Kuda tak percaya. Namun karena Domba terus menghasutnya, lama-kelamaan Kuda pun percaya dengan ucapan Domba.
Hari berikutnya, Domba menemui Serigala. Lagi-lagi, mereka terlibat perbincangan yang sangat serius.
“Gawat, Serigala! Gawat!” kata Domba dengan napas tersengal-sengal.
“Gawat kenapa, Domba?” tanya Serigala, penasaran.
“Katanya, Kuda ingin melatih kekuatan kakinya. Ia ingin menendangmu,” lanjut Domba.
Serigala pun tak kalah terkejutnya. Tapi, ia tak begitu saja percaya. Kuda adalah sahabat yang setia, baik, dan suka menolong. Tidak mungkin Kuda bisa berbuat tega seperti itu.
“Lebih baik kau jauhi Kuda, daripada kau celaka. Aku juga akan menjauhinya. Aku takut ditendang olehnya,” ucap Domba saat melihat Serigala tak percaya.
Domba terus menghasut Serigala. Usahanya pun berhasil, Serigala percaya kepadanya. Serigala akan memakan Kuda, jika Kuda berani menendangnya. Domba tersenyum senang.
Suatu hari, Kuda dan Serigala bertemu. Mereka tampak saling berhati-hati. Kuda takut diterkam oleh Serigala. Begitu pula dengan Serigala, ia takut ditendang oleh Kuda. Olala, Serigala langsung berlari meninggalkan Kuda.
Melihat hal itu, Kuda merasa heran. Bukankah Serigala ingin memangsanya? Tapi, mengapa Serigala justru berlari tunggang-langgang? Karena penasaran, Kuda mengejar Serigala dan memanggilnya.
“Tunggu, Serigala! Kenapa kau berlari melihatku?” teriak Kuda.
Mendengar Kuda memanggilnya, Serigala pun berhenti.
“Aku takut ditendang olehmu,” jawab Serigala.
“Siapa yang bilang aku akan menendangmu?” tanya Kuda, semakin penasaran.
“Domba yang mengatakan itu. Jika kau menendangku, bisa-bisa tulangku patah,” balas Serigala.
“Aku tak mungkin menendangmu. Kau adalah sahabatku. Justru Domba mengatakan bahwa kau ingin memangsaku,” ucap Kuda, tak maukalah dengan Serigala.
“Aku tak mungkin memangsamu. Kau adalah sahabatku,” kata Serigala.
Setelah berpikir sejenak, barulah mereka berdua sadar. Ya!Mereka telah diadu oleh Domba. Sejak saat itu, mereka tak mau lagi berteman dengan Domba. Pukulan fisik memang sakit, tapi lebih sakit jika hati yangdisakiti.
Hikmah yang dapat dipetik dari dongeng Indonesia Domba yang Jahat adalah jangan suka mengadu domba teman, ya. Adu domba akan membuat teman kita merasa sangat sakit hati dan menjauhi kita.
Jangan lupa ikuti kami di https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/