Cerita dongeng bergambar kali ini bisa ayah bunda dongengkan untuk si kecil. Keduanya merupakan cerita fabel yang mengandung pesan moral didalamnya. Kami memang berkomitmen untuk selalu memposting kisah anak yang memiliki pelajaran yang dapat dipetik.
Cerita Dongeng Bergambar : Pelajaran Untuk Serigala
Hari ini, Burung Perkutut sangat senang. Ia memiliki banyak telur untuk dierami. Artinya, ia akan memiliki banyak anak.
Saking senangnya, Burung Perkutut bernyanyi dengan riang.
Tanpa ia sadari, Serigala mendengar nyanyian itu. Serigala tahu, bila Burung Perkutut bernyanyi, itu berarti ia memiliki banyak telur.
Serigala paling suka memakan telur burung
“Wah, aku akan kenyang sore ini,” ucap Serigala, senang.
Sore harinya, Burung Perkutut hendak pergi mencari makanan.
“Ibu pergi cari makan dulu ya, Nak. Hanya sebentar, kok. Jangan pergi ke mana-mana,” pesan Burung Perkutut kepada telur-telurnya.
Sementara itu, Serigala sudah menunggu bawah sarang Burung Perkutut.
Begitu Burung Perkutut pergi, Serigala langsung mengambil telur-telur itu.
Sepulangnya dari mencari makanan, Bu-rung Perkutut sangat terkejut. Ya! Sarangnya telah kosong.
Semua telurnya sudah tidak ada.
“Pencuri! Tolong, ada yang mencuri telurku!” teriak Burung Perkutut dengan sedih.
Semua burung yang mendengar teriakan Burung Perkutut langsung mendekat.
“Ada apa, Burung Perkutut?” tanya Burung Merpati.
“Telurku hilang, ada yang mencurinya,” jawab Burung Perkutut dengan terisak-isak.
Sontak, semua burung kaget sekaligus merasa resah.
“Bagaimana ini? Pencuri telur sedang berkeliaran. Bisa-bisa, telur kita menjadi sasaran berikutnya,” ucap Burung Kenari, ketakutan.
“Kita harus mencari cara untuk menangkap pencuri itu, dan memberi pelajaran kepadanya,” usul Burung Merpati.
Semua burung pun bekerja sama. Mereka mengumpulkan telur yang gagal menetas kepada Burung Merpati.
Telur-telur itu dijadikan umpan untuk menangkap pencuri telur.
Semua telur yang gagal menetas dikumpulkan di sarang Burung Merpati.
Sekarang, Merpati tinggal bernyanyi, agar pencuri telur tahu bahwa ada banyak telur di sana.
Benar saja. Serigala mendengar nyanyian Burung Merpati.
Ia pun ingin mencuri telur itu.
Sore harinya, Burung Merpati meninggalkan sarangnya untuk mencari makanan.
Inilah saatnya! Tanpa membuang waktu, Serigala mengambil telur-telur Burung Merpati, dan langsung melahapnya.
Tapi, apa yang terjadi?
Olala, setelah menghabiskan telur itu, tiba-tiba perut Serigala terasa sakit.
Ah, ia tak sadar jika telur yang dimakannya adalah telur busuk.
Saat Serigala sedang kesakitan, semua burung datang.
Tahulah mereka bahwa Serigala yang mencuri telur.
Burung-burung merasa merah dan tidak terima dengan perlakuan Serigala.
Mereka pun mengusir Serigala dari hutan tempat burung tinggal.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Bergambar adalah jangan suka mencuri milik orang, apalagi sampai membuat resah. Bisa-bisa, tidak ada yang sayang kepada kita. Malah, mungkin kita akan dibenci orang-orang. Jadi anak yang baik, ye.
Baca juga cerita dongeng terbaik lainnya:
- Kisah Cerita Anak : Kura-kura dan Monyet Pembohong
- Dongeng dan Cerita Anak : Serigala dan Landak
- Kumpulan Cerita Pendek Anak-Anak Indonesia
- Cerita Anak-Anak Pendek : Monyet, Tupai dan Serigala
- 5 Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dongeng Sebelum Tidur
- Cerita-Cerita Anak : Domba dan Bulu Emasnya
- Fabel Dongeng Sebelum Tidur : Gajah Yang Baik Hati
- Cerita Pendek Anak : Fabel Harimau dan Macan Tutul
- Cerita Anak : Asal Mula Pohon Kelapa
Dongeng Anak : Warna Bulu Burung (Amerika Serikat)
Jauh di dalam rimbanya hutan, hiduplah seekor ular hijau besar yang gagah.
Suatu pagi, perut ular itu keroncongan. Rupanya, ia belum makan selama beberapa hari.
Karena sangat lapar, ia pun bergegas untuk mencari makan.
Saat sedang melata, ia melihat beberapa kuntum bunga berwarna merah. Seketika, ia langsung melahap bunga berwarna merah itu.
Tapi, ia masih Iapar. Ia pun melanjutkan perjalanan untuk mencari makan.
Ketika menengok ke belakang, ia terkejut ketika mendapati ada bercak berwarna merah pada tubuhnya.
Saat hendak memeriksanya, tiba-tiba ia melihat kuntum bunga berwarna biru.
Tanpa berpikir panjang, ia pun memakan bunga berwarna biru itu.
Olala, sekarang tubuh ular memiliki bercak warna biru.
Ular itu menjadi sangat senang melihat tubuhnya berwarna. Ia pun memutuskan untuk memakan semua bunga berwarna, agar tubuhnya menjadi lebih cantik.
Benar saja. Kini, ular itu memiliki bercak-bercak kuning, oranye, ungu, biru, dan merah jambu.
Ia pun terkagum-kagum dengan warna tubuhnya.
Sementara itu, burung-burung yang mengetahui hal tersebut, menjadi sangat marah.
Mereka lalu berbondong-bondong menemui si ular.
“Lihatlah! Sekarang hutan jadi tidak berwarna indah lagi! Semuanya menjadi hijau, dan itu semua karena ulahmu.” ucap marah seekor burung.
Mendengar penjelasan burung, ular merasa sangat malu. Ia lalu merayap menjauh ke tempat yang gelap.
Di sana, dia mengguncang-guncangkan tubuhnya hingga kulitnya robek.
Perlahan-lahan, ular merayap keluar dari kulitnya.
Ia pun pergi dengan kulit barunya yang berwarna hijau seperti semula.
Tak lama kemudian, burung-burung mengetahui bahwa ular telah melepas kulitnya. Karena masih merasa kesal, mereka merobek kulit ular yang berwarna-warni tersebut.
Olala, tiba-tiba setiap burung berubah warna bulu menjadi merah, biru, oranye, dan merah jambu.
Alhasil, hingga sekarang, bulu burung memiliki warna-warna yang indah.
Pesan moral dari contoh dongeng anak ini adalah sayangilah tumbuhan dengan cara merawatnya dengan baik, bukan merusaknya.
Temukan cerita fabel atau cerita rakyat terbaik dunia berikut ini:
- Dongeng Hewan (Fabel) Terpopuler dari Papua
- Dongeng Indonesia Pendek Dari Papua
- Dongeng Hewan : Burung Cerdik dan Kucing Licik
- Kumpulan Dongeng Fabel : Kisah Dua Ekor Tikus
- Cerita Rakyat Dunia (Kumpulan Dongeng Dunia)
- kumpulan dongeng cerita rakyat : Singa dan Nyamuk
- Cerita Dongeng Anak : Matahari dan Angin Utara
- Kumpulan Dongeng Dunia – Kue Johnny
Baca juga kumpulan dongeng anak bergambar lainnya pada fanpage kami yaitu https://www.facebook.com/dongeng-cerita-rakyat
Kami merupakan penulis di https://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng