Negara Indonesia memiliki banyak sekali legenda rakyat yang populer. Sebagian besar dari cerita rakyat tersebut sudah pernah kami posting di blog ini. Kali ini kembali kami menerbitkan kumpulan legenda Indonesia terbaik untuk di ceritakan kepada anak-anak.
Pada setiap cerita bisa kita sisipkan pelajaran, agar anak bisa lebih menyerap hikmah dari sebuah cerita. Oleh karena itu kumpulan cerita rakyat ini sangat cocok jika dijadikan sebagai dongeng pengantar tidur.
Rasanya sudah banyak kami posting apa saja manfaat menceritakan dongeng sebelum anak tidur, Papa dan Mama bisa menggunakan menu pencarian jika ingin mengetahui keuntungan dari membacakan cerita anak sebelum si kecil tidur.
Koleksi dongeng rakyat yang kami posting hari ini sangat cocok jika ingin Papa dan Mama jadikan bahan untuk mendongeng. Ini dia dongeng legenda nusantara paling populer di negera kita.
Kumpulan Legenda Indonesia Pendek Terbaik untuk Dongeng Sebelum Tidur
1. Legenda Tujuh Kepala Ular
Pada suatu masa rakyat kerajaan Kutei Rukam di Lebong, Bengkulu, senang. Putra Mahkota Gajah Meram akan menikahi seorang putri dari Kerajaan Suka Negeri.
Raja Bikau Bermano meminta rakyatnya untuk menyiapkan pesta yang hebat. Salah satu prosesi pernikahan adalah pengantin wanita dan mempelai pria harus mandi di Danau Tes. Ketika mereka sedang berenang, tiba-tiba sang pangeran dan sang putri menghilang.
Para tentara segera melompat ke danau. Tetapi mereka tidak dapat menemukan pangeran dan putri. Mereka benar-benar bingung mengapa pangeran dan putri tiba-tiba menghilang.
Mengetahui hal itu Raja sangat sedih. Dia meminta semua prajurit untuk berenang. Namun tetap saja pangeran dan puteri tidak dapat ditemukan. Belakangan seorang lelaki suci tua mendatangi raja.
Dia mengatakan bahwa pangeran dan putri diculik oleh ular berkepala tujuh. Dia adalah raja ular dan dia memiliki banyak prajurit ular. Satu-satunya orang yang bisa membantu adalah seorang pemuda yang memiliki keterampilan hebat dalam seni bela diri dan kekuatan gaib.
Pria muda yang ia maksudkan adalah putra bungsu raja. Namanya adalah Pangeran Gajah Merik. Dia juga murid dari orang suci itu. Raja sangat tersentuh ketika Pangeran Gajah Merik bersedia menemukan kakak laki-lakinya dan istri saudaranya.
Orang suci memberi tahu Pangeran Gajah Merik agar tidak takut pada bangsa ular.
Pangeran Gajah Merik pun masuk ke dalam danau dan melawan tentara ular dengan berani. Tentara ular tidak bisa melawannya. Gajah Merik sangat kuat. Dia bisa dengan mudah membunuh tentara ular.
Dan akhirnya dia berhadapan langsung dengan raja ular. Dia adalah ular berkepala tujuh. Raja ular sangat marah, mengetahui para tentaranya banyak yang mati ditangan pangeran Gajah Merik.
“Hei, kamu manusia! Mengapa kamu membunuh semua prajuritku?” tanya raja ular.
“Mereka berusaha menghentikanku. Aku ingin membebaskan kakak laki-lakiku dan istrinya.”
“Aku akan membebaskan mereka. Tapi kamu harus melakukan dua hal. Pertama kamu harus membuat prajuritku yang mati hidup lagi. Dan kedua, kamu harus mengalahkan aku tentu saja. Hahaha.”
Dengan kekuatannya, Gajah Merik menyentuh ular yang mati. Hebatnya, mereka hidup kembali. Kemudian, pangeran dan raja ular berkelahi.
Berbeda dengan prajurit ular, raja ular itu sangat kuat. Dia hampir membunuh Gajah Merik. Untungnya, Gajah Merik memiliki kesaktian yang lebih baik. Dan setelah bertarung selama tujuh hari. Gajah Merik memenangkan pertarungan. Raja ular meminta Gajah Merik untuk memaafkannya dan membebaskannya. Gajah Merik merasa kasihan dan dia membiarkan raja ular dan pasukannya pergi.
Kemudian, Gajah Merik membawa Gajah Meram dan istrinya kembali ke istana. Raja sangat senang. Ia juga berencana menjadikan Gajah Meram menjadi raja baru. Namun, Gajah Meram menolaknya. Dia mengatakan Gajah Merik lebih baik menjadi raja berikutnya. Dia sangat berani dan kuat. Dia juga memiliki hati yang luar biasa. Dia rela mengorbankan dirinya.
Gajah Merik setuju untuk menjadi raja berikutnya. Tetapi dia meminta ayahnya untuk membiarkan raja ular dan prajuritnya menjadi prajuritnya. Raja setuju. Sejak itu, raja ular dan prajuritnya menjadi prajurit Gajah Merik.
Hingga saat ini, masyarakat di Lebong, Bengkulu, meyakini bahwa ada ular berkepala tujuh yang menjaga danau Tes. Mereka tidak berani mengatakan kata-kata buruk saat melintasi danau. Kalau tidak, ular berkepala tujuh ini akan marah, dan bisa menyebabkan kerjadian yang tidak diinginkan.
Baca juga cerita rakyat lainnya seperti:
- Cerita Dongeng Legenda : Telur Naga Putih
- Contoh Dongeng Legenda Indonesia dari Jambi
- Legenda Dongeng Putri Duyung Ariel Yang Cantik dan Pangeran Erik
2. Cerita Legenda Terjadinya Danau Toba
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah kering.
Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah.
Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan.
Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.
Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan yang ada.
Pada suatu hari anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata: “dasar anak keturunan ikan!”Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba
Cerita lengkap asal usul Danau Toba bisa di baca diposting berikut:
- Cerita Legenda Danau Toba : Dongeng Rakyat Sumatera Utara
- Dongeng Legenda Indonesia : Asal Mula Telaga Bidadari
3. Dongeng Legenda Sangkuriang
Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu.
Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.
Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan.
Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya.
Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi.
Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.
Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi demi melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan.
Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.
Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.
Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama “Tangkuban Perahu.”
Baca cerita legenda lengkapnya di posting berikut ini:
- Legenda dan Asal Usul Cerita Danau Toba dan Pulau Samosir Lengkap
- Cerita Legenda Danau Toba : Dongeng Rakyat Sumatera Utara
4. Legenda Nusantara Loro Jonggrang
Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian?
Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging.
Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam.
“Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya.
Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita.
“Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang.
“Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang.
Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso.
“Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”.
Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan.
Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso.
Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide.
“Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya.
“Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”.
“Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah.
“Seribu buah?” teriak Bondowoso.
“Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah.
Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi.
Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya.
“Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat.
“Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”
Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar.
“Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso.
“Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin.
“Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin.
“Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati.
Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami.
“Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung.
Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing.
“Wah, matahari akan terbit!” seru jin.
“Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain.
Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi.
“Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!.
“Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”.
Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka.
“Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang.
“Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.
Itulah dia legenda Roro Jonggrang yang berasal dari daerah Yogyakarta
Baca dongeng lainnya di :
5. Cerita Legenda Singkat Rakyat Timun Mas
Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja.
Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan keraksasa itu untuk disantap.
Mbok Sirnipun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas.
Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama timun emas.
Semakin hari timun emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni amat takut kehilangan timun emas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa,semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju.
Mbok Sirnipun semakin sayang pada timun emas, setiap kali ia teringat akan janinya hatinyapun menjadi cemas dan sedih.
Suatu malam mbok sirni bermimpi, agar anaknya selamat ia harus menemui petapa di Gunung Gundul. Paginya ia langsung pergi. Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya dirumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada timun emas, dan disuruhnya timun emas berdoa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun emaspun disuruh keluar lewat pintu belakang untuk Mbok sirni.
Raksasapun mengejarnya. Timun emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun.
Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa.
Lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon banbu yang sangat tinggi dan tajam.
Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar. Timun emaspun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya.
Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitannya raksasa dapat melewati.
Yang terakhit Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasapun mati.
” Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini ” Timun Emas mengucap syukur. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.
Baca kisah lengkapnya di posting sebelumnya yaitu:
6. Legenda Indonesia dari Jakarta : Si Pitung Jagoan Betawi
Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.
Pada waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, kumpeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke dan para Tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh para centeng yang galak.
Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya.
Kesuksesan si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat yang tinggi serta dikhabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua, orang-orang tidak mau menceritakan dimana si Pitung kini berada. Namun demikian orang kaya korban perampokan Si Pitung bersama kumpeni selalu berusaha membujuk orang-orang untuk membuka mulut.
Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa penduduk memberi keterangan. Pada suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan tanah kaya berhasil mendapat informasi tentang keluarga si Pitung. Maka merekapun menyandera kedua orang tuanya dan si Haji Naipin. Dengan siksaan yang berat akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang dimana Si Pitung berada dan rahasia kekebalan tubuhnya.
Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni pun menyergap Si Pitung. Tentu saja Si Pitung dan kawan-kawannya melawan. Namun malangnya, informasi tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.Meskipun demikian untuk Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.
Baca posting lengkap dari contoh legenda Betawi ini di posting berikut:
- Cerita Rakyat Paling Pendek dari Riau : Legenda Aji Bonar
- Cerita Dongeng Daerah Riau : Legenda Putri Pandan Berduri
7. Legenda dari Jawa Barat : Si Kabayan Membayar Hutang
Pada suatu saat si Kabayan memiliki banyak hutang pada rentenir Arab sehingga membuatnya pusing memikirkannya.
Hal ini karena hutang Kabayan terus bertambah karena adanya bunga berbunga.
Bagaimana dia bisa membayar utangnya ketika dia tidak lagi memiliki satu hal pun yang bisa dia jual bahkan hanya untuk membayar sebagian dari jumlah utangnya?
Dia berpikir dan berpikir, dan akhirnya dia menemukan sebuah rencana untuk melunasi hutang dan sekaligus memberi pelajaran pada rentenir.
“Akhirnya!” katanya kepada istrinya. “Sekarang aku tahu apa yang harus dilakukan!”
Istrinya menyetujui usulnya, bahkan menyambutnya dengan sangat antusias, dan melanjutkan untuk membantunya melaksanakannya.
Pertama-tama dia mengisi bak cuci dengan arak dan menebarkan kapuk ke lantai di sebelah bak mandi. Si Kabayan mandi dalam anggur, dan menggulung tubuhnya yang basah di sekitar dan di dalam kapuk sampai ia putih berbulu.
Kemudian dia merangkak ke dalam kandang ayam besar.
Tidak lama kemudian orang Arab datang ke rumah Si Kabayan untuk menaih hutang.
“Kabayan tidak di rumah,” kata istrinya kepada orang Arab itu.
“Dimana dia ?” tanya si Arab.
“Dia pergi untuk tampil di hadapan Raja.”
“Sang Raja?” tanya orang Arab itu dengan heran. “Apa yang telah terjadi ?”
“Dia pergi untuk melaporkan kepada Raja bahwa dia telah menemukan dan menangkap burung yang sangat langka.”
“Burung langka? Burung jenis apa? ” Orang Arab menunjukkan keinginannya untuk melihat burung aneh, tetapi istri Si Kabayan menolak.
Kabayan hanya akan menunjukan hewan langka dan indah ini kepada Raja, dan jika dia membiarkan orang Arab melihatnya, dia berkata, Kabayan akan sangat marah, karena Kabayan telah mengatakan secara khusus bahwa tidak ada orang lain yang melihat burung di hadapan Raja sendiri .
Penjelasan ini hanya meningkatkan keinginan orang Arab untuk melihat burung Kabayan.
Dan dengan sedikit memaksa, akhirnya istri kabayan bersedia menunjukan burung ajaib itu kepada rentenir.
Membiarkan dirinya dibujuk, istri Kabayan membawa si Arab ke bagian belakang rumah, di mana dia menunjuk ke kandang ayam yang ditutupi dengan selembar kain.
Penuh rasa ingin tahu, orang Arab itu mengangkat ujung kain. Saat dia mengangkatnya sedikit lebih tinggi, Si Kabayan keluar dari kandang, dan berteriak “ba-ra-ka-tak-tak; ba-ra-ka-tak-tak ”, dia berlari keluar dari pandangan.
Istri Si Kabayan mulai menangis. “Oh, oh,” isaknya. “Lihat apa yang telah kau lakukan! Apa yang akan saya sampaikan kepada Kabayan, dan apa yang akan dikatakan Raja. Saya harus memberi tahu dia bahwa semua kesalahan Anda bahwa burungnya berhasil lolos. Dan kemudian Kabayan harus memberi tahu Raja. Oh, oh! “
Orang Arab itu ketakutan.
“Tolong jangan,” pintanya. “Tolong jangan beri tahu Kabayan dan Raja. Sebagai gantinya semua hutang Kabayan saya anggap lunas. Tapi jangan laporkan ini kepada Kabayan dan Raja.” Ucap si Rentenir Arab ketakutan
Akhirnya hutang si Kabayan kepada Rentenir Arab pun lunas.
Baca juga: Legenda Cerita Batu Menangis
8. Legenda Keong Emas
Pada zaman dahulu hiduplah Pangeran Raden Putra dan Dewi Limaran yang merupakan pasangan suami-istri.
Mereka hidup di istana dan menjalani kehidupan sebagai putra raja yang berkuasa pada saat itu.
Pada suatu hari, Dewi Limaran sedang bermain-main di taman istana.
Saat itulah dia melihat seekor siput sedang berjalan merambat di taman.
Penasaran Dewi Limaran mengambil siput itu, namun dia segera merasa jijik.
“Yuck!” teria Dewi Limaran lalu membuang siput itu ke sungai.
Dia sama sekali tidak menyadari bahwa siput itu ternyata adalah seorang penyihir tua yang sangat sakti.
Penyihir itu dapat mengubah dirinya menjadi hewan apa saja.
Penyihir itu tersinggung dan marah kepada Dewi Limaran, karena telah melemparnya.
Penyihir itu memantrai Dewi Limaran dan mengubahnya menjadi siput emas.
Penyihir itu lalu membuang siput emas Dewi Limaran ke sungai.
Siput emas itu hanyut di sungai dan tertangkap di jaring milik seorang wanita tua.
Saat itu si wanita tua itu sedang memancing dan menggunakan jalanya untuk menangkap ikan.
Dia sangat terkejut melihat siput emas di jaringnya.
Dia mengambilnya dan membawanya pulang.
Ketika wanita tua itu bangun di pagi hari, dia terkejut bahwa rumah itu dalam kondisi bersih dan rapi.
Lantai sudah disapu dan dipel.
Dan makanan sudah terhidang di atas meja.
Dia berpikir sangat keras.
“Siapa yang melakukan ini padaku? Orang itu sangat baik.”
Itu terjadi berulang-ulang setiap pagi.
Wanita tua itu sangat penasaran.
Suatu malam dia memutuskan untuk tidak tidur untuk mengetahui rahasia aneh tersebut.
Dia mengintip dari kamarnya untuk mengetahui siapa yang memasak untuknya. Kemudian, dia tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya.
Siput emas yang ia tangkap di sungai berubah menjadi wanita cantik. Wanita tua itu mendekatinya.
“Siapa kamu, gadis cantik?” tanya si wanita sambil keluar dari kamarnya.
“Aku Dewi Limaran, Bu. Seorang penyihir mengutukku. Aku hanya bisa berubah menjadi manusia di malam hari,” jelas Dewi Limaran.
Diapun menjelaskan kejadian yang menyebabkan dia berwujud sebagai seekor siput.
“Mantra itu bisa hilang jika aku mendengar suara dari gamelan suci,” lanjut Dewi Limaran.
Wanita tua itu kemudian bergegas ke istana.
Dia berbicara dengan Pangeran Raden Putra tentang istrinya.
Pangeran Raden Putra sangat senang mengetahui keberadaaan istrinya.
Dia telah mencari istrinya di mana-mana.
Dia kemudian berdoa dan bermeditasi.
Dia meminta para dewa untuk memberinya gamelan suci.
Dia ingin mematahkan mantra penyihir.
Setelah beberapa hari berdoa dan bermeditasi, akhirnya para dewa mengabulkan keinginannya.
Dia segera membawa gamelan suci ke rumah wanita tua itu.
Dia memainkannya dengan indah.
Dan kemudian siput emas berubah menjadi Dewi Limaran yang cantik.
Pasangan itu begitu bahagia sehingga mereka bisa bersama lagi.
Mereka juga berterima kasih kepada wanita tua itu atas kebaikannya.
Sebagai imbalan, mereka memintanya untuk tinggal di istana.
Baca versi cerita rakyat keong mas lainnya pada posting berikut ini:
9. Legenda Asal Mula Situ Bagendit
Nyai Bagendit adalah seorang janda.
Dia adalah orang terkaya di desa.
Dia memiliki rumah yang sangat besar dengan banyak perhiasan.
Dia juga memiliki banyak pelayan yang bekerja untuknya.
Selain kekayaan, Nyai Bagendit juga dikenal karena sikap buruknya.
Dia sangat pelit dan tidak suka membantu orang lain.
Setiap kali penduduk desa membutuhkan uang, mereka meminjam uang darinya. Namun, ketika mereka mengembalikannya, penduduk desa harus membayar dua kali lipat.
Jika mereka tidak bisa mengembalikan hutangnya, Nyi Bagedit akan meminta para pengawalnya untuk mengambil barang milik penduduk desa dengan paksa.
Nyai Bagendit juga membenci sangat membenci pengemis.
Dia mengira pengemis itu orang malas.
Dia tidak pernah merasa kasihan pada pengemis yang datang ke rumahnya.
Maka ketika suatu hati seorang pengemis tua datang ke rumahnya, Nyai Bagendit langsung mengusirnya.
“Pergilah, wanita tua pemalas! Keluarlah dari rumahku!” kata Nyai Bagendit.
“Tolong, Nyai, beri aku uang atau beri aku makan. Aku lapar sekali”, kata pengemis itu.
“Makanan? Kamu minta makanan? Ini rumahku, bukan restoran. Pergi sekarang! Aku tidak ingin melihatmu di sini!” Nyai Bagendit kemudian melemparkan batu ke pengemis tua itu .
Pengemis tua itu sangat sedih. Dia kemudian berkata, “Nyai Bagedit, aku tahu kamu adalah orang kaya di desa ini. Kamu punya apa-apa tetapi kamu tidak pernah membantu orang lain. Kamu tidak bersyukur kepada Tuhan. Tunggu hukuman dari Tuhan. Kamu akan dihukum!”
Pengemis tua lalu meninggalkan rumah Nyai Bagedit.
“Ha ha ha! Kamu benar. Aku orang terkaya di sini. Jadi tidak ada yang bisa menghukumku, bahkan Tuhan pun tidak bisa menghukumku!” Nyai Bagendit sangat sombong.
Nyai Bagendit kemudian kembali ke rumah besarnya. Tidak lama setelah itu, gempa bumi terjadi. Rumahnya roboh.
Nyai Bagendit menangis minta tolong. “Bantu aku! Seseorang tolong bantu aku!”
Tapi tidak ada yang mendengarkan dia menangis minta tolong.
Tidak ada orang di desa yang merasakan gempa. Hebatnya, gempa hanya terjadi di rumah Nyai Bagendit.
Tanah di rumahnya terbelah. Saking besarnya, seluruh rumah Nyai Bagendit, dan semua hartanya hilang.
Penduduk desa baru saja menyaksikan apa yang terjadi pada Nyai Bagendit dan rumahnya.
Mereka tercengang. Mereka tahu bahwa Tuhan menghukum Nyai Bagendit karena berperilaku buruk dan tidak pernah menolong orang lain.
Perlahan-lahan, tempat berdiri rumah Nyai Bagedit menjadi danau.
Sejak saat itu, orang menamakan danau tersebut dengan Situ Bagendit yang artinya Danau Bagendit .
Apa yang dimaksud dengan Legenda?
Pengertian Legenda
Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor
Menurut Buku Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang berkaitan dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat. Contohnya: Sangkuriang, Batu Menangis, dan Legenda Pulau Giliraja.
Sumber wikipedia
Apa saja legenda Nusantara yang populer di masyarakat?
- Asal Mula Danau Toba
- Legenda Cerita Batu Menangis
- Cerita Rakyat Nyi Roro Kidul Laut Selatan
- Cerita Rakyat Rawa Pening Dari Jawa Tengah
- Legenda Cerita Malin Kundang Asli Sumatera Barat Indonesia
- Cerita Rakyat Sangkuriang dari Jawa Barat
- Cerita Rakyat Roro Jonggrang | Dongeng Candi Prambanan
- Legenda Putri Duyung
- Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari + Hikmahnya
- Cerita Legenda Timun Mas – Dongeng Rakyat Jawa Tengah
- Cerita Rakyat Indonesia Keong Mas (Populer)
- Cerita Rakyat Situ Bagendit – Dongeng Sunda
- Cerita Rakyat Banten Dongeng Telaga Warna
- Cerita Rakyat Lutung Kasarung – Dongeng Sunda Penuh Pesan Moral
- Dongeng Cerita Anak Bawang Merah Bawang Putih Lengkap
- Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah
- Semua cerita rakyat tersebut merupakan link yang bisa Papa dan Mama klik jika ingin membaca lebih lanjut. Dan banyak yang lain yag bisa di temukan di kategori Cerita Rakyat Nusantara
Apa manfaat dari menceritakan legenda untuk si kecil?
Sebenarnya menceritakan legenda memberikan manfaat yang sama dengan menceritakan dongeng yaitu:
- Meningkatkan Keterampilan Bahasa.
- Meningkatkan Memori.
- Mengembangkan Berpikir dan Imajinasi Kreatif.
- Meningkatkan Pemahaman Budaya.
- Meningkatkan antusiasme untuk membaca
- Meningkatkan komunitas di antara anak-anak
- Meningkatkan keterampilan mendengarkan
- Anjurkan menulis, karena anak usia sekolah akan ingin menulis cerita mereka sendiri
- Biarkan anak-anak terlibat dalam pembelajaran
- Mendorong pembicaraan dan diskusi yang terarah
Namun salah satu kelebihan dari legenda adalah anak-anak akan mempelajari budaya, adat istiadat, sejarah terjadinya daerah dan pengetahuan lain dari suatu negeri.
Apa kelebihan membacakan legenda secara langsung dibandingkan dengan si kecil menonton video cerita rakyat atau dongeng?
Menceritakan legenda/dongeng/cerita rakyat secara langsung kepada si kecil memiliki berbagai manfaat yaitu:
- Meningkatkan rasa percaya si kecil kepada orang tua
- Memberikan rasa hangat, nyaman dan kedekatan si kecil kepada orang tua.
- Orang tua dapat menyisipkan secara langsung pesan, pelajaran atau hikmah yang bisa dipetik.
- Orang tua dapat menerangkan saat si kecil tidak mengerti.
- Adanya komunikasi dua arah antara anak dan orang tua.
- Lebih meningkatkan imajinasi dan kreatifitas anak dibanding dengan menonton video.
Darimanakah sumber cerita legenda untuk si kecil?
- Blog dongengceritarakyat.com
- https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/ fanspage ini berisi dongeng dan cerita rakyat Nusantara dan Dunia
- https://www.youtube.com/channel/UC_ay1jdDqXucE6Gk7FhVz5Q Channel youtube yang berisi kumpulan dongeng dunia
- Cerita Rakyat Indonesia
- Cerpen