Cerita rakyat Cina dan Laos selalu mengandung pesan moral yang baik. Kakak punya banyak sekali kumpulan dongeng singkat dari dua negara ini. Semuanya sederhana dan mudah dipahami oleh sikecil. Kakak yakin adik-adik bakal suka dengan kumpulan cerita rakyat singkat yang kakak miliki. Selamat membaca.
Kumpulan Dongeng Singkat Cina : Cengcorang Menghadang Kereta Kuda
Suatu hari, Raja Qi pergi berburu dengan para pengawalnya. Saat kereta kuda melaju cepat di sebuah jalan, seekor cengcorang berdiri di tengah jalan sambil memasang kuda-kuda. Jelas sekali cengcorang hendak menantang dan menahan kereta kuda yang melaju.
Terkejut melihat sikap cengcorang itu, Raja Qi memerintahkan kereta kuda untuk berhenti dan bertanya binatang apakah itu. Raja Qi diberitahu bahwa itu adalah binatang cengcorang. Pembantu Raja Qi juga mengatakan, cengcorang akan berdiri tegak saat dirinya menantang musuh. Dia tidak pernah takut pada musuh-musuhnya.
Raja Qi diam sejenakdan berkata, “Sayang sekali, cengcorang hanya seekor serangga. Jika ia seorang laki-laki, dia pasti menjadi prajurit paling berani di dunia.”
Saat para prajurit mendengar kata-kata Raja Qi, mereka tersentuh dan berjanji akan mengabdikan seluruh hidupnya untuk kerajaan. Kemudian, Raja Qi memerintahkan agar kereta kuda dan seluruh rombongan berjalan menepi menghindari tempat cengcorang berdiri agar cengcorang tidak terlindas.
Cerita tentang cengcorang yang menghadang kereta kuda Raja Qi menyebar ke seluruh negeri. Cerita itu mempunyai pesan tentang keberanian.
Namun, seiring berjalannya waktu, cerita tentang cengcorang menghadang kereta kuda itu berubah makna jadi sindiran untuk seseorang yang menilai dirinya terlalu tinggi. Sebab, tidak mungkin seekor cengcorang mengalahkan kereta kuda.
Hingga kini, jika ada seseorang yang menilai dirinya terlalu tinggi, ia sering diperingatkan menggunakan kata-kata, “Jangan seperti cengcorang menghadang kereta.”
Pesan Moral dari Kumpulan Dongeng Singkat Cina : Cengcorang Menghadang Kereta Kuda adalah jangan jadi anak yang sombong. Jadilah anak yang rendah hati. Percaya diri adalah hal yang baik, namun kita juga harus mampu menilai kemampuan diri kita sendiri.
Kumpulan Cerita Rakyat Singkat Laos : Tongni Dan Saemi
Dahulu kala, di Laos, hiduplah sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka adalah Tongni dan Saemi.
Walaupun umur mereka baru enam belas tahun, mereka ingin sekali menikah. Namun demikian, orangtua Tongni tidak setuju anak laki-lakinya itu menikah dengan Saemi yang berasal dari suku Hmong.
Berapa kali pun Tongni menyatakan niatnya menikahi Saemi, orangtuanya tetap tidak mengizinkan. Hati Tongni hancur. la jatuh sakit dan akhirnya meninggal karena patah hati.
Mendengar kematian Tongni, Saemi sangat bersedih. la tidak tahu apakah ia masih bisa hidup tanpa kekasih sejatinya itu.
Setelah Tongni dikubur, Saemi pergi ke makamnya. la membawa nasi, ayam goreng, dan kue ke makam Tongni. la berdoa kepada Dewa agar Tongni dihidupkan kembali.
Hari pertama, Saemi memanggil Tongni. Tapi, ia tidak bangun. Hari kedua, Saemi memanggil nama Tongni. Tapi, Tongni tetap saja tidak bangun. Begitu seterusnya sampai tiba hari ketujuh.
Para Dewa pun merasa kasihan pada Saemi. Akhirnya Tongni hidup kembali pada panggilan ketujuh. Saemi begitu bahagia kekasihnya telah kembali.
Lalu, mereka berdua pergi ke rumah orangtua Tongni dan memohon agar dinikahkan. Hati orangtua Tongni yang keras pun akhirnya melunak. Mereka terharu oleh ikatan cinta anaknya dan Saemi.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Laos : Tongni Dan Saemi adalah Kejarlah cita-cita dan keinginanmu dengan cara yang baik. Jangan mudah menyerah untuk mendapatkan apa yang karnu inginkan.
Kumpulan Dongeng Pendek Laos : Kao Fong Dan Suta
Dahulu kala, ada dua orang sahabat bernama Kao Fong dan Suta. Mereka berdua menderita cacat. Mata Kao Fong buta dan kaki Suta Iumpuh.
Suatu hari, mereka rnemutuskan untuk berpetualang. Kao Fong yang buta menggendong Suta yang Iumpuh. Lalu, Suta yang bisa melihat menjadi penunjuk arah.
Setelah lama berjalan, mereka merasa lapar. Kebetulan, Suta melihat sebuah lubang di batang pohon. la mengira itu adalah sarang burung. Padahal, itu adalah sarang ular.
“Itu ada Iubang sarang burung. Kau naiklah ke pohon itu, Kao Fong,” kata Suta.
Kao Fong menurunkan Suta. Lalu, Kao Fong naik ke atas pohon sesuai arahan Suta.
Setelah sampai di atas pohon, tangan Kao Fong merogoh Iubang dan menarik keluar seekor ular. “Apa ini yang aku pegang, Suta?” tanya Kao Fong.
Suta tidak menjawabnya karena khawatir Kao Fong akan terkejut dan jatuh. Lalu, ular itu me- nyemburkan bisanya ke mata Kao Fong. Tiba-tiba, mata Kao Fong bisa melihat.
Setelah bisa melihat, Kao Fong kaget melihat ular di tangannya. la marah kepada Suta karena mengira Suta hendak mencelakainya.
Kao Fong segera melemparkan ular ke arah Suta. Ketakutan dengan ular, Suta pun berdiri dan berlari terbirit-birit. Suta pun sembuh dan tidak lumpuh lagi.
Akhirnya kedua sahabat itu berbaikan. Kao Fong sadar bahwa Suta sebenarnya tidak bermaksud mencelakainya. Mereka pun melanjutkan petualangan sebagai manusia normal.
Pesan Moral dari Cerita anak Pendek : Kao Fong dan Suta adalah Jagalah persahabatan kalian. Antara sahabat tidak boleh. Saling mencelakai. Antara sahabat juga harus saling melindungi.
Baca kumpulan dongeng singkat lainnya di blog kesayangan kita dongengceritarakyat.com pada artikel kakak berikut ini Kumpulan Cerita Dongeng Singkat Anak dan Kumpulan Dongeng Anak-Anak Dunia Populer