Jenang Perkasa yang Bijaksana dan Legenda Pande Gelang adalah dua contoh cerita rakyat indonesia terbaik yang memiliki amanat moral yang sangat baik. Pada artikel sebelumnya kami telah memposting Daftar Dongeng Cerita Rakyat Indonesia Terbaik yang wajib adik-adik ketahui. Bagaimana serunya cerita rakyat Indonesia yang Kakak posting kali ini, bisa kalian baca sekarang juga.
Contoh Cerita Rakyat Indonesia : Legenda Jenang Perkasa
Kisah Rakyat Indonesia Putri Pandan Berduri – dari Kepulaun riau
“Owekkkk.. . owekkk…,” Terdengar suara tangis bayi dari arah semak-semak. Batin Lagoi, pemimpin Suku Laut di Pulau Bintan, mendengar suara tangisan itu. Ia segera menyusuri semak-semak dan menemukan seorang bayi perempuan yang cantik.
“Anak siapa ini? Siapa yang tega membuang bayi secantik ini?” katanya dalam hati. Batin Lagoi membawa bayi tersebut ke rumahnya dan memberitahu ke seluruh Pulau Bintan. Tapi, tak seorang pun yang mengakui bayi itu sebagai anaknya.
Batin Lagoi akhirnya mengangkat bayi itu sebagai anaknya. Ia menamainya Putri Pandan Berduri, karena bayi itu ditemukan di semak-semak pandan berduri. Batin Lagoi menyayangi Putri Pandan Berduri seperti anak kandungnya. Ia juga mendidik putrinya itu dengan baik.
Bertahun-tahun kemudian, Putri Pandan Berduri tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Ia juga baik hati dan ramah pada semua orang. Karena tutur katanya halus, banyak orang mengira ia adalah putri raja atau bangsawan. Tak heran, Batin Lagoi berharap suatu saat Putri Pandan Berduri akan disunting oleh pria keturunan raja atau bangsawan.
Tak jauh dari Pulau Bintan, yaitu di Pulau Galang, hiduplah seorang bangsawan yang mempunyai dua anak laki-laki bernama Julela dan Jenang Perkasa. Meskipun bersaudara kandung, sifat keduanya sangat bertolak belakang. Julela adalah seorang yang angkuh, senang dihormati, dan keras hati. Sedangkan Jenang Perkasa sebaliknya, ia adalah pemuda yang santun, baik hati, dan bijaksana.
Suatu hari, bangsawan yang sudah tua memutuskan untuk mengangkat Julela menjadi batin atau pemimpin Pulau Galang. Julela sangat senang mendengar hal itu. Namun apa yang terjadi? Julela menjadi batin yang sombong yang bertindak semena-mena. Bahkan terhadap Jenang Perkasa pun ia sering menghina dan membentak. Rupanya jabatan dan kekuasaan telah membuatnya lupa diri.
Jenang Perkasa sedih dengan perlakuan kakaknya itu. Apalagi, tak lama kemudian ayahnya meninggal dunia. Sekarang ia hanya tinggal berdua dengan Julela yang sombong itu.
Jenang Perkasa akhirnya memutuskan untuk keluar dari Pulau Galang. Ia tak tahan menerima perlakuan buruk kakaknya. Ia berlayar hingga ke Pulau Bintan. Di Pulau Bintan, Jenang Perkasa mulai menata hidupnya. Dengan tingkah laku yang sopan dan tutur katanya yang halus, ia mudah mendapatkan teman.
Penduduk Pulau Bintan menyukai Jenang Perkasa, tak terkecuali Batin Lagoi. Diam-diam, Batin Lagoi sering memperhatikannya dan kagum akan kesopanannya. “Apakah ia keturunan bangsawan? Tutur katanya begitu halus seperti keturunan raja-raja,” kata Batin Lagoi dalam hati. Jenang Perkasa memang tak pernah mengakui asal-usulnya. Tak seorang pun tahu kalau ia adalah keturunan bangsawan Pulau Galang.
Batin Lagoi mengundang Jenang Perkasa ke rumahnya. Ia ingin mengenalkannya pada Putri Pandan Berduri. “Siapa tahu mereka berjodoh. Pria seperti ini Iayak menjadi suami anakku,” pikirnya. Jenang Perkasa memenuhi undangan Batin Lagoi. Ia langsung jatuh cinta ketika bertemu dengan Putri Pandan Berduri yang cantik dan ramah. Oleh sebab itu, ia tak menolak niat Batin Lagoi yang ingin menjodohkannya dengan Putri Pandan Berduri.
“Tentu saya bersedia menikah dengan Putri Pandan Berduri,” jawabnya dengan wajah berseri-seri. Pesta pernikahan digelar dengan meriah. Semua penduduk Pulau Bintan turut bersuka- cita. Beberapa tahun kemudian, Batin Lagoi memutuskan untuk mengangkat Jenang Perkasa sebagai batin untuk menggantikan dirinya yang sudah tua. Penduduk Pulau Bintan setuju dengan keputusan Batin Lagoi. Bagi mereka, sosok Jenang Perkasa pasti bisa memimpin mereka dengan baik. Dan memang benar, Jenang Perkasa menjadi batin yang bijaksana dan mampu memimpin dengan baik.
Jenang Perkasa dan Putri Pandan Berduri dikaruniai tiga putra. Yang sulung bernama Mantang, yang tengah bernama Mapoi, dan yang bungsu bernama Kelong. Jenang Perkasa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, sehingga ketiganya pun tumbuh menjadi pemuda yang bijaksana seperti ayahnya.
Setelah beranjak dewasa, ketiga anaknya satu per satu meninggalkan rumah dan merantau ke seluruh penjuru Pulau Bintan. Mereka memiliki suku masing-masing dan menjadi batin bagi suku mereka.
Batin Mantang memimpin bagian utara Pulau Bintan, Batin Mapoi memimpin bagian barat Pulau Bintan, dan Batin Kelong memimpin bagian timur Puiau Bintan. Itulah asal mula persukuan di Pulau Bintan.
Pesan dari Contoh Cerita Rakyat Indonesia : Legenda Jenang Perkasa untukmu adalah Bersikap rendah hati dan ramah pada semua orang akan mempermudah kita punya banyak teman yang akan memberikan kebahagiaan yang banvak pula.
Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia : Pande Gelang dan Putri Cadasari
Legenda Rakyat Indonesia Pande Gelang – dari Banten
Pria tua itu biasa dipanggil Ki Pande. Nama aslinya adalah Pande Gelang karena ia adalah ahli pembuat gelang. Suatu hari, Ki Pande melintas di sebuah kebun manggis. Tiba-tiba ia mendengar suara isak tangis seorang wanita. Ki Pande mencari asal-usul suara itu dan dilihatnya seorang putri cantik yang sedang menangis sedih. “Maaf Putri, mengapa bersedih? Apakah ada yang bisa saya bantu?” tanya Ki Pande.
“Pak tua, siapa kau? Percuma saja aku ceritakan masalahku padamu, kau tak akan bisa membantuku,” jawab sang Putri.
“Nama saga Pande Gelang, saya pembuat gelang. Jika Tuan Putri percaya pada saya, ceritakan apa masalahmu. Sebisa mungkin akan saya bantu,” kata Ki Pande panjang Iebar. Putri itu menghela napas, “Aku tak tahu harus mulai dari mana Ki. Namaku Putri Arum, aku menangis karena aku akan dinikahi oleh Pangeran Cunihin dari negeri seberang.”
“Pangeran Cunihin? Bukankah ia pemuda yang tampan dan sakti? Mengapa Putri khawatir?” tanya Ki Pande.
“Meskipun tampan, Pangeran Cunihin berwatak culas dan licik. Itulah yang membuatku enggan menikah dengannya. Namun jika aku menolak, rakyatku pasti akan dibinasakan,” jawab Putri Arum.
Ki Pande berpikir sejenak, lalu menjawab, “Putri Arum, sepertinya Putri harus menerima lamaran Pangeran Cunihin.”
“Tapi aku tak bisa, Ki. Aku tak suka padanya,” jawab Putri Arum cepat.
“Saya akan berusaha menolong Putri nanti. Terimalah Iamarannya, tapi mintalah ia untuk melubangi sebongkah batu keramat. Lubang itu harus cukup besar agar bisa dilewati manusia. Mintalah ia untuk meletakkan batu keramat itu di pesisir pantai. Beri waktu tiga hari padanya untuk menyelesaikan pekerjaan itu,” jelas Ki Pande.
Putri Arum heran dengan syarat yang diajukan Ki Pande. Namun ia tak punya pilihan lain, ia harus percaya pada Ki Pande. Ia yakin Ki Pande adalah seseorang yang dikirim Tuhan untuk membantunya. Ki Pande mengajak Putri Arum ke tempat tinggalnya. Ia meminta Putri Arum membawa karungnya yang berisi alat-alat membuat gelang.
Karena kelelahan, Putri Arum pingsan dalam perjalanan. Untunglah rumah Ki Pande sudah dekat. Dibantu oleh penduduk desa, Ki Pande membopong Putri Arum sampai ke rumahnya. Atas saran seorang tetua desa, Ki Pande memberikan air yang bersumber dari sebuah batu cadas untuk diminum putri tersebut. Ajaib, Putri Arum Iangsung siuman dan sehat kembali. Sejak itu, penduduk desa memanggil Putri Arum dengan Putri Cadasari. Ki Pande don Putri Cadasari tinggal sementara di desa itu sebelum kembali ke istana.
Ki Pande menyusun rencana dan membuat sebuah gelang raksasa, ukurannya cukup untuk dilalui manusia. Ki Pande berkata, “Gelang ini akan kupasang pada lubang yang dibuat oleh Pangeran Cunihin di batu keramat itu.” Ki Pande kemudian menceritakan rencananya pada Putri Cadasari. Setelah gelang itu selesai, Putri Cadasari kembali ke istananya.
Pangeran Cunihin tergelak ketika mendengar syarat yang diajukan oleh Putri Cadasari. “Tenang Sayang, aku bisa melubangi batu keramat hanya dalam waktu sehari. Kau tak perlu memberiku waktu sampai tiga hari,” katanya sombong. “Tapi, bisakah kau jelaskan mengapa kau ingin melubangi batu sebesar itu?” tanyanya penasaran. Putri Cadasari terkejut, tapi dengan cepat ia menjawab, “Aku ingin duduk-duduk bersamamu di pantai. Melihat Matahari terbenam pasti sangat mengasyikkan.” Pangeran Cunihin senang mendengar jawaban itu. Lalu, ia bergegas mencari batu keramat untuk memenuhi syarat tersebut.
Keesokan harinya, lubang itu jadi. Dengan kesaktian Pangeran Cunihin, itu adalah perkara yang mudah baginya. Ia membawa batu itu ke pesisir pantai seperti yang diminta oleh Putri Cadasari. Tanpa sepengetahuannya, Putri Cadasari dan Ki Pande diam-diam mengikutinya. Ki Pande membawa gelang raksasa yang telah ia siapkan. “Ha… ha… Putri Cadasari kini telah menjadi milikku,” tawanya puas. Lalu ia pergi menemui Putri Cadasari.
Sepeninggal Pangeran Cunihin, Ki Pande berlari menuju batu keramat itu. Dengan cepat ia memasangkan gelang raksasanya pada lubang yang dibuat oleh Pangeran Cunihin. Ukurannya pas, gelang itu terpasang dengan sempurna. Sial bagi Ki Pande, ternyata Pangeran Cunihin kembali bersama Putri Cadasari. Tiba-tiba saja mereka sudah berada di belakang Ki Pande. “Hei kau, kau lagi, kau lagi. Kau tak bisa menerima kekalahan, ya?” bentaknya pada Ki Pande. Putri Cadasari terkejut, mengapa Pangeran Cunihin berkata seperti itu? Sepertinya Pangeran Cunihin dan Ki Pande telah saling kenal.
Pangeran Cunihin tak memedulikan Ki Pande. Dengan bangga ia memamerkan hasil kerjanya pada Putri Cadasari. “Lihatlah, apa yang kau minta sudah kupenuhi.”
Putri Cadasari berusaha bersikap tenang. “Benarkah lubang ini cukup untuk dilalui manusia? Apalagi tubuhmu tinggi besar,” tanya Putri Cadasari.
“Ha… ha… tentu saja cukup. Kalau kau tak percaya, aku akan melewati batu ini,” jawab Pangeran Cunihin.
Sambil berkata demikian, Pangeran Cunihin melangkah dan melewati lubang yang dibuatnya sendiri.
Begitu kedua kakinya melewati lubang itu, Pangeran Cunihin berteriak kesakitan. “Aduh… tolong… apa yang terjadi padaku?” teriaknya. Bersamaan dengan teriakannya itu, tubuh Pangeran Cunihin Iangsung lemas. Ia berubah menjadi kakek tua tanpa daya. Sebaliknya, Ki Pande berubah menjadi pemuda yang gagah rupawan. Putri Cadasari kebingungan. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya.
“Semua ini adalah akibat perbuatan Pangeran Cunihin. Sebenarnya ia adalah saudara seperguruanku. Namun setelah ia menguasai semua ilmu dari guru kami, ia mencuri semua ilmu dan kesaktianku juga. Lalu mengutukku menjadi pria tua” jawab Ki Pande panjang lebar.
“Lalu, mengapa keadaaanya terbalik sekarang?” tanya Putri Cadasari masih tak mengerti.
“Aku bertapa dan mendapat jawaban dari Tuhan bahwa kutukan ini bisa hilang jika Pangeran Cunihin melewati gelang buatanku.”
Sekarang semuanya sudah jelas. Putri Cadasari berterima kasih pada Ki Pande yang sebenarnya adalah seorang pangeran. Ki Pande juga berterima kasih pada Putri Cadasari. Mereka berdua meninggalkan Pangeran Cunihin. Pangeran Pande Gelang dan Putri Cadasari akhirnya menikah dan hidup bahagia.
Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia : Pande Gelang dan Putri Cadasari untukmu adalah Untuk mencapai suatu keinginan, diperlukan usaha dan kerja keras. Jangan lupa untuk selalu berdoa, karena Tuhan pasti akan membantu.
Jangan lupa baca artikel terbaik di dongengceritarakyat.com yaitu Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Indonesia dan Cerita Rakyat Indonesia Paling Populer Dari Pulau Jawa