Dua dongeng kancil kali ini akan menambah cerita dalam kumpulan cerita dongeng si kancil yang ada di blog ini. Cerita rakyat Kancil memang sangat banyak dan sangat di sukai oleh anak-anak. Oleh karenanya tidak akan bosan kami mencari dongeng si kancil terbaik untuk di posting di blog ini.
Kumpulan Cerita Dongeng si Kancil Bijaksana
Pertemuan siput dan kura-kura membuat suasana di rumah Kiki Kancil menjadi gaduh. Seharusnya di sana sedang dilaksanakan pesta ulang tahun Kiki Kancil, tapi justru berganti menjadi pertempuran antara siput dan kura-kura. Mereka sedang memperdebatkan tentang siapa yang paling cepat di antara keduanya.
Sebagian binatang mendukung siput dan yakin bahwa siputlah yang lebih cepat daripada Kura-kura. Tapi tidak sedikit pula yang mendukung kura-kura.
“Tentu saja akulah yang lebih cepat. Tubuhku jauh lebih besar darimu. Dan aku punya empat kaki,” ujar kura-kura.
Siput tidak mau kalah.” Tapi lendir yang kuhasilkan sangat membantuku berjalan meski aku tidak punya kaki. Dan yang jelas, aku jauh lebih gesit daripada kau, Kura-Kura!” tukas siput.
Perdebatan yang tidak ada habisnya dan membuat waktu terbuang sia-sia. Tapi baik Siput maupun Kura-kura tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya diputuskan untuk diadakan lomba demi menentukan siapa yang tercepat di antara Siput dan Kura-kura.
“Apa kalian sudah selesai?” seru Kiki Kancil, marah.
Teriakan Kiki Kancil sungguh membuat kaget. Semua hewan mendadak diam.
“Kenapa kalian memperdebatkan masalah kecil seperti itu? Mau secepat apa pun Siput dan Kura-kura, mereka tetaplah binatang paling lambat sedunia,” ucap Kiki Kancil.”Jika kalian masih belum percaya, biarkan Siput dan Kura-kura berlari sampai ke ujung pintu sana. Kita lihat berapa waktu yang mereka butuhkan,” tambahnya.
Rupanya benar kata Kiki Kancil. Baik siput maupun kura-kura sama-sama lamban dalam berjalan. Untuk mencapai pintu rumah Kancil yang hanya berjarak seratus meter saja, mereka membutuhkan waktu satu jam lebih. Siput dan Kura-kura tersenyum malu karena telah membuat Kiki Kancil kehilangan keceriaan pesta ulang tahunnya hanya karena perdebatan yang tidak perlu.
Pesan moral dari kumpulan cerita dongeng si kancil bijaksana adalah memperdebatkan suatu hal yang sudah jelas diketahui jawabannya adalah tindakan yang membuang-buang waktu.
Cerita Dongeng Kancil dan Seekor Burung Unta
Tita Burung Unta memiliki mata yang bulat dan cantik. Tubuhnya yang besar serta kakinya yang jenjang sungguh elok dilihat. Gerakannya lincah ceria. Dia selalu ramah dan murah senyum. Kelihatannya dia sangat bahagia.
Tapi, sebenarnya Tita Burung Unta sering merasa sedih. “Aku tidak pernah bahagia,” keluhnya selalu. “Dan aku tahu sebabnya, yakni karena aku tidak sama seperti burung yang lain. Aku tidak bisa terbang dan tidak bisa menikmati ketinggian langit.”
Seperti burung unta yang lain, Tita memang tidak memiliki kemampuan terbang. Sayapnya tidak cukup besar, tidak sebanding dengan postur tubuhnya. Sebenarnya kemampuan berlari burung unta sangatlah baik, bahkan sempurna. Tetapi tetap saja keinginan untuk terbang adalah impian bagi semua jenis burung. Itu yang membuat Tita Burung Unta sering merasa sedih, karena mimpinya untuk terbang tidak bisa terpenuhi.
Suatu hari, tanpa sengaja Tita Burung Unta bertemu seekor Kancil di dalam hutan. Entah kenapa Tita menceritakan kesusahannya pada Kancil yang tidak dikenalnya itu.
“Tita, seharusnya kau tidak boleh bersedih hanya karena tidak bisa terbang. Bukankah kaki milikmu sudah berkerja dengan baik? Burung Unta dapat berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Itu adalah hal yang sangat mengagumkan. Lagi pula berjalan kaki itu menyehatkan,” kata Kancil.
Tita Burung Unta merenung. Lama ia terdiam. Hingga akhirnya ia berkata dengan ceria. “Ya, ya, kau benar! Aku tak seharusnya bersedih karena tak bisa terbang. Bahkan kakiku jauh lebih baik daripada sayap. Aku seharusnya bersyukur. Kau sungguh binatang yang bijak. Aku sangat berterima kasih.”
Kancil tersenyum. Rupanya kata-katanya tadi telah membuat teman barunya merasa lebih baik.
Tita Burung Unta pamit pulang kepada si Kancil. Dia melangkah dengan riang. Ia merasa lega sekaligus senang tiada tara karena telah mampu mengenali kemampuan dirinya sendiri.
Pesan moral dari Cerita Dongeng si Kancil dan Seekor Burung Unta adalah bersyukur atas apa yang dimiliki adalah hal yang terpuji. Setiap makhluk hidup memiliki keistimewaan masing-masing, seperti kalian juga.