Dongeng Cerita Rakyat Kancil Yang Pemalas

Suatu hari, Kancil dan kedua temannya Badak dan Landak sangat sibuk menanam sayuran dan buah-buahan di kebun masing-masing. Setiap hari kedua temannya sangat rajin untuk merawat kebun mereka. Mereka selalu memberikan pupuk dan menyirami tanaman-tanamannya. Namun, berbeda dengan Kancil. Ia selalu lupa untuk menyiram dan merawat tanamannya. Ia pun tidak pernah memberikan pupuk.

‘’ Kancil, mengapa kau tidak pernah merawat kebunmu?’’ Tanya Badak.

‘’ Benar Cil, lihatlah kebunmu. Ditumbuhi tanaman liar.’’ Tambah Landak.

Mendengar hal tersebut, Kancil menanggapinya dengan tersenyum. Sebenarnya, ia ingin sekali memiliki kebun seperti kedua sahabatnya. Namun, ia terlalu malas untuk merawatnya.

‘’ Tidak apa-apa teman. Meskipun kebunku tidak sama seperti kalian berdua. Namun, pasti hasilnya nanti akan sama,’’ujar Kancil.

Setelah beberapa minggu kemudian. Akhirnya, kebun Landak dan Badak mulai beri berbuah banyak. Banyak sekali buah-buahan dan sayuran yang dapat dipetik oleh kedua sahabatnya. Hasil dari kedua kebun tersebut dibagi-bagikan kepada seluruh penghuni hutan

‘’ Sayuran dan buah-buahan hasi dari kebun Badak dan Landak sangat enak sekali.’’ Ujar Kelinci.

‘’ Benar sekali, mereka berdua sangat rajin merawat kebun mereka.’’timpal Rusa.

‘’ Oh iya, aku hampir saja lupa. Bagaimana dengan hasil kebunmu Kancil?’’ Tanya Katak.

‘’ Sebenarnya, tanaman dikebunku tidak ada yang berbuah.’’ Jawab Kancil malu.

‘’ Benarkah? Bagaimana bisa  tanamanmu tidak berbuah ?’’ Tanya Rusa heran.

Kancil hanya terdiam mendengar teman-temannya memuji kebun milik kedua sahabatnya tersebut. Ia merasa sangat malu. Karena tidak berhasil merawat kebunnya dengan baik.

‘’ Sudahlah, jangan membahas tentang kebun milik Kancil. Sebaiknya, kita semua menikmati hasil kebunku.’’ Ujar Badak menengahi.

Akhirnya, mereka pun menikmati hidangan tanpa menyinggung kebun milik Kancil. Namun, Kancil menikmani hasil kebun kedua temannya dengan prasaan tidak tenang. Karena, sifat malasnya itu membuat kebunnya sendiri tidak berbuah dan harus menanggung malu. Dalam hatinya, ia berjanji untuk berubah dan tidak akan malas lagi. Karena, ia tahu jika memiliki sifat malas akan merugikan dirinya sendiri. Itulah yang ia rasakan sekarang.

Si Kancil berlari sekuat tenaga menghindari kejaran si ireng dan pak tanivn