Untuk bisa mengajarkan pesan moral pada anak, kita bisa menggunakan dongeng anak sederhana. Terutama untuk anak usia TK atau SD, dongeng yang dipilih jangan terlalu rumit. Menurut kami cerita anak dari AESOP bisa menjadi pilihan pertama, dan jika anak sudah cukup besar maka cerita rakyat nusantara atau dongeng rakyat dunia seperti dari Brothers Grimm bisa menjadi pilihan.
Kali ini kembali kami memposting satu dongeng anak sederhana yang mudah dipahami dari AESOP berjudul si Anjing yang nakal. Selamat membaca dan mendongeng.
Fabel Dongeng Anak Sederhana : Anjing yang Nakal
Suatu hari, anjing bermain di sekitar rumah majikannya. Karena merasa kesepian, dia pergi ke rumah warga sekitar.
Tak lama kemudian, si anjing bertemu dengan seekor kucing yang menggemaskan. Si anjing pun mengajak si kucing untuk bermain dengannya.
“Ayolah, kita lari-lari di sini. Kau mau `kan menemaniku?” pinta si anjing.
“Tapi, kau tak akan berbuat nakal kepadaku, ‘kan?” tanya si kucing.
“Tenang saja. Kamu ‘kan temanku. Aku tak akan berbuat yang tidak baik kepadamu,” sahut anjing, meyakinkan si kucing.
Wah, si anjing dan si kucing terlihat akrab saat bermain bersama, seolah-olah mereka sudah lama berteman. Padahal, mereka baru bertemu hari ini.
Setelah lama bermain, anjing dan kucing amat kelelahan dan kelaparan. Tiba-tiba, salah seorang warga datang dan memberikan tulang-tulang kepada kucing. Hal itu membuat geram anjing, mengapa hanya kucing yang diberi tulang.
Anjing pun merebut tulang-tulang itu dari si kucing. Kucing amat bersedih dan menangis. Tetapi, anjing tak memedulikannya. Dia malah pergi meninggalkan kucing dan memakan tulang-tulang itu sendirian.
Keesokan harinya, si anjing hendak berbuat tidak baik lagi. Dia melihat seekor rubah sedang bermain di tepi sungai. Si anjing pun segera mendekati rubah itu.
“Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya si anjing.
“Aku sedang menunggu kawanku untuk makan bersama di sini,” jawab si rubah.
“Wah, ini kesempatanku untuk memakan semua makanan mereka.” pikir Anjing.
Saat Rubah pergi untuk memanggil teman-temannya yang lain, si anjing segera menyantap semua makanan yang tersedia. Alhasil, dia pun kekenyangan dan berjalan pulang dengan terengah-engah.
Pemilik anjing heran melihat anjingnya menjadi sedikit gemuk dan berjalan amat pelan.
“Pasti anjing ini telah berbuat nakal lagi dengan memakan makanan yang bukan miliknya.” ujar si majikan.
Ternyata si majikan tahu bahwa si anjing telah herbuat tidak baik kepada semua binatang. Untuk memberi pelajaran kepada si anjing, si majikan membuatkan kalung yang terbuat dari balok dan amat berat. Dipakailah kalung itu oleh si anjing.
Namun, si anjing tidak merasa malu ketika memakainya di depan orang banyak. Ia justru berbangga diri dan berlari-lari menyeret-nyeret balok itu keliling desa.
“Hai, anjing!” panggil seorang warga desa.
“Ada apa kamu memanggilku?” tanya si anjing.
“Apa kau tak malu dengan kalung yang kau pakai? Itu menunjukkan bahwa kamu adalah binatang yang nakal. Mengapa kau malah terlihat amat bahagia?” tanya warga tersebut.
“Tentu saja aku sedang menggunakan kalung ini, karena tak ada seorang pun yang memakainya. Bahkan, binatang-binatang lainnya tak memiliki kalung sepertiku,” jawab si anjing dengan congkaknya. Akhirnya, karena perbuatan dan sifat si anjing, ia pun tidak memiliki teman. Dia hidup sendirian di sekitar rumah majikannya.
Pesan moral dari Fabel Dongeng Anak Sederhana ini adalah terkenal karena kejahatan sangatlah berbeda dengan terkenal karena kebaikan. Jadilah anak yang berhasil dan membanggakan, karena karya atau kebaikannya yah adik-adik.
Baca juga dongeng pendek terbaik kami lainnya yaitu
- Cerita Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak-Anak
- Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek (Fabel)
- Cerita Rakyat Indonesia Paling Populer Dari Pulau Jawa
- Cerita Rakyat Singkat : Hikayat Malim Deman
- Cerita Anak Indonesia : Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah
- Cerita Rakyat Sumatera Utara : Asal Mula Danau Toba
- Cerita Rakyat Sumatera Utara : Kisah Ahmad dan Ali
- Cerita Rakyat Sumatera Barat: Malin Kundang