Dongeng gagak sang pembohong merupakan sebuah dongeng fabel klasik yang dikarang oleh seorang penulis Yunani kuno bernama Aesop atau Aisopos. Siapa itu Aesop atau Aisopos?
Aesop atau Aisopos merupakan penulis atau pengarang dongeng kuno yang terkenal dengan cukup banyak karya yang mengandung pesan moral, salah satunya adalah dongeng Gagak Sang Pembohong. Seperti apa kisah dongeng ini dan apa pesan moral dibaliknya?
Dongeng Gagak Sang Pembohong
Suatu hari, di sebuah hutan, hidup seekor gagak yang sangat suka berbohong. Ia pandai mengarang cerita yang tidak benar untuk menipu hewan – hewan lainnya.
Cukup banyak alasan mengapa gagak suka berbohong. Beberapa alasannya yaitu untuk mendapatkan makanan, mendapat pujian, mendapat dukungan, mencela atau memfitnah hewan lain yang tidak ia suka, mendapatkan perhatian dari hewan lainnya, dan masih banyak lagi alasan lainnya.
Dengan semua kebohongan yang sudah dilakukan, gagak tidak pernah merasa bersalah melainkan ia merasa sangat senang dan bangga. Suatu hari, gagak melihat kura – kura yang sedang berjalan di pinggir sungai.
Gagak pun menyapanya, “Hai Kura – Kura, apa kabar kamu? Ehh, kamu mau dengar ceritaku tidak?”
Kura – kura itu menghentikan langkahnya dan menimpali pertanyaan gagak, “Memangnya kamu mau cerita apa?”
Gagak pun mulai bercerita, “Kemarin, aku baru pulang dari negeri dongeng loh!, Aku bertemu dengan banyak sekali tokoh dongeng yang menakjubkan. Bahkan, aku bisa berbicara dengan mereka. Seru banget deh pokoknya!.”
Kura – kura yang polos itu percaya dengan cerita gagak begitu saja. Ia juga bertanya dengan sangat antusias, “Luar biasa pengalaman kamu, siapa saja memangnya tokoh dongeng yang kau temui dan mau berbicara dengan kamu?.”
Dengan lihainya, Gagak kembali berbohong. Ia berkata, “Aku bertemu dengan putri duyung yang sangat cantik, naga yang benar – benar perkasa, sang peri yang manis, dan masih banyak lagi. Mereka sangat ramah dan baik hati. Mereka bahkan memberikanku hadiah yang indah lalu mengajakku bermain dan bercerita bersama.”
Kura – kura yang terpesona dengan cerita gagak, ia berkata, “Wah, seru sekali ya! Aku iri padamu. Andai saja aku bisa pergi ke negeri dongeng sepertimu pasti seru. Gagak, bisakah kau membawaku ke sana?”
Mendengar permintaan kura – kura, gagak tersenyum licik sembari berkata, “Tentu saja aku bisa. Aku kan hebat. Oke, besok pagi, aku akan membawa kamu ke negeri dongeng. Tapi, ada syaratnya. Kamu harus memberiku semua makananmu hari ini sebagai tanda terima kasih.”
Kura – kura yang memang polos pun percaya dengan gagak dan memberinya semua makanan yang ia punya. Kura – kura sangat antusias menyambut hari esok.
Ketika hari esok tiba, kura – kura tentu sangat senang. Gagak pun berkata, “Ayo Kura – Kura, kita langsung saja pergi ke negeri dongeng. Naiklah ke punggungku”
Kura – kura yang sangat senang itu langsung naik ke punggung Gagak tanpa berpikir panjang. Namun ternyata, Gagak tidak pernah berniat membawa Kura – Kura pergi ke negeri dongeng.
Gagak sengaja menerbangkan diri sangat tinggi lalu menyiksa kura – kura dan melemparkannya ke sungai. Kura – kura yang sangat ketakutan berteriak, “Tolong Gagak! Tolong, jangan seperti ini.”
Mendengar kalimat kura – kura yang sangat memohon, Gagak bukannya iba. Ia malah tertawa terbahak – bahak sambil mengejek kura – kura.
“Hahaha! Dasar bodoh! Kau pikir, aku akan membawamu ke negeri dongeng? Tentu tidak! Aku hanya ingin makananmu dan membuatmu menderita. Hahaha!, selamat tenggelam di sungai ya Kura – Kura.”
Gagak pun terbang meninggalkan kura – kura yang sedang diambang maut itu. Namun, nasib baik masih berpihak pada kura – kura.
Di sungai tempat kura – kura akan tenggelam, melintas seekor buaya. Ia melihat kura – kura terapung dan terombang – ambing di air. Ia pun segera menyelamatkan kura – kura dan membawanya ke tepi sungai.
Setelah berada di tepi sungai, buaya ingin tahu cerita kura – kura mengapa sampai hampir tenggelam seperti itu. Kura – kura pun menceritakan pengalamannya.
“Aku ditipu Gagak. Ia bilang, akan membawaku ke negeri dongeng. Tetapi ia berdusta. Ia hanya ingin makananku saja. Aku pun bodoh, terlalu percaya omongannya.”
Buaya yang mendengar cerita kura – kura menimpali, “Kau jangan pernah percaya lagi dengan Gagak. Ia sangat jahat! Banyak hewan yang sudah ditipu dan disiksa oleh dia. Aku akan menghukumnya.”
Buaya pun bergegas mencari keberadaan gagak. Tak lama kemudian, ia melihat gagak sedang duduk di atas pohon sembari makan makanan yang ia dapat dari merampas makanan kura – kura. Buaya menyamar menjadi burung dan menghampiri gagak.
Buaya yang menyamar menyapa gagak, ia berkata, “Halo Gagak, apa kabar? Kamu tahu tidak, aku baru saja pulang dari suatu negeri dongeng loh. Banyak tokoh dongeng yang aku temui.”
Gagak yang mungkin sudah lupa dengan kalimat yang diucapkan buaya sangat mirip dengan apa yang telah diucapkannya kepada kura – kura itu lantas menimpali, “Memangnya, siapa yang kamu sudah temui di sana?”
Buaya melanjutkan, “Aku bertemu raksasa yang besar, troll yang jahat, penyihir yang hebat, dan masih banyak lagi. Hebatnya lagi, mereka semua takut dan hormat padaku. Mereka mengikuti apa yang aku perintahkan dan memberi semua harta mereka untukku.”
Gagak yang tamak dan suka merampas harta orang lain itu pun semakin antusias. Ia berkata. “Wahai burung, aku sangat kagum padamu. Aku ingin mendapatkan pengalaman seperti itu juga. Bisakah kau membawaku ke sana?”
Buaya yang menyamar menjadi burung tersenyum licik dan menyanggupi permintaan gagak. “Tapi ada syaratnya ya. Kamu harus memberikan semua makananmu kepadaku, baru aku akan mengantarmu ke sana”.
Gagak setuju, terlebih ia pikir bahwa nanti ia akan mendapatkan harta yang lebih banyak dari makanan yang ia berikan kepada burung di negeri dongeng.
Buaya yang menyamar menjadi burung membawa gagak terbang tinggi. Setelah di atas, ia pun melempar gagak dan membuatnya berteriak minta tolong.
“Tolong burung! Jangan tinggalkan aku!, Aku tidak bisa berenang!”.
“Hahaha, dasar kau gagak bodoh!. Kau pikir aku akan membawamu ke negeri dongeng? Kau pikir, semua ceritaku asli? Kau lupa apa yang kau sudah perbuat kepada Kura – Kura?”.
Burung itu pun segera kembali ke wujud aslinya dan meninggalkan gagak begitu saja.
Gagak yang tidak bisa berenang pun hampir tenggelam di sungai. Naas, nasib gagak sangat sial hari itu. Seekor elang terbang dan ketika melihat gagak terapung di sungai, hal itu membuatnya segera menyambar gagak dan membawanya ke sarang.
Di sana, ia menjadi santapan elang bersama anak – anaknya. Gagak pun mendapatkan derita atas kebohongan dan perilaku buruknya selama ini.
Pesan moral
Tidak ada hal baik yang bisa didapatkan dari berbohong dan menindas orang lain. Kebohongan akan menerima terangnya dan sikap menindas orang lain akan mendapat ganjarannya seperti apa yang didapatkan oleh gagak dalam cerita dongeng Gagak Sang Pembohong.
Ingin membaca cerita dongeng fabel lainnya? Baca : Dongeng Fabel Kaya Pesan Moral Di Dalamnya
Baca juga : Dongeng Si Kancil dan Kura – Kura, Cerita Fabel Penuh Nasihat
Demikian informasi yang kami dapat bagikan terkait dongeng Gagak Sang Pembohong beserta pesan moralnya. Ambil hikmah positif dari cerita di atas.