Rasanya menunggu berbuka puasa hari ini sangat seru jika kita membaca beberapa cerita rakyat dari luar negeri. Oleh karena itu sore ini kakak akan bercerita dua dongeng luar negeri terbaru untuk kalian. Kakak yakin kalian pasti suka dengan cerita rakyat luar negeri ini. Selamat membaca dan selamat berbuka puasa bagi yang menjalankannya.
Cerita Rakyat Dari Luar Negeri Jepang : Ito Dan Laba-Laba Yang Membalas Budi
Pada zaman dahulu kala, ada seorang petani bernama Ito. Suatu hari, saat bekerja di ladang, ia melihat seekor ular tengah bersiap-siap memakan seekor laba-laba. Ito merasa kasihan pada laba-laba itu. la pun berlari menakut-nakuti ular itu dengan parangnya. Selamatlah nyawa laba-laba itu. Laba-laba itu tiba-tiba menghilang di balik rumput. Tapi, sebelum menghilang, Iaba-Iaba itu diam sejenak dan membungkuk berterima kasih kepada Ito.
Suatu pagi, tidak lama setelah kejadian itu, Ito sedang berada di rumahnya. la mendengar suara kecil memanggil-rnanggilnya, “Tuan Ito, Tuan Ito.” Ito membuka pintu dan melihat seorang gadis cantik berdiri di halaman rumahnya.
“Aku dengar engkau mencari orang untuk menenunkan bajumu,” kata gadis itu.
“Bolehkah aku tinggal di rumahmu dan menenun untukmu?” tanyanya menawarkan diri.
Ito sangat bahagia mendengar tawaran gadis itu. la memang butuh seorang gadis yang bisa menenun. Ito menunjukkan gadis itu ruang menenun.
Sore harinya, Ito datang dari ladang dan melihat gadis yang sedang menenun di ruang tenun. la kaget melihat gadis itu dalam waktu singkat telah menenun delapan buah kain, cukup untuk membuat delapan kimono. Ito tidak pernah bertemu dengan orang yang bisa membuat delapan kain hanya dalam waktu sehari.
“Bagaimana bisa engkau menenun sebanyak ini?” tanya Ito kepada gadis itu.
Bukannya menjawab pertanyaan Ito, gadis penenun itu justru berkata hal yang aneh. “Engkau jangan pernah menanyakan hal itu kepadaku. Dan engkau tidak boleh masuk ke ruang tenun saat aku menenun,” katanya.
Ito sangat penasaran. Suatu hari, ia mengintip dengan hati-hati ke ruang tenun. Apa yang ia lihat sangat mengejutkannya. Bukannya gadis cantik itu yang duduk di alat tenun, tapi seekor laba-laba besa r.
Laba-laba itu memakan kapas. Lalu, di dalam perutnya kapas itu diubah menjadi benang. Benang itu kemudian keluar dari mulutnya dan ditenun dengan sangat cepat menggunakan delapan kakinya.
Setelah Ito melihat dengan cermat, tahulah dia bahwa laba-laba itu adalah yang ia selamatkan beberapa waktu lalu. la pun kini mengerti. Laba-laba itu ingin membalas budi padanya.
Sejak saat itu, Ito hidup berkecukupan dengan menjual kain tenun buatan gadis laba-laba. la juga tidak pernah melanggar larangan gadis laba-laba agar tidak masuk ke dalam ruang tenun.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Dari Luar Negeri Jepang adalah jadilah anak yang suka menolong. Sebab, anak yang suka menolong akan mendapatkan balasan kebaikan dari Tuhan. Kemudian, ketika berjanji, tepatilah janjimu. Jangan pernah melanggar, sebab janji adalah hutang.
Cerita Dongeng Luar Negeri Jeman : Naja Dan Silvester
Naja adalah seorang gadis suku Gipsy (suku yang sering berpindah-pindah tempat) yang hidup di hutan bersama sukunya. la sangat dicintai oleh seorang pemuda bernama Silvester. Sebaliknya, Naja juga sangat mencintai Silvester.
Silvester adalah penduduk desa terdekat dengan hutan tempat suku Gypsy berada. Suatu ketika, Silvester dikirim oleh keluarganya ke Kota Berlin untuk belajar.
Saat berpisah dengan Naja, Silvester memegang tangan Naja dan berkata, “Sebagai tanda kesetiaanku, ambillah cincin bermata rubi ini. Semoga cincin ini memberi keberuntungan kepada kita dan mempersatukan kita lagi secepatnya. Lihatlah rubi berwarna merah mengkilau ini! Indah bukan?”
Silvester pun pergi. Naja hanya bisa memandanginya dari kejauhan. Tak terasa air mata menitik di pipinya. Saat sampai rumah, Ibu Naja melihat cincin yang dipakai Naja.
Ibu Naja bersedih dan berkata, “Rubi itu merah bagaikan bara api. Merah seperti darah. Anakku, aku khawatir hubunganmu dengan Silvester akan berakhir tragis.”
Tapi, Naja sudah terlanjur mencintai Silvester. Setiap hari, matanya tidak pernah lepas dari merahnya batu rubi di cincin pemberian Silvester. SesekaIi, ia melepaskan cincinnya lalu mendekatkan ke api dan berkata, “Kau tidak akan meninggalkanku, kan?”
Tiba-tiba, seekor burung gagak datang dan mencuri cincin dari tangan Naja. Gagak itu langsung terbang lagi dan menghilang di antara bebatuan. Cincin itu pun hilang Naja tidak tahu harus berbuat apa. la hanya bisa berteriak-teriak memaki gagak itu.
Waktu berlalu, akhirnya Silvester pulang dari Berlin. Silvester langsung menemui Naja. Naja berusaha menyembunyikan tangannya karena tidak ada lagi cincin pemberian Silvester di tangannya.
Tapi, akhirnya Naja berterus terang setelah Silvester memaksanya menunjukkan cincin pemberiannya. Silvester sangat marah dan kecewa mendengar cerita Naja. la berlari ke arah bebatuan dengan maksud mencari gagak yang telah mencuri cincinnya.
Naja ketakutan dan memohon, “Kekasihku, biarkanlah. Walaupun cincinnya hilang, aku tetap miIikmu.”
Silvester tidak mau mendengarkan Naja. la terus menaiki bebatuan mencari gagak pencuri. Tiba-tiba, ia kehilangan keseimbangan dan terpeleset di bebatuan yang licin. la jatuh ke aliran sungai yang deras dan lenyap terbawa arus.
“Ahhhhhhh…,” teriakan Silvester semakin menghilang ditelan suara air sungai. Kemarahan telah membuatnya mati terbunuh.
Naja sangat terpukul oleh kejadian itu. Beberapa bulan lamanya ia tidak mau meninggalkan tempat jatuhnya Silvester. la masih belum bisa melupakan teriakan kekasihnya yang mati ditelan arus air sungai.
Akhirnya, Naja memutuskan melompat ke dalam air sungai menyusul kekasihnya. Begitulah akhir tragis Silvester dan Naja. Kini, tinggal ibu Naja yang menyesali nasib tragis anaknya. “Seharusnya aku menjaga cincin itu sejak awal,” sesal ibu Naja
Pesan Moral dari kumpulan dongeng luar negeri adalah Jangan pernah menghadapi suatu permasalahan dengan kemarahan. Sebab, hal itu akan membuat masalah itu semakin bertambah runyam.Jadi, selesaikanlah permasalahan dengan hati yang tenang.