Cerita Rakyat Dari Indonesia Terbaik Edisi Bali

Cerita rakyat dari Indonesia yang Kakak ceritakan di blog kesayangan kita ini sudah berjumlah lebih dari 200 dongeng. Jika kalian suka sejarah asal usul nama daerah di Indonesia, kalian dapat mencarinya di kategori cerita rakyat nusantara bahasa indonesia. Namun jika kalian suka dengan cerita rakyat luar negeri kalian bisa mendapatkannya di kategori dongeng dunia. Selamat membaca.

Cerita Rakyat Dari Indonesia : Asal Usul Buleleng dan Singaraja

I Gede Pasekan adalah putra Raja Sri Bagening dari istri terakhirnya yang bernama Ni Luh Pasek yang berasal dari Desa Panji. I Gede Pasekan tumbuh menjadi pemuda yang arif dan bijaksana.

Ketika usianya sudah menginjak dua puluh tahun, Raja Sri Bagening memerintahkan putranya untuk pergi ke tempat kelahiran ibunya di Desa Panji. la memberikan dua buah senjata keramat, yaitu sebilah keris yang diberi nama Ki Baru Semang dan tombak bernama Ki Tanjung Tutur.

I Gede Pasekan pun berangkat dan dikawal puluhan pengawal. Ketika sampai di Bukit Batu Menyan, rombongan ini bermalam untuk istirahat.

Malam harinya I Gede Pasekan bermimpi. Dalam mimpinya ada sesosok makhluk raksasa penghuni hutan menghampirinya. Makhluk itu mengangkat dan meletakkan pangeran muda itu di bahunya. Dari bahu makhluk itu, I Gede Pasekan dapat melihat sebuah pulau yang amat jauh di sebelah utara dan sebuah gunung di sebelah selatan.

“Apa yang kau lihat kelak akan menjadi daerah kekuasaanmu,” bisik sebuah suara gaib ke telinga I Gede Pasekan.

Keesokan harinya, rombongan ini melanjutkan perjalanan hingga sampailah di Desa Panji. Di sana ada sebuah kapal Bugis yang terdampar di Pelabuhan Panimbangan. Tidak ada satu pun penduduk yang mampu menolong untuk mendorong kapal itu ke laut.

Akhirnya, pemilik perahu tersebut minta bantuan kepada I Gede Pasekan.

“Jika bisa menolong, kami akan memberikan separuh dari muatan kapal ini sebagai imbalannya,”kata nahkoda kapal.

I Gede Pasekan pun menyanggupinya. Dengan kekuatan gaibnya, ia berhasil memindahkan perahu itu. Orang Bugis pemilik kapal memenuhi janjinya. Setengah muatan kapal diberikannya kepada I Gede Pasekan. Di antaranya dua buah gong besar.

Kemudian, I Gede Pasekan menjadi orang yang kaya raya dan berkuasa bergelar I Gusti Panji Sakti. la melebarkan daerah kekuasaannya ke daerah Den Bukit. la juga mengembangkan daerah kekuasaannya ke bagian utara yang banyak ditumbuhi pohon buleleng. Wilayah itu dijadikan pusat kerajaan dan diberi nama daerah Buleleng.

Sebuah istana yang megah dibangun di Buleleng sebagai tempat peristirahatan dan persinggahan raja. Oleh penduduk setempat, daerah itu dinamakan Singaraja.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Dari Indonesia : Asal Usul Buleleng dan Singaraja adalah perbuatan yang baik akan berakibat baik pula.

Kumpulan Cerita Rakyat Bali : Kisah Manik Angkeran Dan Naga Besukih

Cerita rakyat Indonesia selanjutnya mengenai asal usul selat Bali. Selamat membaca.

Manik Angkeran adalah seorang pemuda putra brahmana Sidi Mantra yang berasal dari Kerajaan Daha.

Cerita Rakyat Dari Indonesia Terbaik Edisi Bali
Cerita Rakyat Dari Indonesia Terbaik Edisi Bali

Perangai Manik Angkeran sangat buruk. la gemar menghabiskan harta benda orangtuanya. Suatu saat, ia kalah berjudi dan utangnya kepada orang lain semakin banyak. Lalu, ia minta pertolongan kepada ayahnya. la berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan buruknya tersebut.

Kemudian, Sidi Mantra berpuasa clan berdoa kepada sang dewa untuk mencari jalan untuk menolong anaknya. Tiba-tiba, sebuah suara berkata kepadanya, “Pergilah ke Gunung Agung. Di sana ada seekor naga bernama Naga Besukih, ia mempunyai harta karun yang tidak ternilai banyaknya.”

Sidi Mantra berangkat ke kawah Gunung Agung. Sesampainya di sana, ia segera duduk bersila clan memanggil-manggil nama Naga Besukih sambil membunyikan sebuah genta yang dibawanya dan membaca mantra.

Benar saja, seekor naga muncul di hadapannya, “Apa maksud kedatanganmu ke sini?”

Sidi Mantra mengutarakan maksudnya bertemu dengan Naga Besukih. Sang Naga bersedia menolong Sidi Mantra. la mengeluarkan emas dan permata dari ekornya. Sidi Marta merasa sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada Naga Besukih, lalu segera kembali ke rumahnya.

Harta yang didapatnya dari Naga Besukih diberikan kepada Manik Angkeran sambil berpesan agar putranya itu sadar dan tidak berjudi lagi. Namun, ternyata Manik Angkeran belum jera. Sebentar saja, harta tersebut sudah habis untuk taruhan.

Setelah terdesak untuk kedua kalinya, Manik Angkeran kembali meminta bantuan ayahnya. Tentu saja, ayahnya tidak bersedia lagi menolongnya. Dari seorang kawan, ia mendapatkan informasi bahwa ayahnya mendapatkan harta karun dari Naga Besukih di Gunung Agung.

Ia pun berencana untuk mendatangi sendiri naga tersebut. Ketika ayahnya sedang tidur, ia mencuri genta yang diletakkan di bawah tempat tidur ayahnya.

Sesampainya di kawah Gunung Agung, karena ia tidak dapat membaca mantra seperti ayahnya ia hanya bisa membunyikan genta berulang-ulang. Manik Angkeran sangat terkejut ketika Naga Besukih muncul di hadapannya. Naga tersebut bertanya maksud kedatangan pemuda itu.

Manik Angkeran segera mengutarakan keinginannya.

“Aku akan memberikan yang kau minta, tetapi kau harus berjanji untuk tidak lagi berjudi. Kau akan mendapatkan kesulitan nantinya,” kata Naga Besukih sambil memberikan emas permata kepada Manik Angkeran.

Rupanya, sifat tamak pemuda itu muncul unfuk menguasai semua harta yang di sana. Ketika Naga Besukih memutar balikkan badannya, Manik Angkeran memotong ekor sang naga dan pergi melarikan diri. Namun, Naga Besukih sangatlah sakti, ia menjilat jejak kaki Manik Angkeran yang sedang melarikan diri. Bekas jilatan naga itu menjadi kobaran api yang membakar seluruh tubuh Manik Angkeran.

Di rumahnya, Sidi Mantra sedang bersedih mendengar kematian anaknya. Kemudian ia mendatangi Naga Besukih dan memohon agar anaknya diampuni dan dihidupkan kembali. Naga Besukih mau mengabulkan permintaan Sidi Mantra dengan syarat Sidi Mantra dapat mengembalikan ekornya yang terpotong oleh perbuatan Manik Angkeran. Berkat kesaktian Sidi Mantra, ekor Naga Besukih pun kembali utuh seperti semula. Kemudian, naga itu menghidupkan kembali Manik Angkeran.

Sidi Mantra telah memaafkan kesalahan anaknya, tetapi ia merasa tidak mungkin lagi hidup bersama putranya itu.

“Putraku, sekarang saatnya kau menempuh hidupmu yang baru. Namun, tidak bersamaku,” kata Sidi Mantra dengan sedih. Lalu, Sidi Mantra menggoreskan tongkatnya menjadi garis panjang yang memisahkannya dengan putranya. Garis itu menjadi selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Selat tersebut dinamakan Selat Bali.

Pesan moral dari koleksi cerita rakyat Manik Angkeran adalah sifat tamak atau serakah adalah sifat yang sangat buruk dan dapat menyebabkan seseorang menjadi celaka.

Baca cerita rakyat nusantara bergambar lainnya pada artikel berikut ini contoh cerita rakyat indonesia