Cerita dongeng pendek sebelum tidur kali ini sangat bagus diceritakan kepada anak-anak. Dongeng anak pendek ini mengandung pesan moral yang sangat baik untuk dipetik. Dan kami yakin anak-anak juga akan suka dengan dongeng anak bergambar yang satu ini.
Cerita Dongeng Pendek Sebelum Tidur : Kisah Buah Kebaikan
Seorang pemuda tampak sedang bekerja di pasar. Ia membawakan barang-barang milik pengunjung pasar.
“Aku harus bekerja lebih keras. Aku ingin memberikan hadiah untuk adikku,” ucap pemuda itu untuk menyemangati dirinya sendiri.
Pemuda itu hanya tinggal bersama adiknya. Mereka hidup miskin. Tentu, si pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga. Kebetulan, ia ingin memberikan hadiah untuk adiknya, karena adiknya telah menjadi adik yang patuh.
Sore harinya, pemuda itu sudah mendapatkan uang yang cukup untuk membeli hadiah.
“Apa yang akan kuberikan kepada adikku?” gumam pemuda itu, bingung.
Pemuda itu lalu memisahkan uang itu menjadi dua bagian. Satu untuk kebutuhan hidup mereka, satu lagi untuk membeli hadiah.
“Ah, aku pikirkan nanti saja. Lebih baik aku bergegas pulang sambil mencari hadiah untuk adikku,” gumam si pemuda.
Di tengah perjalanan pulang, si pemuda bertemu dengan seorang pengemis tua. Tubuh pengemis itu sangat kurus dan lemah. Tangannya terus menengadah, meminta belas kasihan.
“Pemuda, tolonglah aku. Sudah beberapa hari keluargaku tak makan. Hari ini aku harus membawa makanan untuk mereka,” pinta pengemis tua itu.
Mendengar ucapan pengemis tua, Si pcmuda merasa iba. Selama ini ia merasa tidak beruntung, karena hidup miskin. Namun, rupanya di luar sana masih ada yang lebih tidak beruntung.
Si pemuda pun memutuskan untuk memberikan satu bagian uang yang didapatnya hari ini.
“Pengemis tua ini lebih membutuhkannya. Hadiah untuk adikku bisa menunggu sampai besok. Besok aku akan bekerja lebih giat lagi,” pikir si pemuda, lalu memberikan uangnya kepada pengemis tua.
“Terima kasih, pemuda. Kau memang memiliki hati yang mulia. Sebagai balasan kebaikan hatimu, aku memberimu hadiah ini,” ucap pengemis tua itu sambil memberikan bungkusan kepada si pemuda. Dengan senang hati, pemuda itu pun menerimanya.
Hari sudah petang. Pemuda itu khawatir jika adiknya sudah menunggunya di rumah. Ia pun bergegas pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah. pemuda itu membuka hadiah dan pengemis tua. Rupanya hadiah tersebut adalah segenggam padi.
“Untuk apa padi ini?” pikir pemuda itu, bingung.
Bagaimanapun juga, ini adalah hadiah. Biar disimpan saja dulu. Mungkin suatu saat nanti, pemuda itu akan membutuhkan hadiah itu. Pasti ada alasan mengapa pengemis tua memberinya segenggam padi.
Berhari-hari, pemuda itu bekerja dengan giat. Dia sangat ingin membeli hadiah untuk adiknya. Namun, karena kelelahan bekerja, pemuda itu jatuh sakit. Ia pun harus beristirahat di rumah.
“Aku tak bisa bekerja hari ini. Bagaimana aku bisa membeli hadiah untuk adikku? Kebutuhan hidup kami pun harus dipenuhi,” gumam pemuda itu, sedih.
Di kamarnya, pemuda itu melamun, memikirkan hidupnya yang sangat miskin.
“Lebih baik aku memasak saja. Pasti adikku sudah lapar,” ucap pemuda itu.
Pemuda itu pun bangkit dari tempat tidurnya. Ia menuju ke dapur. Olala, beras di kendi sudah habis.
“Bagaimana ini? Tak ada makanan yang bisa kami makan,” ucap si pemuda, merasa sangat sedih.
Tiba-tiba, pemuda itu ingat hadiah padi dari pengemis tua. Hadiah itu bisa ia jadikan makanan untuk hari ini. Ah, benar juga! Mungkin itulah maksud pengemis tua.
Pemuda pun mengambil hadiah padi dari pengemis tua. Ia berpikir sejenak.
“Untuk apa padi itu?” celetuk adiknya yang tiba-tiba datang mengagetkan pemuda.
“Aku akan memasaknya,” jawab pemuda itu.
“Lebih baik kita tanam saja, pasti akan lebih berguna,” saran sang adik.
Wah, benar juga kata adiknya. Di belakang rumah, ada halaman yang cukup luas. Ia hanya tinggal mencari sumber air.
Kedua kakak beradik itu pun saling bahu-membahu menanam padi. Dengan telaten, mereka bergantian mengambil air di sungai. Si pemuda bertugas mengambil air pada pagi hari, dan sang adik bertugas pada petang hari. Mereka bekerja tanpa merasa lelah.
Beberapa bulan kemudian, tanaman padi milik si pemuda tumbuh dengan subur. Waktu panen pun tiba. Awalnya, padi yang mereka dapat hanya untuk kebutuhan makan sehari-hari. Tak lupa mereka juga menyisakan sebagian hasil panen untuk ditanam kembali.
Tahun-tahun berikutnya, hasil panen kedua kakak beradik itu semakin melimpah. Kini, tak hanya untuk makan sehari-hari, mereka juga menjual padi-padi itu. Dengan menjual padi-padi tersebut, pemuda itu pun akhirnya bisa memberikan hadiah untuk adiknya.
“Banyak sekali hasil panen.” ucap si pemuda.
Di tengah kesuksesan tanaman padi mereka, pemuda itu puningat dengan pengemis tua. Ia ingin menemui pengemis itu, dan mengucapkan terima kasih.
Pemuda itu lalu kembali ke pasar. Tapi, pengemis tua itu sudah tak ada di sana. Si pemuda bertanya kepada semua orang yang ada di sana. Namun, mereka justru tak tahu jika ada pengemis tua di pasar.
Mungkin pengemis tua itu adalah perantara dari Tuhan. Si pemuda memang pantas mendapatkannya, karena ia berhati mulia
Hargailah apa pun hadiah yang kamu terima. Pasti ada alasan seseorang memberikan hadiah itu untukmu.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Pendek Sebelum Tidur : Buah Kebaikan adalah akan ada balasan yang manis untuk anak-anak yang berhati mulia. Ayo, berlomba-lomba berbuat kebaikan!
Temukan dan ikuti kami diĀ https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/