Cerita dongeng anak Indonesia yang akan kami ceritakan adalah cerita tentang tiga orang Pangeran yang manja. Tentunya dongeng anak pendek ini sama seperti dongeng anak indonesia bergambar yang pernah di posting sebelumnya mengandung pesan moral yang sangat baik. Yuk kita baca bersama dongeng Indonesia ini.
Cerita Dongeng Anak Indonesia : Kisah Tiga Pangeran
Pada suatu ketika di zaman dahulu kala, hiduplah seorang raja dengan permaisurinya. Mereka memiliki tiga orang putra. Sejak kecil, ketiga anak itu hidup serba berkecukupan. Ratu selalu memanjakan mereka dengan mainan-mainan yang bagus. Tak hanya itu, semua yang mereka inginkan akan terpenuhi dalam sekejap. Akibatnya, ketiga pangeran itu tumbuh menjadi anak yang manja.
“Jika mereka terus-menerus seperti itu, bagaimana kelak mereka akan memimpin negeri ini?” tanya raja.
“Sudahlah suamiku, mereka masih remaja. Siapa tahu setelah dewasa nanti, mereka akan mandiri,” sahut ratu.
Raja pun terdiam. Ah, tidak ada gunanya mengungkapkan isi hatinya kepada ratu. Ratu sangat menyayangi anak-anaknya.
Namun, raja tetap mengkhawatirkan masa depan negerinya. Ia sangat ingin anak-anaknya menjadi anak yang mandiri. Ia pun memanggil seorang penasihat.
“Ada apa, baginda raja? Apakah ada masalah yang mendesak?” tanya penasihat.
“Aku sedang risau dengan ketiga anakku. Kelak mereka akan menjadi pemimpin negeri ini. Tapi, apa jadinya negeri ini jika dipimpin oleh mereka yang belum bisa mandiri? Menurutmu, apa yang harus aku lakukan untuk mengubah perilaku anak-anakku?” tanya raja.
Penasihat tidak langsung menjawab. Ia berpikir keras. Setelah beberapa lama, akhirnya si penasihat mempunyai ide.
“Tuanku, bagaimana jika engkau menyuruh mereka bertiga berkuda mengelilingi kerajaan untuk mengetahui keadaan rakyat? Mungkin dengan melihat keadaan rakyat secara langsung, mereka akan tergerak untuk berubah,” ujar penasihat.
Raja setuju dengan usul si penasihat. Ia segera menyuruh ketiga putranya berkuda mengelilingi kerajaan untuk mengetahui keadaan rakyat secara langsung. Tak lupa, ratu memberikan bekal untuk mereka.
Berangkatlah ketiga pangeran muda tersebut. Raja merasa senang, karena ketiga anaknya mau melakukan perintahnya.
Namun, sudah tiga bulan lebih ketiga pangeran itu pergi. tapi mereka belum juga kembali. Raja menjadi cemas. Apalagi sang ratu, ia terus-menerus menangis. Akhirnya, raja dan ratu memutuskan untuk pergi mencari ketiga anak mereka.
Hari ini, raja dan ratu pergi untuk mencari ketiga anak mereka. Mereka pergi dengan didampingi para pengawal dan juga beberapa dayang.
Sudah seharian mereka berkuda, namun mereka belum juga melihat tiga pangeran. Karena merasa letih, mereka memutuskan untuk beristirahat. Para pengawal sibuk mendirikan tenda, sementara para dayang merapikan peralatan.
“Sebentar lagi malam akan tiba. Sebaiknya, kita beristirahat dulu di sini. Kita lanjutkan perjalanan esok hari,” kata raja.
Hari semakin larut, tapi ratu dan raja tidak bisa memejamkan mata. Mereka sangat mengkhawatirkan ketiga anak mereka. Tak terasa, hari sudah pagi. Setelah sarapan, mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Tibalah mereka di sebuah hutan. Terlihat seekor kuda yang sangat cantik di sana. Ada pula seorang petapa yang mengawasi kuda tersebut. Raja pun menghampiri petapa itu.
“Wahai petapa, aku mencari ketiga putraku yang hilang. Bisakah engkau menolongku?” tanya raja.
“Itu mereka,” ujar petapa seraya menunjuk ke arah tiga buah pilar batu.
“Apa maksudmu?” tanya raja, bingung.
“Aku mengubah ketiga putramu menjadi batu, karena mereka tidak bisa menjawab pertanyaan yang aku ajukan. Mereka tidak akan menjadi raja yang baik. Aku akan mengembalikan mereka ke wujud semula, jika engkau bisa menjawab beberapa pertanyaanku,” kata petapa.
“Apa pertanyaannya? Aku akan mencoba menjawabnya,” ucap raja.
“Putra tertua baginda melihat sebuah kebun yang dikelilingi oleh pagar. Tiba-tiba, pagar kayu itu berubah menjadi sabit dan memotong sayur-mayur yang ada di dalam kebun. Apa arti kejadian itu?” tanya petapa.
“Jawabannya sederhana. Pagar itu untuk melindungi sayur-mayur yang ada di dalam kebun. Hal itu sama seperti seorang pelayan yang bertanggung jawab untuk menjaga barang-barang tuannya. Pagar yang berubah menjadi sabit dan memotong sayur-mayur itu, sama seperti pelayan jahat yang merusak barang-barang tuannya,” jawab raja.
“Pangeran kedua melihat seorang lelaki yang membungkuk sangat rendah, karena beban kayu yang dipikulnya. Meskipun lelaki itu sudah tua dan membungkuk sangat rendah, tapi ia tetap menambah jumlah kayu yang dipikulnya. Apa arti kejadian itu?” tanya petapa.
“Hal itu menggambarkan seorang yang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya Ia selalu ingin mendapatkan lebih banyak.” jawab raja.
“Putra ketiga baginda melihat sebuah kolam yang dipenuhi air. Tetapi, tiba-tiba kolam itu mengering untuk mengairi tanah di sekitar. Apa arti kejadian itu?” tanya petapa.
“Hal itu menggambarkan seorang yang hidup berfoya-foya. Ia menghabiskan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak penting. Akhirnya, harta orang itu pun habis,” jawab raja.
Setelah raja berhasil menjawab semua pertanyaan itu, ketiga putranya pun kembali ke wujud asalnya. Mereka lalu kembali ke istana. Tak lupa, si petapa juga ikut serta. Berkat didikan si petapa, ketiga pangeran itu pun menjadi pangeran yang sangat mandiri dan bijaksana.
Amanat moral yang dapat dipetik dari Cerita Dongeng Anak Indonesia : Tiga Pangeran adalah
Jadilah anak yang mandiri, dan lakukan hal yang bisa kamu lakukan sendiri. Jangan jadi anak yang manja, ya.
Rajinlah belajar, agar kamu menjadi anak yang pandai dan bisa memecahkan masalah yang ada.
Bagaimana apakah kamu suka dengan dongeng anak bergambar yang kakak posting hari ini? Jika suka kunjungi juga posting kakak yang lain yaitu dongeng anak islami dan dongeng anak dunia
Lalu jangan lupa follow facebook kami yah https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/