Banyak sekali cerita rakyat Irak populer di dunia. Cerita-cerita itu dimasukan dalam kumpulan cerita dongeng 1001 malam. Kali ini kakak akan bercerita salah satu dongeng 1001 malam yang pernah kakak tonton film kartunnya ketika kakak masih kecil. Ceritanya mengisahkan seorang pelaut pemberani bernama Sinbad. Jika adik-adik penasaran, silahkan baca ceritanya sampai selesai.
Kumpulan Cerita Dongeng 1001 Malam : Kisah Petualangan Sinbad
Pada jaman dahulu kala, di daerah Baghdad (yang sekarang menjadi Ibu kota negara Irak), hiduplah seorang saudagar kaya bernama Sinbad. la adalah saudagar yang baik dan suka menolong orang lain.
Suatu hari, Sinbad sedang berjalan-jalan di pasar. Di sebuah sudut gang, Sinbad melihat seorang anak muda yang sedang duduk termenung seorang diri. la menghampiri anak muda tersebut.
“Siapa namamu, anak muda? Kenapa kau murung begitu?” tanya Sinbad.
“Namaku Ahmed, Tuan. Aku sedang merenungi nasibku yang miskin ini, Tuan,” jawab Ahmed tanpa semangat.
“Oh begitu ya. Aku punya sebuah cerita untukmu. Kau mau mendengarnya, Ahmed?” kata Sinbad sambil duduk disamping ahmed.
Ahmed mengangguk. Sinbad pun mulai bercerita, “Dulu, nasibku juga buruk sepertimu. Orangtuaku meninggalkan banyak sekali warisan untukku, tapi aku hanya menghabiskannya. Aku tidak biasa bekerja untuk menghasilkan uang. Sampai Suatu saat aku tidak punya apa apa lagi selain rumah yang kutinggali, saat itu aku bertekad menjadi pelaut. Aku menjual rumah satu-satunya warisan orangtuaku yang tersisa. Uang hasil penjualan rumah aku belikan kapal.”
“Setelah lama melaut, kami melihat daratan dan segera merapatkan kapal. Aku dan anak buahku langsung memasak daging dan ikan. Tapi, tiba- tiba, permukaan tanah bergoyang keras. Kami berjatuhan ke laut. Aku sempat melihat ke pulau itu, ternyata pulau itu adalah badan ikan paus. Kau tentu bisa membayangkan betapa besarnya ikan paus itu,” jelas Sinbad.
“Setelah itu, aku menyelamatkan diri dengan memeluk sebuah gentong. Beberapa hari kemudian, baru aku berhasil sampai ke daratan. Tidak jauh dari pantai, aku melihat ada sebutir telur yang sangat besar. Aku mendekati telur itu. Tapi tiba-tiba, dari arah langit terdengar suara kepakan sayap yang mengerikan. Ternyata, seekor naga bersayap menangkapku dan membawaku terbang. Setelah sampai di sarangnya, naga bersayap itu tidur sambil mengerami telurnya. Aku menyelinap di kaki naga bersayap itu dan mengikat badanku di kakinya dengan kain. ‘Kalau ia bangun, pasti langsung terbang dan pergi ke tempat di mana manusia tinggal,’ pikirku ketika itu. Benar saja, esoknya burung naga terbang mencari makanan. Burung naga mendarat di dalam jurang,” kata Sinbad yang masih bercerita.
“Aku segera melepas ikatanku dan bersembunyi di balik batu. Aku terkejut, di sekelilingku terdapat banyak berlian. Pada saat itu, ‘Bruk.’ ada seonggok besar daging jatuh. Ternyata, untuk mengambil berlian itu, orang-orang menjatuhkan daging ke jurang. Lalu, butir-butir berlian akan menempel di daging itu. Daging yang telah tertempel berlian itu akan dibawa naga bersayap ke atas. Nanti, orang-orang akan mengambil butir berlian yang berjatuhan,” lanjut Sinbad bercerita.
“Aku pun punya ide. Aku segera mengikatkan diriku pada daging itu. Tapi, sebelumnya aku mengambil berlian-berlian itu sebanyak yang aku bisa. Tak berapa lama, naga bersayap datang dan mengambil gundukan daging itu. Lalu, terbang dari dasar jurang. Tiba-tiba, terdengar suara gong dan suling yang bergema. Naga bersayap terkejut dan menjatuhkan gundukan daging. Orang-orang yang datang untuk mengambil berlian, terkejut ketika melihatku terikat pada daging,” jelas Sinbad yang kemudian melanjutkan ceritanya kembali.
“Aku pun menceritakan semua kejadian yang kualami. Lalu, orang-orang mengantarku ke pela- buhan. Aku menjual berlian yang kudapat dan kapal yang banyak,” papar Sinbad.
“Sampai di sini dulu ceritaku,” ujar Sinbad menyelesaikan ceritanya.
“Ingatlah, Ahmed! aku bisa menjadi orang kaya karena kerja keras. Jangan pernah putus asa dalam hidupmu. apalagi, kamu masih muda,” tambah Sinbad menasihati Ahmed.
Ahmed mengangguk tanda mengerti. “Terima kasih, Tuan. Mulai saat ini, aku akan bekerja lebih keras lagi,” kata Ahmed sambil pergi dan mulai bekerja mengangkut karung. Sinbad tersenyum senang melihat Ahmed.
Pesan Moral dari Cerita Dongeng 1001 Malam adalah Jangan suka berkeluh kesah. Jadilah anak yang suka belajar dan bekerja keras. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Belajarlah dari perjuangan orang-orang yang telah sukses di dunia, contoh hal yang baik dan tinggalkan perilaku yang buruk.
Ikuti Cerita Anak Dongeng Seribu Satu Malam Dari Irak lainnya pada posting kakak berikut ini Dongeng Cerita Aladin Dan Lampu Ajaib.