Hai adik-adik bagaimana kabar kamu di hari ke lima bulan Ramadhan ini. Apakah kamu berpuasa? Jika yang sudah bisa berpuasa kakak acungkan jempol untukmu. Jika yang belum bisa, kalian jangan berkecil hati kalian bisa mencobanya kembali esok hari. Untuk adik-adik semua, malam hari ini kakak akan bercerita Cerita Anak Anak Dongeng dari Thailand dan Kenya. Semoga adik-adik suka.
Cerita Anak Anak Dongeng Thailand : Ayam Hutan Yang Sombong
Di sebuah hutan, hiduplah sekelompok ayam hutan. Mereka hidup bersama-sama di bawah pimpinan seekor ayam hutan yang gagah bernama Tong.
Tong menjadi pimpinan kelompok ayam hutan berkat kehebatannya mengalahkan seluruh ayam jantan di kelompoknya. Semua ayam hutan senang Tong menjadi pemimpin mereka. Sebab, selain Tong pandai berkelahi, ia juga suka membagi-bagikan makanan kepada mereka.
Sayangnya, Tong memiliki sifat yang sombong. “Aku adalah ayam hutan paling hebat dan paling dermawan,” kata Tong yang selalu membangga-banggakan dirinya.
Pada suatu hari, seekor induk ayam hutan menangis dan mengadu kepada Tong. la menceritakan bahwa anak-anaknya hilang.
“Tolonglah aku, Tuan Tong. Anakku ditangkap pemburu,” kata induk ayam.
“Bagaimana ada pemburu di hutan kita? Bukankah pemburu tak berani masuk ke hutan ini karena takut pada harimau?” tanya Tong.
“Pemburu itu sering berburu di pinggir hutan sebelah selatan,” seru ayam hutan muda yang tidak suka dengan kesombongan Tong.
“Ah, kau pasti tidak akan berani pergi ke sana, Tong,” katanya memanas-manasi.
“Apa katamu? Kau meremehkan aku, ya,” kata Tong.
“Bukan, bukan maksudku begitu. Aku hanya menebak, kau pasti tidak akan berani pergi ke sana,” kata ayam hutan muda.
Akhirnya, Tong termakan oleh kata-kata ayam hutan muda. la pun pergi ketempat pemburu. Sebenarnya, ia sedikit khawatir dan takut pada pemburu, tapi ia terlalu sombong untuk mengakuinya.
Tong terbang dari dahan ke dahan untuk menghindari pemburu. “Pemburu itu pasti ada di bawah,” pikir Tong.
Tapi, baru saja Tong berpikir demikian, tiba-tiba ia terjaring dalam sebuah jala. la berusaha melarikan diri, tapi jalanya justru semakin menjerat sayapnya.
“Akhirnya, aku menangkap satu ekor,” kata pemburu sambil memeriksa jalanya.
“Wah, ayam hutan ini besar sekali. Pasti dagingnya cukup untuk makan sekeluarga,” pikir si pemburu.
Tong ketakutan setengah mati. la mengepak-ngepakkan sayapnya dan berbunyi nyaring sambil mematuki tangan pemburu. Tapi, semua usahanya itu sia-sia.
Akhirnya, Tong menangis dan memohon, “Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku hanya satu ayam kecil.Tapi, jika kau melepaskanku, aku akan memimpin sekelompok ayam hutan menuju jalamu. Bagaimana? Aku janji!”
Tapi pemburu menjawab, “Ah, jika mengorbankan kelompok ayam hutanmu pun kau tega, apalagi aku. Kau hanya akan menipuku, kan? Aku tidak akan melepasmu.”
Akhirnya, Tong dibawa pulang pemburu dan di- jadikan santapan makan malam keluarga pemburu. ltulah nasib Tong yang sombong dan mudah terhasut.
Pesan moral dari Cerita Anak Anak Dongeng Thailand adalah Jangan jadi anak yang sombong. Anak yang sombong hanya akan membuat rugi dirinya.
Cerita Dongeng Anak Anak dari Kenya : Singa, Gajah, Dan Nyamuk
Di sebuah hutan, hiduplah seekor singa. la sangat pemberani. Semua binatang di hutan kagum kepadanya dan mengangkatnya menjadi raja hutan. Setiap kali mempunyai masalah, mereka selalu mengadu kepada sang raja hutan.
Singa sering membanggakan dirinya dengan berkata bahwa tidak ada satu pun binatang di hutan yang membuatnya takut. Semua binatang di hutan tidak berani membantah singa dan hanya mengangguk mengiyakan kehebatan singa.
Suatu ketika, kesombongan singa diketahui gajah. la tidak suka pada singa yang sombong dan berniat memberinya pelajaran. gajah pun pergi menemui singa.
“Hei, Singa, menurutku kau tidak sehebat itu!” seru gajah kesal.
“Apa katamu, Gajah? Kau berani meragukan kehebatanku?” Singa marah dan mengaum.
“Tidak. Maksudku di atas langit masih ada langit. Kalau kau memang hebat, coba aku tantang kau untuk pergi ke lembah sarang para nyamuk,” kata gajah.
“Hahahaha,” singa tertawa terpingkal-pingkal. “Kau pikir aku akan takut pada nyamuk-nyamuk di lembah itu, hah? Aku sentil sedikit saja nyamuk-nyamuk itu pasti mati semua,” katanya dengan nada sombong.
“Baiklah, jika kau bisa bertahan satu malam saja di lembah nyamuk, kau pantas menyandang gelar sebagai binatang paling hebat,” tantang gajah.
“Baik, aku terima tantanganmu,” seru singa. Singa Iangsung pergi ke lembah nyamuk untuk membuktikan kehebatannya.
Sementara itu, gajah tertawa kecil. “Hihihi, biar tahu rasa singa itu?” kata gajah dalam hati.
Gajah tahu benar tentang lembah nyamuk. la pernah pergi ke sana secara tidak sengaja. Saat malam tiba, ribuan nyamuk keluar dan menyiksa gajah dengan gigitan mereka. Gajah yakin singa akan mendapat pelajaran yang berharga di lembah nyamuk.
Singa tiba di lembah nyamuk sore hari. Dengan langkah gagah dan dada membusung, ia menengok ke kanan-kiri mencari nyamuk.
“Hei Nyamuk, kemarilah! Perlihatkan dirimu!” teriak singa.
Tapi, tidak ada jawaban. Setelah lama berteriak- teriak, singa kelelahan dan mulai merebahkan badannya di bawah sebuah pohon. Tak terasa ia sudah tertidur.
“Nguiiingggggg…,” singa terbangun mendengar suara nyamuk. Rupanya ada seekor nyamuk yang terbang mengelilingi kepala singa.
“Ah, rupanya kau datang, Nyamuk. Mari sini, aku sentil kau sampai mati,” kata singa.
Singa mencoba menangkap nyamuk, tapi gagal. Nyamuk selalu berhasil menghindar. Singa terus mencoba menangkap nyamuk sampai ia mulai kelelahan dan tidak bisa bergerak.
Nyamuk lalu hinggap di hidung singa sambil menyindir, “Katanya raja hutan? Mana kekuatanmu?” Singa hanya bisa diam karena kelelahan.
“Sekarang, aku akan beri kau pelajaran, Singa,” kata nyamuk. Nyamuk terbang dan mulai masuk ke telinga singa. Singa merasa tersiksa sekali oleh gigitan-gigitan nyamuk di dalam telinganya.
Singa berlari sambil menggoyang-goyangkan kepalanya dan berteriak, “Ampun, ampun. Aku menyerah, Nyamuk!”
Sejak saat itu, singa tidak pernah sombong lagi. la mendapat pelajaran bahwa binatang sebesar dia pun masih bisa kalah oleh seekor nyamuk yang jauh Iebih kecil. Gajah senang dengan perubahan sikap singa yang tidak lagi sombong.
Pesan Moral dari Cerita Dongeng Anak Anak dari Kenya adalah Jangan jadi anak yang sombong dan jangan pula merasa diri paling hebat. Sebab, belum tentu orang yang kamu anggap lemah bisa kamu kalahkan. Bisa saja kamu lebih lemah dari dia.
Temukan Cerita Anak Anak Dongeng terbaik di blog ini dengan menggunakan menu pencarian