Pengertian Cerita Rakyat dan 3 Contoh Cerpen Rakyat

  1. Definisi / Pengertian cerita rakyat (Kisah Rakyat / Legenda )

Kisah Rakyat / Legenda / Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang asal muasalnya bersumber dari masyarakat serta tumbuh berkembang dalam masyarakat di masa yang lampau. Cerita ini menjadi ciri khas (tradisi/budaya) pada bangsa (kota/tempat) tersebut, yang mempunyai kultur budaya dengan keaneka ragaman termasuk didalamnya khasanah kekayaan budaya serta sejarah pada setiap bangsa (kota/tempat) yang diceritakan. Biasanya, cerita rakyat bercerita mengenai suatu peristiwa pada suatu tempat sehingga menjadi legenda asal muasal tempat tersebut. Tokoh yang berperan pada cerita rakyat biasa berwujud manusia, binatang, maupun para dewa.

  1. Ciri-ciri Cerita rakyat (Unsur-Unsur Cerita Rakyat)

Untuk lebih memahami mengenai apa yang dimaksud dengan cerita rakyat, dibawah ini kami tampilkan karakteristik cerita rakyat :

  • Dikisahkan atau diceritakan secara turun-temurun.
  • Tidak jelas siapa pengarangnya oleh karenanya sifatnya anonim (tanpa pengarang)
  • Tinggi dengan pesan moral
  • Memiliki nilai budaya / tradisi
  • Mempunyai banyak versi yang berbeda
  • Memiliki banyak hal-hal yang tidak bisa diterima dengan logika
  • Tersebar turun temurun dari mulut ke mulut.
  • Pada awalnya dokumentasi sangat kurang pada umumnya dikisahkan secara lisan.
  • Sering mirp dengan cerita rakyat dari daerah lain.
  1. Contoh Cerpen Rakyat Asli yang Berasal dari Pulau Sulawesi

Selain menampilkan ciri ciri cerita rakyat, kami akan memberikan contoh tentang cerita rakyat yang berasal dari Sulawesi.

 

Contoh Cerpen Rakyat dari Sulawesi Tengah

Kisah Rakyat Putri Lumbung Kapas

Tersebutlah seorang raja dalam kisah. Sang Raja memerintah dengan baik hingga segenap rakyat hidup dalam keadaan aman, damai, dan sejahtera. Suatu hari Sang Raja hendak berkeliling ke tujuh negeri. Ketika itu permaisurinya tengah mengandung. Sebelum berangkat Sang Raja berpesan, jika anak yang dilahirkan permaisurinya itu lelaki, maka hendaklah dirawat. Namun, jika anak yang dilahirkan permaisurinya itu perempuan, hendaklah anak itu dibunuh. “Anak perempuan itu tidak berguna,” begitu pendapat Sang Raja hingga memerintahkan membunuh anaknya jika terlahir perempuan.

Beberapa waktu kemudian Sang Raja telah kembali dari perjalanan keliling tujuh negerinya. Seketika tiba di istana kerajaannya, Sang Raja langsung bertanya perihal anaknya, “Apakah anakku telah lahir?”

“Sudah,” jawab mertua Sang Raja.

“Lelaki atau perempuan?”

“Perempuan,” jawab mertua Sang Raja. “Sesuai perintah Ananda Raja, anak Ananda Raja itu langsung kami bunuh dan kami kuburkan di bawah tangga rumah.”

Contoh Cerpen Rakyat Putri Lumbung Kapas
Contoh Cerpen Rakyat Putri Lumbung Kapas

Sebelum Sang Raja berujar, mendadak terdengar suara ayam jago berkokok. Sangat aneh bunyi kokoknya. Dalam suara kokoknya, ayam jago itu memberitahu Sang Raja, bahwa mertua Sang Raja telah berdusta. Anak Sang Raja memang perempuan dan diberi nama Putri Lumbung Kapas. Namun, anak Sang Raja itu tidak dibunuh. Yang dibunuh dan dikuburkan di bawah tangga rumah adalah seekor anak kambing. “Putri Lumbung Kapas kini bersama Nenek Kubayang di ujung desa!” seru ayam jago itu.

Tak terkirakan kemarahan Sang Raja setelah dibohongi. Ia pun memerintahkan mertua lelakinya, mertua perempuannya, dan adik Raja untuk menjemput Putri Lumbung Kapas guna dihadapkan padanya.

Mereka yang diperintahkan Sang Raja segera menuju ujung desa dan menemui Putri Lumbung Kapas. Mereka meminta Putri Lumbung Kapas turut serta bersama mereka untuk menghadap ayahandanya. Namun, Putri Lumbung Kapas menolak dengan mengemukakan alasan ia sedang menanam tanaman kapas.

Kian memuncak kemarahan Sang Raja saat mertua lelakinya, mertua perempuannya, dan adiknya datang menghadapnya tanpa iringan Putri Lumbung Kapas. Sang Raja tidak peduli dengan alasan yang disampaikan putrinya itu. Ia perintahkan mertua lelakinya, mertua perempuannya, dan adiknya untuk kembali berangkat ke ujung desa untuk menjemput paksa Putri Lumbung Kapas. Namun, lagi-lagi Putri Lumbung Kapas memberikan alasan penolakannya, “Sampaikan permohonan ampun hamba, hamba belum dapat menghadap ayahanda Raja karena hamba sedang memintal benang”

Begitu kejadian itu berulang-ulang. Setiap kali datang kakek, nenek, dan bibinya untuk menjemputnya untuk dibawa ke istana kerajaan, Putri Lumbung Kapas senantiasa menolak dan memberikan alasannya, seperti sedang menenun benang untuk membuat kain dan menjahit kain untuk membuat pakaian.

Sang Raja menjadi tidak sabar lagi. Kemurkaannya kian menjadi-jadi. Ia perintahkan mertua lelakinya, mertua perempuannya, dan adiknya untuk membawa Putri Lumbung Kapas secepatnya. “Tanpa ada lagi alasan!” tegas Sang Raja.

Putri Lumbung Kapas akhirnya dihadapkan pada Sang Raja. Sang Raja memerintahkan anak perempuannya itu ke tempat hukuman mati. Tak berapa lama kemudian terlihat darah menetes di tempat hukuman mati itu. Semuanya menyangka jika Putri Lumbung Kapas telah meninggal dunia. Namun ternyata Putri Lumbung Kapas masih hidup. Ia berjalan tenang menuruni tempat hukuman mati itu.

Sang Raja sangat murka. Ia lantas menghunus kerisnya. Katanya, “Biarlah aku sendiri yang akan membunuhnya!”

“Ayahanda;” ujar Putri Lumbung Kapas, “Sebelum Ananda dibunuh, berkenankah Ayahanda jika Ananda menghaturkan satu permohonan terakhir Ananda terlebih dahulu?”

“Permohonan apa yang engkau kehendaki?”

“Ananda memohon agar diperkenankan menjelajahi tujuh negeri terlebih dahulu,” kata Putri Lumbung Kapas. “Ayahanda, hamba sangat memohon agar diperkenankan sebelum Ayahanda membunuh Ananda.” Sang Raja akhirnya mengizinkan.

Putri Lumbung Kapas meninggalkan negerinya dengan ditemani seekor kuda, seekor kera, seekor tikus, dan seekor burung pipit. Ibu, kakek, nenek, dan bibinya melepaskan kepergian Putri Lumbung Kapas dengan linangan airmata. Selama dalam perjalanannya, Putri Lumbung Kapas menyamar menjadi seorang lelaki dan mengubah namanya menjadi si Saudagar.

Dengan penyamarannya sebagai si Saudagar, Putri Lumbung Kapas menjelajahi negeri-negeri. Enam negeri telah dijelajahinya. Tibalah ia kemudian di negeri ke tujuh. Di negeri yang besar itu terdapat seorang pangeran yang sangat tampan wajahnya. Si Saudagar berkenalan dengan Sang Sang Pangeran tertarik dengan si Saudagar. Ia sangat yakin, si Saudagar itu sebenarnya perempuan, meski si Saudagar berusaha menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang lelaki. Sang Pangeran ingin membuktikan kebenaran dugaan dan keyakinannya. Ia pun lantas mengajak si Saudagar untuk memanjat pohon kelapa.

Ajakan Sang Pangeran membuat Putri Lumbung Kapas kebingungan. Putri Lumbung Kapas sangat takut jika penyamarannya akan terbongkar. Ia terpaksa menerima ajakan Sang Pangeran itu untuk memanjat pohon kelapa, meski akan dilakukannya keesokan harinya. Masalah itu kian membuat Putri Lumbung Kapas kebingungan.

Si Kera keheranan mendapati Putri Lumbung Kapas. “Apa yang membuat Tuan Putri terlihat bingung seperti itu?” tanyanya.

Putri Lumbung Kapas menceritakan masalah yang tengah dihadapinya kepada si Kera.

“Janganlah Tuan Putri menjadi risau jika masalah itu yang Tuan Putri hadapi. Serahkan pada hamba. Hamba akan menyamar menjadi si Saudagar yang tengah Tuan Putri perankan;” ujar si Kera.

Keesokan harinya si Kera menyamar menjadi si Saudagar dan memanjat pohon kelapa bersama dengan Sang Pangeran. Tentu saja si Kera lebih dahulu memetik buah kelapa dibandingkan Sang Pangeran.

Sang Pangeran tetap yakin jika si Saudagar sesungguhnya adalah sosok perempuan. Ia tetap berusaha mengajak si Saudagar melakukan berbagai hal untuk membuktikan kebenaran dugaannya. Namun, berkat bantuan teman temannya, Putri Lumbung Kapas senantiasa dapat menjaga penyamarannya.

Setelah tinggal beberapa saat di negeri ketujuh, si Saudagar akhirnya kembali ke negerinya. Ia akan menunjukkan kepada ayahandanya, bahwa perempuan dapat melakukan berbagai hal seperti yang dilakukan lelaki. Perempuan juga dapat menjelajah ke berbagai negeri seperti yang dilakukan lelaki. Perempuan juga berguna. Sementara itu Sang Pangeran yang tetap yakin jika si Saudagar itu sesungguhnya seorang perempuan, mengikuti kepergian si Saudagar dengan diam-diam.

Putri Lumbung Kapas akhirnya tiba kembali di negerinya. Di hadapan ayahandanya, ia menjelaskan berbagai hal yang bisa dilakukannya selama dalam perjalanannya. Keberhasilannya menjelajahi tujuh negeri telah membuat Sang Raja insyaf. Sang Raja mengurungkan menghukum mati anak perempuannya itu setelah menyadari jika perempuan ternyata berguna pula.

Sang Raja yang telah insyaf lantas mengadakan pesta selamatan atas kepulangan putrinya itu dari perjalanan jauhnya. Ketika pesta selamatan diadakan, datanglah Sang Pangeran dari negeri ketujuh. Dugaannya ternyata benar, si Saudagar adalah seorang perempuan yang cantik wajahnya. Ia pun melamar Putri Lumbung Kapas.

Tak berapa lama kemudian Putri Lumbung Kapas menikah dengan Sang Pangeran. Kedua warga kerajaan itu pun menyambut gembira pernikahan itu. Mereka berbahagia, seperti kebahagiaan yang dirasakan Sang Pangeran dan Putri Lumbung Kapas.

Pesan Moral dari Contoh Cerpen Rakyat dari Sulawesi Tengah Kisah Putri Lumbung Kapas adalah lelaki dan perempuan sama-sama manusia ciptaan Tuhan dengan membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keduanya diciptakan tuhan untuk saling melengkapi, sehingga tidak seharusnya jika saling merendahkan (pada artikel pengertian cerita rakyat).

Contoh Cerpen Cerita Rakyat Sulawesi Tengah

Legenda Sesentola Dan Burung Garuda

Tersebutlah sepasang suami istri pada zaman dahulu. Mereka telah lama berumah tangga, namun belum juga dikaruniai anak. Suami istri itu senantiasa berdoa dan memohon. Akhirnya permohonan mereka dikabulkan. Sang istri me ngandung dan melahirkan bayi lelaki yang kemudian diberi nama Sesentola.

Sesentola tumbuh menjadi anakyang mempunyai nafsu makan luar biasa. Ketika tiga tahun usianya, Sesentola mampu menghabiskan nasi sebanyak satu tempayan. Kedua orangtuanya merasa sangat kerepotan untuk memberinya makan. Setelah keduanya berembuk, keduanya sepakat untuk membunuh anak mereka itu agar kehidupan mereka yang miskin tidak bertambah miskin serta repot.

Pada suatu hari sang Ayah mengajak Sesentola untuk menjala ikan di sungai yang banyak dihuni buaya ganas. Pada saat sang Ayah menebarkan jalan, ia sengaja menjatuhkan jala itu ke dalam sungai. Sang Ayah meminta Sesentola untuk terjun ke sungai guna mengambil jala itu.

Tanpa ragu-ragu, Sesentola langsung terjun ke dalam sungai. Sesaat setelah Sesentola terjun ke sungai, ayahnya langsung pulang.Ia sangat yakin, anaknya akan dimangsa buaya-buaya ganas penghuni sungai itu. Namun, betapa terperanjatnya ia dan istrinya ketika melihat Sesentola kembali pulang seraya memanggul seekor buaya besar yang telah dibunuhnya!

Niat untuk melenyapkan Sesentola tidak juga pupus di hati kedua orangtuanya. Sang Ayah lantas mengajak Sesentola untuk menebang pohon beringin besar yang tumbuh di tepi sungai. Sang Ayah meminta Sesentola untuk duduk di tempat jatuhnya pohon beringin besar itu ketika ditebang. Pohon beringin pun ditebang dan telak mengarah ke tubuh Sesentola. Setelah merasa yakin anaknya telah mati tertimpa batang pohon beringin besar, Sang Ayah lantas kembali ke rumah.

Kedua orangtua Sesentola kembali terperanjat dan terheran-heran ketika mendapati anak mereka pulang ke rumah seraya memanggul batang pohon beringin yang besar.

Sesentola akhirnya mengetahui jika kedua orangtuanya berniat untuk membunuhnya. Ia pun berujar kepada ibunya, “Sudahilah usaha Ayah untuk membunuh saya. Saya akan pergi merantau.”

Contoh Cerpen Cerita Rakyat Sesentola Dan Burung Garuda
Contoh Cerpen Cerita Rakyat Sesentola Dan Burung Garuda

Bagaimanapun juga, Sang ibu merasa sedih pula. Ia sesungguhnya sayang pada Sesentola, hanya keadaannya yang miskin saja yang membuatnya terpaksa menyetujui saran suaminya untuk membunuh Sesentola. Ia memberikan dua senjata pusaka untuk bekal perjalanan Sesentola. Dua senjata pusaka itu berupa panah sakti bermata tiga dan cincin. Sang Ibu mengatakan, jika panah sakti bermata tiga itu dilepaskan dengan iringan ucapan sasaran yang hendak dibidik, maka sasaran itu akan telak mengena. Seandainya Sesentola hendak memanah mata, maka mata itu akan tepat dikenai jika Sesentola melepaskan panah sakti bermata tiganya dengan iringan ucapan mata. Adapun cincin pusaka itu tak juga kalah dalam hal kesaktian. Jika Sesentola, cincin pusaka itu hendaklah direndam dan air rendaman itu digunakan untuk mengobati penyakitnya.

Sesentola pun memulai pengembaraannya. Setelah berjalan berhari-hari, sampailah Sesentola di sebuah negeri yang tampak sangat lengang. Tidak ada siapa pun juga yang dilihat Sesentola. Ia mendapati sebuah bangunan yang tampak indah serta megah. Di dalam bangunan indah itu Sesentola melihat sebuah gendang besar Saat Sesentola hendak memukul gendang besar itu, terdengar suara dari dalam gendang besar, “Jangan engkau pukul gendang ini. Aku tengah bersembunyi di dalamnya. Lekaslah engkau masuk ke dalam gendang ini sebelum garuda datang menyerang!”

Orang yang bersembunyi di dalam gendang besar itu seorang perempuan. Lemontonda namanya. Lemontonda merupakan satu-satunya orang yang masih hidup di negeri itu. Warga Iainnya di negeri itu telah dimangsa garuda.

“Jangan engkau takut,” hibur Sesentola. “Jika garuda itu nanti datang ke sini, aku akan membunuhnya taklama kemudian datanglah garuda itu. Sesentola telah bersiaga dengan panah sakti¬nya. Seketika burung garuda itu datang mendekat hendak menyambarnya, Sesentola melepaskan anak panahnya. Sesentola rnenyebutkan leher garuda itu sebagai sasaran bidikan panahnya. Leher garuda itu pun terkena anak panah Sesentola hingga jatuh dan akhirnya mati.

Raja Garuda di Kahyangan murka tak terkira ketika mendapati garuda itu mati terkena anak panah Sesentola. Ia lalu memerintahkan garuda bernama Vandease untuk membawa Sesentola ke Kahyangan. Perintahnya, “Jika Sesentola menolak, maka engkau boleh memangsanya!”

Sesentola tentu saja menolak untuk dibawa ke Kahyangan. Ia bahkan memanah garuda bernama Vandease pada bagian keningnya. Vandease pun terjatuh dan mati terkena anak panah sakti Sesentola.

Raja Garuda kian murka. Ia lantas memerintahkan garuda bernama Vandebuluva untuk membawa Sesentola ke Kahyangan. Vandebuluva jauh lebih ganas dan perkasa dibandingkan Vandease.

Kedatangan Vandebuluva telah disebutkan Lemontonda kepada Sesentola sebelumnya. Sesentola meminta segelas air yang akan digunakannya untuk merendam cincin pusakanya. Katanya kepada Lemontonda, “Jika nanti aku pingsan, tetesilah mataku dengan air rendaman cincinku ini.”

Garuda bernama Vandebuluva langsung menuju Sesentola. Tubuhnya yang jauh lebih besar dan lebin ganas dibandingkan Vandease itu terlihat sangat mengerikan. Namun, Sesentola tidak terlihat takut. Sesentola mengarahkan anak panahnya ke leher Vandebuluva. Beberapa saat kemudian anak panah sakti yang dilepaskan Sesentola telah mengenai leher Vandebuluva. Namun, garuda besar itu tidak Iangsung jatuh. Ia masih sempat menyambar tubuh Sesentola hingga pingsan. Vandebuluva akhirnya jatuh dan mati.

Lemontonda lantas memercikkan air rendaman cincin pusaka ke kelopak mata Sesentola. Seketika itu pula Sesentola kembali sadar.

Keadaan negeri itu pun akhirnya aman dan damai. Sesentola kemudian melamar Lemontonda. Lemontonda bersedia dinikahi Sesentola dengan syarat seluruh orang di negeri itu, termasuk kedua orang tuanya dapat hidup kembali.

Dengan kesaktiannya, Sesentola lantas menghidupkan kembali orang-orang di negeri itu. Negeri yang lengang itu telah kembali ramai seperti sedia kala.

Ayah Lemontonda lantas menikahkan putrinya itu dengan Sesentola. Pesta pernikahan Sesentola dan Lemontonda berlangsung meriah. Segenap warga akhirnya bersepakat untuk mengangkat Sesentola sebagai raja mereka. Sesentola hidup berbahagia selaku raja negeri itu.

Pesan Moral dari Contoh Cerpen Cerita Rakyat Sulawesi Tengah Sesentola Dan Burung Garuda adalah kebenaran akan dapat mengalahkan kebatilan atau keburukan. orang yang baik akan menuai kebaikannya di kemudian hari (pada artikel pengertian cerita rakyat).

Contoh Cerpen Cerita Rakyat Sulawesi Tengah

Cerita Rakyat Asal Mula Ikan Duyung

Tersebutlah sepasang suami istri bersama tiga anak mereka pada zaman dahulu. Keluarga itu hidup dari hasil berkebun dan juga menangkap ikan.

Pada suatu hari sang Ayah mendapatkan ikan dalam jumlah cukup banyak. Sang Ibu lantas memasaknya untuk sarapan. Cukup banyak ikan yang tersedia untuk mereka hingga tidak habis untuk mereka makan pagi itu. Sebelum berangkat ke kebun, sang Ayah berpesan pada istrinya agar menyimpan ikan yang tersisa. “Nanti sore sepulang dari berkebun, aku akan memakannya,” kata sang Ayah.

Sang ibu menyimpan ikan tersebut di tempat penyimpanan makanan dan menutupnya rapat-rapat.

Pada siang harinya ibu dan tiga anaknya itu kembali makan. Si anak bungsu mendadak minta makan dengan lauk ikan. Tidak ada ikan yang tersisa ketika itu kecuali ikan yang diperuntukkan bagi sang Ayah. Namun si anak bungsu tetap bersikeras meminta. Ia bahkan menangis seraya mengguling-gulingkan tubuhnya. Sang ibu yang tidak tega akhirnya terpaksa memberikan ikan yang diperuntukkan suaminya. Si anak bungsu langsung memakan ikan itu dengan lahap.

Pada sore harinya, sang Ayah pulang dari berkebun dengan perut lapar dan tubuh lelah. Seketika tiba di rumah, sang Ayah minta dihidangkan makanan. Ia ingin makan dengan lauk ikan kegemarannya. Seketika tidak mendapati ikan kegemarannya, sang Ayah langsung menanyakannya, “Kemana ikan yang tadi pagi kuminta untuk engkau simpan, Bu?”

Sang Ibu lalu menjelaskan kejadian yang dialaminya dan menyatakan jika ikan itu telah dimakan anak bungsu mereka.

Sang Ayah menjadi sangat marah. Ia tidak bisa menerima kenyataan jika ikan itu telah dimakan anak bungsunya. Begitu pun ia tidak mau memaafkan istrinya meski istrinya telah berulang-ulang memohon maaf padanya. Ia bahkan meminta agar istrinya harus bertanggung jawab dengan mencari ikan sebagai ganti ikan yang telah dimakan anak bungsunya. “Jangan engkau pulang sebelum engkau membawa ikan!”

Sang Ibu pun pergi dari rumah dengan hati yang amat sedih. Ia pergi menuju laut. Sang Ibu seperti tak lagi peduli dengan laut yang akan dapat menenggelamkannya.

Keesokan harinya tiga anak itu mencari ibu mereka. Si bungsu yang masih menyusu terus saja menangis dan memanggil-manggil nama ibunya. Tiga anak itu menuju ke laut karena beranggapan ibunya tengah mencari ikan di laut.

Contoh Cerpen Cerita Rakyat Asal Mula Ikan Duyung
Contoh Cerpen Cerita Rakyat Asal Mula Ikan Duyung

Sesampainya mereka di pantai, tiga anak itu tidak menemukan ibu mereka. Mereka lantas memanggil-manggil nama ibu mereka. Betapa terperanjat bercampur gembiranya hati mereka saat mendapati ibu mereka muncul dari dalam laut dengan tubuh basah kuyup.

Sang Ibu lantas menyusui anak bungsunya.

Setelah anak bungsunya itu puas menyusu, ia pun meminta tiga anaknya itu untuk kembali ke rumah. “Ibu nanti menyusul, setelah mendapatkan ikan,” katanya.

Ketiga anak itu pun akhirnya kembali pulang ke rumah. Semalaman mereka menunggu, ibu mereka tidak juga pulang. Keesokan harinya, tiga anak itu kembali ke pantai. Kembali mereka memanggil-manggil ibu mereka.

Sang Ibu muncul dari dalam laut. Ia menghampiri tiga anaknya dan berniat menyusui si bungsu. Namun ketiga anaknya memandang heran sekaligus takut padanya. Tubuh sang ibu tampak bersisik-sisik layaknya ikan. Si bungsu bahkan enggan disusui ibunya yang tertihat aneh itu.

Meski sang ibu terus meyakinkan jika dirinya ibu tiga anak itu, namun tiga anak itu meragukannya.

“Ibuku cantik wajahnya dan halus kutitnya,” kata si sulung. “Bukan berkulit ikan sepertimu.”

Tiga anak itu berlari menjauhi sang Ibu. Mereka terus bertarian di pantai hingga sang Ibu kembali menyelam ke datam laut. Tiga anak itu kemudian kembali memanggil-manggil ibu mereka, sang Ibu kembali muncul dari dalam laut. Namun, wujudnya semakin menakutkan. Semakin banyak sisik yang memenuhi tubuhnya. Tiga anak itu kembali berlari menjauh saat sang ibu mendekati mereka.

Begitu seterusnya. Setiap kali tiga anak itu memanggil nama ibu mereka, setiap kali itu puta sang ibu muncul dari dalam laut dengan wujud yang semakin terlihat menakutkan. Kemunculan terakhir sang Ibu sangat mengejutkan sekaligus menakutkan tiga anaknya. Seluruh kulit sang Ibu telah dipenuhi sisik dan kedua kakinya telah berubah menjadi ekor ikan.

Sang ibu tetah berubah wujud menjadi manusia ikan.

Masyarakat Sulawesi Tengah percaya, sang Ibu itulah yang menjadi asal usul ikan duyung yang terdapat di taut Sulawesi Tengah.

Pesan Moral dari Contoh Cerpen Cerita Rakyat Sulawesi Tengah Asal Mula Ikan Duyung adalah perintah orangtua hendaklah kita patuhi. selain itu, jangan suka marah karena kemarahan hanya akan merugikan diri kita di kemudian har

dari tiga judul cerita rakyat diatas, kami yakin akan dapat memberi gambaran mengenai pengertian cerita rakyat.

1 komentar tentang “Pengertian Cerita Rakyat dan 3 Contoh Cerpen Rakyat”

Tinggalkan Balasan