Legenda Baruklinting adalah cerita rakyat dari Jawa Tengah yang jarang diketahui oleh masyarakat.
Cerita pendek rakyat kali ini bisa dijadikan dongeng pengantar tidur anak. Ada pelajaran yang bisa diambil dari legenda ini. Apa hikmah yang bisa dipetik dari dongeng anak ini?
Yuk kita baca kisah Naga Baruklinting sampai selesai.
Dongeng Cerita Pendek : Legenda Naga Baruklinting dan Asal mula Desa Kesongo
Dahulu kala, ada naga raksasa. Namanya adalah Baruklinting.
Pada suatu hari, salah satu dewa memintanya untuk mencari sembilan gembala untuk menjadi persembahan bagi para dewa.
Kemudian Baruklinting pergi ke gunung. Dia membuka mulut besarnya setiap hari. Dia berharap bahwa para gembala nanti akan memasuki mulut besarnya untuk beristirahat.
Di desa itu, setiap hari ada sepuluh gembala membawa sapi mereka ke ladang rumput di kaki gunung. Mereka tidak tahu disana ada naga.
Salah satu gembala itu sangat kurus dan kotor. Teman-temannya selalu mengolok-oloknya. Namun Gembala kurus tidak pernah marah.
Dia hanya diam bersabar dan meninggalkan teman-temannya setiap kali mereka menertawakan ataupun mengejeknya.
Hari itu sangat panas.
Semua gembala sangat lelah.
Mereka ingin mencari tempat yang asyik untuk beristirahat.
Gembala kurus telah menemukan tempat yang bagus untuk beristirahat.
Itu di bawah pohon besar.
Tempatnya sejuk sehingga dia tidak merasa panas lagi.
Teman-temannya iri melihat si kurus telah menemukan tempat yang teduh.
“Ayo kita curi tempatnya,” kata salah satu dari mereka.
“Ya! Ayo lakukan!” Gembala lain setuju.
Mereka mengambil lumpur dan melemparkannya ke gembala kurus. Gembala kurus itu sangat sedih. Meski begitu, dia tidak marah.
Dia kemudian meninggalkan mereka dan berjalan jauh.
“Ha ha ha pergi sekarang! Kamu anak laki-laki kurus!” Para Gembala menertawakannya.
Tiba-tiba langit menjadi gelap. Ada guntur dan kilat. Hujan deras mulai turun.
Para gembala tidak mau basah kehujanan.
Merekapun mencari tempat lain yang bisa melindungi mereka dari hujan.
Mereka akhirnya menemukan gua besar. Gua itu memiliki bebatuan tajam di dalamnya.
Semua gembala tidak tahu bahwa gua itu sebenarnya adalah mulut naga raksasa.
Ya, itu adalah mulut Baruklinting! Ketika semua gembala berada di dalam ‘gua’, tiba-tiba salah satu dari mereka mendorong gembala kurus agar pergi keluar dari Gua.
“Pergilah! Anda bukan di sini! Ini hanya untuk anak laki-laki besar!”
“Tapi di luar hujan,” kata gembala kurus.
” Aku tidak peduli!” Lalu mereka mendorongnya.
Tepat setelah gembala kurus itu berada di luar gua, tiba-tiba mulut gua menutup!
Ya, Baruklinting baru saja menyelesaikan pekerjaannya untuk mendapatkan sembilan gembala untuk para dewa.
Ketika para gembala kurus melihat gua itu menutup dan berubah menjadi naga, dia lari!
Dia berlari secepat yang dia bisa.
Dia kemudian memberi tahu penduduk desa tentang gua dan naga.
Penduduk desa kemudian pergi ke gunung untuk membunuh naga. Tetapi ketika mereka tiba, naga sudah pergi.
Sejak hari itu, desa itu bernama Desa Kesongo.
Songo yang artinya sembilan untuk mengingatkan 9 orang gembala yang dimakan oleh naga Baruklinting.
Pesan moral dari Legenda Naga Baruklinting adalah
- Jangan jahat dan berbuat buruk kepada orang lain. Perbuatan buruk akan berakibat buruk juga di masa yang akan datang.
- Jika kamu menerima ejekan dan hinaan, bersabarlah, jadikan itu masukan untuk memperbaiki diri.