Di blog dongengceritarakyat.com banyak sekali kumpulan dongeng hewan atau fabel yang dapat diceritakan sebagai pengantar anak sebelum tidur. Misalnya pada posting sebelumnya kami pernah menerbitkan artikel cerita sebelum tidur untuk anak dan cerita dongeng sebelum tidur untuk anak. Kali ini kami akan berbagi 3 cerita rakyat fabel yang sederhana sehingga amanat moral yang terkandung didalamnya dapat diterima oleh anak dengan mudah. Ceritakan dongeng anak ini sebelum mereka tidur, agar hubungan orang tua dan anak akan semakin hangat. Disamping itu cerita anak dan fabel akan merangsang imajinasi dan kreatifitas anak. Selaman mendongeng.
Kumpulan Dongeng Hewan : Burung Merak dan Kuda Peniru
Suatu hari di sore yang cerah terlihat di sepenjuru tempat para hewan berjalan dengan tujuan yang sama yaitu sebuah tempat terbuka yang sangat luas kedatangan mereka adalah untuk membuat sebuah peranyaan untuk sang raja hutan yakni singa, hewan-hewan itu berdatangan dari seluruh penjuru tempat hingga lapangan terbuka itu dipenuhi oleh hewan-hewan hingga mereka berdesakan.
Hewan hewan itu bermalam di tempat terbuka itu hingga pagi dan ketika pagi datang mereka bersiap menyambut kedatangan sang raja hutan, tidak lama kemudian terdengar auman sang sang raja hutan yang sangat lantang menandakan sang raja hutan telah tiba di tempat itu. Sang raja hutan datang ke tempat terbuka dengan di temani oleh para gajah dan badak dan sesampainya disana sang raja hutan duduk dan memerintahkan seluruh hewan untuk duduk.
Lalu sang raja hutan memerintahkan seekor burung merak yang paling anggun untuk maju ke depan sang raja hutan untuk menari, setelah mendengar perintah sang raja hutan seekor burung merak maju dan menampilkan tariannya dengan sangat indah, burung merak itu bergerak kesana kemari sambila membuka ekornya yang berwarna indah ke semua penonton, sang burung merak menari dengan sangat indah sehingga sang raja hutan dan seluruh hewan yang menonton sangat senang.
Ketika sang burung merak menari dengan indahnya seekor kuda iri kepada sang burung itu dan dia ingin sekali menari dihadapan semua hewan, karena dia merasa tariannya mampu menandingi keindahan tarian sang burung merak. Setelah selesai sang burung merak menari sang kuda melompat ke hadapan sang raja hutan dan langsung menari-nari dia mencoba meniru tarian sang burung merak, sang kuda menari sambil melompat kesana-kemari sambil menendang-nendang kakinya tanpa irama yang jelas hingga akhirnya kaki kuda itu tidak sengaja menendang sang raja hutan.
Karena kelakuannya itu sang raja hutan sangat marah kepada sang kuda “Apa yang kau lakukan tuan kuda, kenapa kau menari seperti itu hingga kakimu itu menendang tepat di wajahku.” kata sang raja hutan “maafkan aku raja hutan, aku hanya ingin menari seperti burung merak itu dan tarianku memang lebih indah dari burung merak itu.” jawab sang kuda “dimana keindahannya jika tarianmu itu melukai seseorang.” kata sang raja hutan “sebaiknya kau pergi dari perayaan ini aku tidak mau melihatmu di perayaan ini.” perintah sang raja hutan, akhirnya sang kuda pun pergi dari tempat perayaan itu dengan penuh kesedihan.
Sang kuda kecewa dengan pengusiran yang dilakukan sang raja hutan kepadanya, meskipun dia sadar bahwa sifat iri membuatnya menjadi di usir dari perayaan yang menyenangkan itu. Kini sang kuda harus puas meninggalkan perayaan itu dengan penuh kesedihan dan dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa tidak akan mengulangi perbuatannya itu karena iri hati.
Amanat yang ingin disampaikan penulis pada Kumpulan Dongeng Hewan : Burung Merak dan Kuda Peniru adalah sifat dengki dan iri adalah sifat yang buruk dan hanya akan merugikan dirikita sendiri. Sifat iri akan membuat kita menjadi tidak bahagia dan tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki.
Kumpulan Dongeng Anak : Pohon Pinus Yang Angkuh dan Pakis Yang Sederhana
Disebuah gunung tinggi terdapat pohon-pohon pinus besar dan tua, pohon-pohon itu sangat besar dan tinggi menjulang ke langit pohon-pohon itu berumur hampir puluhan tahun dan ada pula yang mencapai ratusan tahun. Pohon-pohon itu sering digunakan burung-burung untuk bersarang terutama burung-burung yang tubuhnya cukup besar seperti elang. Di bawah pohon-pohon besar itu terdapat rerumputan dan semak-semak rerumputan itu seperti rumput gajah, alang-alang, jenis pakis dan semacamnya.
Suatu hari sebuah pohon besar berkata kepada sebuah tanaman pakis dengan perasaan yang bangga ”wahai pohon pakis tengoklah aku, aku adalah pohon yang tumbuh tinggi dan sangat besar akar-akar menancap sangat kuat ke dalam tanah, tidak seperti dirimu yang tumbuh kecil di bawah ku, dan meskipun aku diterpa angin yang cukup kencang aku masih mampu berdiri kokoh”. kemudian pohon pakis kecil itu berkata kepada pohon pinus yang besar itu “aku tahu kalau kau memang tumbuh sangat tinggi menjulang ke atas langit namun apa lagi kegunaan bersar dan tingginya dirimu?.” dengan angkuh pohon pinus itu menjawab “aku memiliki berbagai macam kegunaan, lihatlah para burung senang sekali bersarang padaku mereka merasa aman bersarang di dahan ku yang kuat ini.
Lalu aku juga sering dijadikan bahan untuk membuat rumah, lihatlah batang-batangku yang besar ini mereka dijadikan penyangga rumah, pintu, kusen dan macam-macam dan akarku pun sering dijadikan sebuah hiasan.” lalu dia berkata lagi “tidak sepertimu apa yang berguna dari bagian dirimu yang kecil itu.” mereka berdebat dengan sengit karena pohon pinus itu terus saja membanggakan dirinya.
Lalu pohon pakis itu berkata “Oh memang benar, memang benar semua apa yang kau katakan terdengar begitu mengagumkan bahkan setiap dari bagian dirimu mampu dimanfaatkan dengan baik. Tapi seharusnya kau tidak membanggakan hal itu karena aku yakin ketika para penebang pohon memilih dirimu untuk ditebang maka kau akan berharap kau adalah sebuah pakis yang tidak berguna.” Tidak lama kemudian apa yang dikatakan oleh pakis itu benar terjadi beberapa penebang pohon membawa peralatan untuk menebang pohon yang besar dan tinggi dan akhirnya mereka memilih pohon pinus tinggi dan angkuh itu.
Pohon itu di tebang dengan kapak yang sangat tajam karena besarnya pohon itu para penebang cukup kelelahan menebangnya, sedikit demi sedikit pohon itu di pangkas dan akhirnya pohon itu tumbang, lalu pakis itu berkata “lihatlah kini, tuan pinus kau telah tumbang di tebang dan aku tidak mendengar sedikitpun darimu hal-hal yang kau banggakan itu, meskipun sesuatu memiliki kemewahan namun memiliki kesulitan dalam hidupnya janganlah berbangga dari hal yang demikian. Lebih baik memiliki kesederhanaan dari pada kemewahan namun dengan kesulitan pada akhirnya.
Amanat yang ingin disampaikan penulis pada Kumpulan Dongeng Anak : Pohon Pinus Yang Angkuh dan Pakis Yang Sederhana adalah semua makhluk Tuhan diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, sudah sepatutnya kita bersyukur dengan apa yang kita miliki. Kesombongan adalah pangkal dari kehancuran, selayaknya kita rendah hati dan saling menyayangi.
Kumpulan Dongeng Hewan : Seekor Landak di Sarang Rubah
Suatu hari yang cerah ketika sang mentari meninggi dan menyinari alam dengan hangatnya seekor rubah keluar dari sarang sambil mencium-cium udara segar, sarang rubah itu berada di bawah pohon besar dia menemukan tempat itu ketika dia memutuskan untuk berpindah tempat dari sebuah gunung karena disana terlalu banyak rubah dan makananpun menjadi sangat sedikit. Hari itu sang rubah berkeliaran mencari makanan seperti tikus, kodok, kelinci dan hewan lainnya. Rubah itu sering mencari makanan hingga sore hari hingga sore menjelang sang rubah kembali kesarangnya dan saat itu turunlah hujan deras, kini sang rubah telah berada disarangnya dengan nyaman.
Tiba-tiba dari luar terdengar suara seekor landak, segera sang rubahpun keluar melihat landak tersebut, landak tersebut berteduh di bawah pohon yang rindang itu sambil kedinginan. Karena kasihan melihat keadaan sang landak sang rubah pun menyuruhnya masuk kesarangnya saat itu sang landak memohon kepada sang rubah untuk tinggal di sarangnya dan sang rubahpun mempersilahkan sang landak untuk tinggal tanpa rasa keberatan.
Setiap hari sang rubah tidur bersama sang landak awalnya sang rubah tidak merasa terganggu dengan kehadiran sang landak namun lama kelamaan sang rubah merasa terganggu karena duri-duri tubuh landak yang tajam sering menusuk tubuh sang rubah. Sang landak sadar dengan hal tersebut namun dia hanya diam dan tidak meminta maaf atas ketidaksopanannya itu.
Akhirnya sang rubah marah kepada sang landak dia mencoba untuk berbicara kepada sang landak dan memohon untuk meminta sang landak pergi dari sarang sang rubah “Maaf tuan landak, akhir-akhir ini saat aku tidur aku sering terbangun dan kesakitan karena tertusuk duri-durimu yang tajam itu, aku memintamu agar tuan landak mencari sendiri atau membuat sendiri sarang!” pinta sang rubah dengan sopan, namun sang landak enggan pergi malah dia mengancam sang rubah untuk keluar dari sarangnya dan mencari sarang baru, sang landak merasa sang rubah sangatlah lemah hingga tidak bersikap tegas terhadapnya “Aku sangat nyaman tinggal di sarang ini dan kini aku tidak mau meninggalkan tempat ini, sebaiknya kau saja yang meninggalkan tempat ini!” perintah sang landak dengan nada mengancam, saat itu sang rubah sangat marah karena sikap sang landak yang tidak menghargai keramahtamahannya “Ruapanya kau tuan landak yang tidak tahu diuntung, aku sudah berusaha bersikap baik padamu namun kau membalasnya dengan mengusirku.” kata sang rubah dengan marah “kurasa kau! tuan landak menjadi masalah bagiku, sebaiknya kau keluar sekarang jika tidak akan aku terkam kepalamu yang tidak ditumbuhi duri itu.” sang rubah mengancam.
Akhirnya sang landak keluar dari sarang sang rubah karena dia takut dengan ancaman rubah itu, kini sang landak merenung dan berjanji kepada dirinya untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Hewan : Seekor Landak di Sarang Rubah adalah sifat serakah dan tidak menghargai orang lain akan mengakibatkan orang membenci kita. Tidak akan ada orang yang membantu dan berteman dengan orang yang serakah.