Jika anda sudah sering berkunjung ke blog ini, tentunya anda sudah menemukan banyak sekali kumpulan cerpen singkat. Pada malam hari ini kami akan bercerita cerita pendek singkat yang berasal dari Yunani dan Jerman. Selamat membaca.
Kumpulan Cerpen Singkat : Rubah Dan Bangau (Yunani)
Suatu hari, Rubah mengundang Bangau untuk makan malam di rumahnya. Sebenarnya Rubah tak suka dengan Bangau. Ia ingin mengerjai Bangau malam nanti.
“Nanti malam aku akan memasak sup yang lezat untukmu,” ujar Rubah.
“Aku pasti akan datang,” jawab Bangau.
Malam harinya, Bangau datang ke rumah Rubah. Rubah sudah menyiapkan sup di meja makannya. Wah, kelihatannya memang enak. Rubah lalu mengambil piring dan memberikan kepada Bangau. Rubah juga menuangkan sup ke dalam piring Bangau.
“Silakan dimakan,” ucap rubah, sambil menyeruput sup hangat itu.
Bangau sangat kesal. Ia baru tahu, rupanya Rubah mengerjainya. Rubah sengaja memberikan piring kepada Bangau. Padahal Rubah tahu bahwa Bangau memiliki paruh yang panjang, tak seperti dirinya yang bermoncong pendek. Tentu saja malam itu Bangau jadi tak bisa makan.
Rubah makan dengan Iahapnya di depan Bangau. Hal itu membuat Bangau semakin kesal. Namun, Bangau menahan amarahnya. Ia juga ingin membuat Rubah sadar.
“Baiklah Rubah, kau sudah mengundangku makan malam. Besok giliranku mengundangmu. Kebetulan aku habis panen jamur. Aku akan membuatkan sup jamur yang lezat untukmu,” ucap Bangau, manis.
Rubah sangat senang dan menerima tawaran itu. Kali ini, Bangau ingin membuat Rubah menyadari kesalahannya.
Saat malam tiba, Bangau sudah menyiapkan sup jamur yang lezat. Saat Rubah sampai di rumah Bangau, ia mencium wangi sup itu. Air liurnya pun terbit.
Bangau menaruh sup itu di wadah makan yang sempit. Tempat makan itu hanya bisa dimasuki oleh paruh Bangau yang panjang.
“Silakan Rubah. Sup buatanku ini sangat enak,” ucap Bangau.
Rubah marah kepada bangau. Ia menganggap bahwa Bangau telah mengerjainya.
“Kau tahu aku tak punya paruh sepertimu. Kenapa kau memberi sup di dalam tempat makan seperti ini?” dengus Bangau, kesal.
“Kau juga tahu bahwa aku makan dengan paruh. Lalu kenapa kemarin kau menyuguhiku sup di dalam piring? Tentu saja aku tak bisa memakannya,” balas Bangau.
Rubah pun malu. Tak seharusnya ia berbuat seperti itu kepada Bangau. Kini ia tahu bagaimana rasanya dikerjai oleh teman sendiri.
Pesan moral dari Kumpulan Cerpen Singkat : Rubah Dan Bangau (Yunani) adalah jangan suka menjahili temanmu. Pasti kau juga tak mau dijahili kan? Selalu berbuat baiklah kepada teman-temanmu
Koleksi Cerita Pendek Anak : Kurcaci Pembuat Sepatu (Jerman)
Ada seorang lelaki yang bekerja sebagai pembuat sepatu. Lelaki itu hidup dengan sederhana. Ia tinggal bersama istrinya. Setiap hari lelaki itu membuat sepatu, terkadang sampai larut malam. Paginya, lelaki itu menjualnya ke pasar.
Namun, hari ini lelaki pembuat sepatu merasa sangat lelah. Ia tak bisa maksimal membuat sepatu. Saat sedang membuat sepatu malam-malam, lelaki itu tertidur karena kelelahan. Pada saat itu datanglah beberapa kurcaci menolong lelaki itu.
Diam-diam para kurcaci membantu lelaki tersebut membuat sepatu. Kurcaci-kurcaci itu tahu bahwa lelaki pembuat sepatu adalah lelaki yang baik.
Saat pagi menjelang, lelaki pembuat sepatu kaget. Semalam ia ketiduran, tapi beberapa sepatu telah selesai dibuat, bahkan lebih indah daripada sepatu buatannya. Lelaki itu menemui istrinya. Ia mengira istrinyalah yang telah membuat sepatu itu.
“Bahkan aku tak berani mengganggumu bekerja. Bagaimana mungkin aku membuat sepatu itu,” ujar istrinya.
“Lalu siapa?” tanya lelaki itu, heran.
Sepatu-sepatu yang dibuat para kurcaci sangat indah sehingga laku dengan harga mahal. Lelaki itu sangat senang. Bahkan, ia bisa pulang membawa oleh-oleh berupa makanan kesukaan istrinya.
Begitu setiap harinya. Para kurcaci membantu lelaki itu membuat sepatu. Hingga pada suatu malam, lelaki itu dan istrinya bersembunyi di dalam lemari sembari memperhatikan ruang kerjanya. Mereka ingin tahu, siapa orang yang selama ini selalu membantunya membuat sepatu. Olala… saat tengah malam, para kurcaci datang dan mulai membuat sepatu.
Kini lelaki dan istrinya jadi tahu. Rupanya para kurcacilah yang membantu mereka. Sebenarnya si lelaki dan istrinya ingin berterima kasih. Namun, mereka tak mau membuat para kurcaci ketakutan.
“Aku punya ide!” seru istri lelaki itu.”Kurcaci-kurcaci itu tak mengenakan baju. Aku akan membuatkan mereka baju.”
Lelaki itu setuju dengan usul istrinya. Beberapa hari kemudian, istrinya selesai membuat pakaian untuk para kurcaci. Mereka meletakkannya diam-diam di tempat mereka rnembuat sepatu.
Saat malam tiba, sang lelaki dan istrinya mengintip dari balik pintu. Olala… para kurcaci sangat senang mendapatkan baju baru. Mereka langsung memakainya.
Namun, setelah malam itu, para kurcaci sudah tak pernah datang lagi ke rumah lelaki itu. Untung saja kehidupan lelaki itu sudah membaik dan tak lagi berkekurangan.
Barangkali, para kurcaci pergi ke hutan. Mereka kembali ke tempat asal mereka.
Pesan moral dari Koleksi Cerita Pendek Anak : Kurcaci Pembuat Sepatu (Jerman) adalah kita harus menjadi orang yang tahu berterima kasih dan membalas budi.