Banyak Fabel yang seru kami masukan ke dalam kumpulan cerita rakyat Jawa, dua diantaranya adalah fabel anak yang akan kami ceritakan malam hari ini. Untuk dongeng rakyat dari Jawa terbaik, adik-adik bisa kunjungi kategori Cerita rakyat Jawa Barat dan Cerita Rakyat Jawa Timur.
Kumpulan Cerita Rakyat Jawa : Tikus Tanah Yang Botak
Mole tikus adalah tikus tanah yang baik hati. Tubuhnya tak berambut. Ia hanya memiliki beberapa helai rambut di tubuhnya. Maka dari itu, teman-temannya sering memanggilnya botak. Mole sedih sekali sebenarnya. Tetapi mau bagaimana lagi. Teman-teman Mole tidak ada yang peduli. Padahal, ucapan mereka itu menyinggung perasaan Mole.
Karena sedih dan tidak mau dicela, Mole jarang sekali keluar dari dalam tanah. Ia sudah sangat terbiasa hidup di dalam tanah. Ia hanya keluar pada malam hari untuk sekadar mencari makanan dan kayu bakar. Karena pada malam seperti itu, tidak banyak binatang lain yang dapat melihatnya.
Pada suatu hari, pemburu datang ke hutan. Semua binatang lari tunggang-langgang meninggalkan sarang mereka. Namun di manapun mereka sembunyi, selalu dapat ditemukan oleh pemburu. Mole yang kebetulan sedang keluar, begitu kaget melihat banyak binatang yang dibawa oleh para pemburu,
“Hai kalian, kemarilah Pemburu tidak akan mengejar kalau kalian bersembunyi di tanah.” ucap Mole, setengah berbisik.
Kiki Kelinci, Bee Belalang, serta Yaya Ayam menengok ke arah Mole.
“Tidak apa-apa, aku bisa menggali tanah dengan cepat. Pasti akan cukup untuk kalian semua.” ucap Mole, meyakinkan.
Mole memang penggali tanah yang sangat ahli. Sebenarnya banyak binatang yang mengetahui hal itu. Tapi, hal itu tidak membuat para binatang menghargai Mole Tikus.
Dengan adanya sedikit celah untuk aliran udara, ruangan di dalam tanah yang digali oleh Mole Tikus cukup nyaman sebagai tempat persembunyian para hewan. Dengan menggunakan rambutnya yang hanya beberapa helai, Mole bisa merasakan keberadaan para pemburu. Setelah pemburu pergi dari hutan, baru Mole menyuruh binatang-binatang keluar dari dalam tanah
Kiki Kelinci, Bee Belalang, serta Yaya Ayam dan beberapa binatang lain merasa malu kepada Mole. Selama ini mereka sering meremehkan Mole. Namun, hari ini Mole telah menyelamatkan mereka dari pemburu. Untung saja Mole adalah tikus yang baik hati. Dia tidak pernah dendam kepada siapa pun yang telah menyakitinya.
Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Jawa : Tikus Tanah Yang Botak adalah kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, teman-teman. Jadi jangan pernah sakiti orang lain. Siapa tahu suatu saat dia akan menjadi penolong kita. Dan kau akan malu jika menyadari bahwa dahulu kau pernah menyakitinya.
Kumpulan Dongeng Rakyat Jawa : Keledai Belajar Menjadi Pintar
Dudu Keledai sangat tidak suka kalau ada binatang yang bilang bahwa keluarganya bodoh. Meskipun di banyak cerita disebutkan bahwa keledai adalah binatang yang ceroboh dan bodoh, namun Dudu tidak ingin hal itu menjadi predikatnya. Dia ingin pintar seperti Kancil atau bjiaksana seperti Pak Burung Hantu. Maka Dudu pun berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau, yaitu kepintaran.
Dudu mulai mencari guru yang mau mengajarinya. Tapi ternyata mencari guru yang mau mengajari keledai sangatlah sulit. Ejekan demi ejekan diterima Dudu setiap harinya.
“Mana mungkin ada yang mau menjadi guru keledai yang otaknya tidak bekerja!” seru Bubu Buaya suatu ketika.
“Keledai tidak akan pernah menjadi pintar meskipun dia mau sekalipun,” kata Kancil.
Semua ucapan itu menyakitkan. Tapi, Dudu tidak mau menyerah. Jika tidak ada guru yang mengajarinya, baginya tidak masalah. Kini Dudu lebih suka berada di perpustakaan. Tapi rupanya di dalam perpustakaan pun, Dudu tidak memperoleh ketenangan. Dia sering kali mendengar binatang yang juga berada di perpustakan sedang membicarakannya.
“Pasti ada jalan untuk mendapatkan kepintaran,” ucap Dudu kepada dirinya sendiri.
Dudu Keledai memang sangat gigih. Walaupun membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami sesuatu, tapi dia tidak menyerah. Sekalipun tidak ada guru yang sanggup mendidiknya, namun ia terus berusaha belajar sendiri, Kesungguhannya dalam belajar pada akhirnya mengantarkannya ke puncak keberhasilan.
Pada suatu hari, dia kembali bertemu dengan teman-teman yang mengejeknya. Disana ada Bubu Buaya, Kancil, dan juga Pak Burung Hantu yang bijaksana. Dudu Keledai tersenyum.
“Bukan seberapa pintar kita, teman. Melainkan bagaimana kita mampu meraihnya dengan kerja keras. Jadi berhentilah bilang bahwa semua keledai itu bodoh,” ucap Dudu seraya tersenyum.
Sekarang tidak ada lagi Dudu Keledai yang bodoh. Teman-temannya yang dulu pernah mengejeknya merasa menyesal. Kini Dudu jauh lebih pintar daripada hewan yang mengejeknya. Akhirnya, Dudu Keledai telah berhasil untuk tidak jatuh pada lubang yang sama.
Pesan moral dari Kumpulan Legenda Rakyat Jawa adalah keberhasilan akan dicapai oleh orang yang mau bekerja keras, bukan orang yang sekadar pintar tapi malas. Kepintaran dan kecerdasan yang tidak diasah akan tumpul. Sementara yang tumpul akan menjadi tajam jika terus-menerus diasah.
Temukan kisah terbaik dari Nusantara lainnya pada kategori cerita rakyat Jawa Tengah