Kumpulan cerita rakyat dalam Bahasa Indonesia yang ada di blog ini adalah legenda dari berbagai negara dan juga dongeng bahasa inggris bergambar yang kami terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Tujuan kami dengan menterjemahkan cerita rakyat bahasa inggris singkat itu adalah agar anak-anak Indonesia dapat menikmati dongeng-dongeng terbaik dunia tersebut. Kali ini ada dua cerita rakyat dunia yang kami terjemahkan. Selamat membaca.
Kumpulan Cerita Rakyat Dalam Bahasa Indonesia : Jaja Selalu Semangat
Namanya Jaja. Dia adalah ayam jago yang selalu bersemangat.
Ia selalu bangun lebih pagi dari teman-temannya.
Bahkan, hampir setiap hari ia membangunkan teman-temannya.
Jaja memang ingin selalu berbuat baik kepada teman-temannya.
Hari ini, Jaja pergi lebih pagi ke ladangnya.
Ia akan memanen jagung miliknya.
Hmm, jagung-jagung yang ia tanam memang sudah mulai menguning.
“Aku harus segera memanennya,” ujar Jaja.
Jaja mulai memotong satu per satu pohon jagung miliknya.
Ia tetap bersemangat meskipun ia mengerjakannya sendiri.
Jaja bahkan melakukannya sambil bernyanyi dengan riang.
Hal itu membuat beberapa binatang tertawa melihatnya.
Hari sudah hampir sore. Jaja baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Semua jagung miliknya sudah berhasil ia panen. Ia akan membawanya ke rumah.
Tetapi, Jaja menjadi bingung. Tak mungkin ia mampu membawa semua hasil panennya sendiri.
“Bagaimana ini?” gumam Jaja, mulai berpikir.
Jaja lalu duduk di sebuah batu besar. Tak lama kemudian, Gaga Gajah datang. Ia melihat
Jaja yang sedang merenung. Gaga Gajah pun penasaran.
Tumben sekali Jaja termenung.
“Hai Jaja, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau malah berdiam diri dan tidak segera membawa hasil panenmu ke rumah?” celetuk Gaga Gajah.
“Aku sedang memikirkan itu, teman. Bagaimana caranya membawa semua hasil panenku ke rumah? Aku tak mungkin mampu membawa semua ini sendirian,” ujar Jaja.
“Aha! Aku punya gerobak besar di rumah. Pasti bisa untuk mengangkut semua jagungmu. Aku akan membantumu membawa jagung-jagungmu ke rumahmu,” balas Gaga.
Sungguh, Jaja merasa senang. Ia tak menyangka Gaga akan sebaik itu kepadanya.
Jaja dan Gaga akhirnya mengambil gerobak milik Gaga.
Kemudian, mereka membawa gerobak itu ke ladang.
Jaja dan Gaga pun saling membantu menaruh jagung-jagung itu ke dalam gerobak.
“Nah, sekarang kau naik ke atas gerobak. Biar aku yang menariknya,” ujar Gaga Gajah.
“Ah, aku tak mau. Aku kan sudah merepotkanmu. Biar aku yang mendorong gerobaknya,” tolak Jaja.
“Tak perlu. Kau bernyanyi saja, agar membuatku bersemangat,” cetus Gaga.
Jaja mengangguk senang. Ia memang amat suka bernyanyi.
Jaja pun menyanyi dengan kokoknya yang merdu. Benar saja, hal itu membuat Gaga bersemangat.
Perjalanan pun menjadi amat menyenangkan.
Sampailah mereka di rumah Jaja. Wah, Gaga juga membantu Jaja memasukkan jagung-jagung itu ke rumah Jaja.
Alangkah baiknya Gaga.
“Terima kasih, sahabatku. Kau sungguh baik,” ujar Jaja.
“Kau juga amat baik, Jaja. Tanpamu, aku tak mungkin bisa bangun pagi. Kaulah yang selalu membangunkanku dengan kokokmu yang merdu,” balas Gaga.
Jaja tertawa mendengar hal itu. Jaja lalu memberikan sekeranjang jagung kepada Gaga Gajah.
Tentu saja Gaga Gajah menerimanya dengan senang hati.
Begitulah sahabat, akan selalu membantu saat temannya kesulitan.
Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Dalam Bahasa Indonesia adalah jadilah anak yang selalu bersemangat seperti Jaja Jago, dan suka membantu seperti Gaga Gajah. Sehingga, hidupmu akan bermanfaat untuk orang lain. Yuk, berlomba menjadi anak yang baik!
Cerita Fabel Bahasa Indonesia Bergambar : Anak Buaya dan Monyet Cerdik
Di sebuah sungai, hiduplah induk buaya dan anaknya.
Mereka saling menyayangi. Setiap hari, induk buaya mencari makanan untuk anaknya di tepi sungai.
Tapi, sudah beberapa hari induk buaya jatuh sakit.
Ia pun hanya bisa terbaring lemah dan tak bisa mencari makanan.
“Anakku, Ibu lapar,” kata induk buaya.
“Ibu ingin makan apa?” tanya anak buaya.
Karena anak buaya sangat menyayangi ibunya, ia akan melakukan apa pun yang ibunya mau.
“Aku ingin makan hati monyet. Monyet itu tinggal di sebuah pohon di tepi sungai,” jawab induk buaya.
“Aku akan menangkap monyet itu untuk Ibu. Ibu istirahat saja di rumah,” ucap anak buaya.
Anak buaya pun langsung berenang ke tepi sungai. Sesampainya di dekat pohon, anak buaya bingung.
Sejak dulu, kawanan buaya dan monyet tak pernah akur.
Monyet selalu menghindari buaya, karena monyet takut dimangsa oleh buaya.
Setelah lama berpikir, akhirnya anak buaya mempunyai ide.
“Hei, monyet. Apa yang sedang kamu lakukan di sana?” teriak anak buaya kepada monyet.
“Aku sedang mencari makanan,” jawab monyet.
Ia merasa heran dengan buaya yang tiba-tiba menyapanya, tak seperti biasanya.
“Wah, kebetulan sekali. Di seberang sungai sang, ada buah yang sangat lezat. Buahnya pun banyak. Tidak akan pernah habis walaupun terus dimakan.” Anak buaya membohongi monyet.
Mendengar ada makanan yang banyak, monyet tertarik.
“Benarkah, buaya? Tapi, kamu tahu sendiri, aku tak bisa berenang. Bagaimana aku bisa sampai ke seberang?” ucap monyet dengan sedih.
“Tenang saja. Kamu tak perlu menyeberang. Kamu cukup naik ke punggungku, dan aku akan mengantarkanmu ke seberang sungai,” bujuk buaya.
Karena tergiur dengan buah-buahan yang banyak, monyet langsung melompat ke punggung buaya. Hap!
Buaya senang, karena monyet percaya dengan kebohongannya. Ia pun berenang ke tengah sungai.
Di tengah sungai, tiba-tiba buaya menyelam menuju rumahnya. Seketika, monyet yang tak bisa berenang langsung kembali ke permukaan.
“Kamu kan tahu aku tak bisa berenang. Mengapa kamu menenggelamkanku? Bukankah kita akan mencari buah-buahan di seberang?” protes monyet.
“Aku berbohong. Tak ada buah-buahan di seberang. Ibuku ingin mengambil hatimu untuk santapannya,” ucap buaya sambil menyeringai.
Sebenarnya, monyet panik. Ia tak mau dimakan oleh buaya. Tapi, ia berusaha tenang dan mencari ide agar bisa lepas dari buaya.
“Kenapa tak bilang jika ibumu ingin memakan hatiku? Kalau tadi kau bilang, aku akan membawakannya untuk ibumu,” kata monyet.
“Lho, memangnya kamu tak membawa hatimu?” tanya buaya, bingung.
Monyet menggeleng.
“Lalu, di mana hatimu? Apakah tertinggal di rumah?” tanya buaya dengan polos.
Monyet membenarkan perkataan buaya. Monyet pun meminta buaya untuk mengantarnya pulang, agar ia bisa mengambil hatinya di rumah. Dengan senang hati, buaya mengantarkan monyet kembali ke pohon di tepi sungai.
Ketika sampai di pohon, monyet langsung melompat ke dahan pohon. Ia tertawa terbahak-bahak. Saat itulah, buaya baru sadar bahwa monyet telah membohonginya. Ia pun terpaksa pulang dengan tangan kosong.
Pesan moral dari dongeng bahasa Indonesia ini adalah jangan seperti buaya yang suka berbohong, ya. Jika kamu berbohong, temanmu tidak akan percaya lagi kepadamu, dan bisa saja kamu pun akan dibohongi oleh temanmu.
Jangan lupa untuk selalu ikuti kami di facebook yah https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/