Koleksi cerita rakyat terbaik dari negara-negara di dunia sudah pernah kami posting. Kali ini kembali kami menerbitkan cerita rakyat zaman dahulu yang mengandung pesan moral terbaik didalamnya. Tentunya 3 cerita rakyat pendek ini dapat menjadi referensi ayah dan bunda saat mendongeng. Yuk kita simak bersama 3 dongeng cerita anak dunia ini.
Koleksi Cerita Rakyat Terbaik : Tobatnya Seorang Raja (India)
Alkisah, sebuah kerajaan di India dipimpin oleh raja yang tamak, rakus, dan kejam.
Raja selalu meminta pajak yang besar dari rakyatnya.
Ia juga menghukum rakyatnya yang dianggapnya bersalah.
Raja itu sungguh tidak bijaksana dan tidak adil.
Ia melakukan sesuatu hanya untuk kepentingannya sendiri.
Hal itu membuat semua rakyatnya membenci sang raja. Meski demikian, rakyat tak bisa berbuat apa-apa.
Mereka takut dihukum oleh sang raja.
Suatu hari, sang raja bersama rombongan berburu di hutan.
Tak sengaja, raja melihat seorang pemburu.
Pemburu itu tengah memukuli seekor rusa, hingga kakinya patah.
Setelah puas memukuli rusa, pemburu itu hendak pulang.
Ia menaiki kudanya. Tak lupa pula ia membawa rusa hasil buruannya tersebut.
Tapi, apa yang terjadi?
Olala, kuda yang dinaiki si pemburu mengamuk.
Kuda itu marah.
Berkali-kali ia menendang si pemburu, hingga kaki si pemburu patah.
Persis seperti rusa yang ditendang si pemburu.
Melihat hal itu, sang raja menjadi tertegun. Ia tampak khawatir.
Selama perjalanan pulang, ia terus berpikir.
Betapa kejamnya ia selama ini dalam menindas rakyatnya.
Sesampainya di kerajaan, raja mengubah seluruh peraturan.
Warga tidak perlu membayar pajak dengan mahal.
Rakyat-rakyat miskin pun dikunjungi untuk diberikan santunan.
Beberapa bulan kemudian, rakyat menjadi makmur.
Rakyat yang mulanya membenci raja, berubah menjadi menyayangi raja. Tapi, rakyat juga bertanya-tanya, apa yang telah membuat raja mereka berubah.
Pada sebuah pesta rakyat, seorang rakyat mendekat ke raja.
Ia memberanikan diri bertanya.
“Maafkan hamba jika hamba lancang, Tuan kami semua ingin tahu, apa yang membuat tuan Raja menjadi sangat baik?” tanya rakyat itu.
Raja terkekeh. Ia pun menceritakan kejadian di hutan beberapa bulan lalu.
Melihat pemburu yang dibenci karena telah menyiksa binatang, ia jadi teringat kepada dirinya sendiri.
Ia tak mau dibenci oleh rakyatnya, karena telah menindas rakyatnya.
“Sejak saat itu, aku sadar. Buah yang dipetik dari keburukan adalah keburukan pula,” ucap raja.
Rasa penasaran rakyat terjawab sudah.
Mereka pun hidup makmur, karena memiliki raja yang arif dan bijaksana.
Pesan moral dari Koleksi Cerita Rakyat Terbaik adalah jika kita menanam keburukan, maka keburukan juga yang akan kita dapat. Jadi, mari menanam kebaikan, agar kebaikan pula yang kita dapat.
Kumpulan Cerita Rakyat Terbaik : Tikus Yang Malas (Amerika Serikat)
Sekarang sudah memasuki pertengahan musim gugur.
Tikus-tikus yang hidup di padang rumput tengah sibuk mengumpulkan makanan untuk persediaan musim dingin.
Sehingga saat musim dingin tiba, mereka tak perlu keluar mencari makanan.
Tikus-tikus itu sangat rajin. Mereka hilir mudik menyeret kulit ular yang berisi penuh dengan makanan.
Sementara itu, ada satu tikus yang tampak santai. Ia asyik menari dan bernyanyi.
“Kenapa kamu tak ikut mencari makanan?” tanya salah satu tikus.
Ia heran melihat tikus itu terus bernyanyi.
“Aku malas mencari makanan. Lagi pula, persediaan makanan di rumahku masih banyak. Lebih baik aku menari dan bernyanyi,” jawab tikus pemalas itu.
Tibalah penghujung musim gugur.
Tikus-tikus rajin sudah duduk nyaman di rumah mereka.
Mereka sudah mempunyai persediaan makanan yang banyak.
Sementara tikus pemalas, ia justru mulai kehabisan makanan.
Ia pun ke gudang, mencari kulit ular untuk mengumpulkan makanan. Olala, ia lupa. Ia tak sempat mencari kulit ular.
Tikus pemalas mulai bingung. Kemudian, ia teringat kepada sepupunya.
Sepupunya itu termasuk tikus yang sangat rajin.
Pasti ia memiliki kulit ular di rumahnya.
“Dapatkah kamu meminjamiku kulit ular, sepupuku?” tanya tikus pemalas dengan ragu.
Ia takut jika sepupunya akan marah.
Benar saja, ia kena marah sepupunya.
“Apa yang kamu lakukan selama musim gugur kemarin? Bahkan, kulit ular pun kamu tak punya!” bentak sepupunya.
“Aku keasyikan menyanyi dan menari, sampai-sampai aku lupa mencari makanan dan kulit ular,” jelas tikus pemalas.
Sepupunya hanya bisa menarik napas.
“Baiklah, kali ini aku pinjami. Tapi, jika tahun depan kamu masih seperti ini, jangan harap kamu bisa meminjam lagi.”
Tikus pemalas sadar bahwa ini memang kesalahannya.
Ia berjanji, tidak akan menjadi pemalas lagi.
Ternyata, malas hanya membuatnya rugi.
Saat tikus lain sedang menikmati makanan dan kehangatan di rumah, ia justru harus keluar mencari makanan.
Hikmah yang dapat dipetik Kumpulan Dongeng Anak Terbaik adalah malas hanya akan membuatmu rugi, kawan. Jangan menjadi pemalas, ya! Buang rasa malas, dan datangkan rasa rajin.
Kompilasi Dongeng Rakyat : Harta Karun Sang Ayah
Seorang kakek tua tinggal bersama tiga putranya.
Kakek tua itu adalah seorang petani yang sering sakit-sakitan.
Suatu hari, kakek itu jatuh sakit.
Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Kakek itu merasa umurnya sudah tak lama lagi.
Ia pun memanggil ketiga anaknya.
“Anak-anakku, dengarlah! Ayah memiliki ladang yang sangat luas. Di ladang itu, terdapat harta karun yang berlimpah. Jika suatu saat Ayah meninggal, berjanjilah untuk tidak menjual ladang itu. Galilah ladang itu semampu kalian, sampai kalian menemukan harta karun Ayah,” ucap kakek tua.
“Baiklah, Ayah,” jawab ketiga anaknya dengan serempak.
Beberapa hari kemudian, kakek tua itu meninggal dunia.
Sungguh sedih hati ketiga anaknya itu. Tapi, mereka tak mau lama-lama bersedih.
“Lebih baik kita cari harta karun yang Ayah maksud,” saran anak tertua.
“Benar juga, Kak. Kita harus menemukan harta karun itu. Kita harus membuat Ayah bangga dengan kita,” sahut anak yang kedua.
Mereka pun bergegas membawa cangkul ke ladang.
Mereka menggali dari satu tempat ketempat lain. Namun, hingga semua ladang digali dan tanah menjadi gembur, tak ada satu pun tanda-tanda keberadaan harta karun itu.
“Mungkin Ayah berbohong kepada kita, Kak,” ucap anak terakhir.
“Tapi, tak mungkin Ayah berbohong. Ayah adalah orang yang baik dan bijaksana,” balas anak tertua.
Mereka bertiga berpikir.
“Bagaimana kalau ladang ini kita tanami gandum saja?” usul anak terakhir.
“Boleh juga idemu, daripada ladang ini sia-sia. Ayo, kita ambil bibit gandum di rumah,” ajak anak kedua.
Mereka bertiga lalu bahu-membahu menanam gandum. Mereka bersama-sama membuat tanaman gandum mereka sangat subur.
Beberapa bulan kemudian, mereka panen. Sungguh di luar dugaan. Hasil panen mereka sangat berlimpah. Mereka pun mendapatkan banyak uang dari penjualan hasil panen itu.
“Ternyata Ayah tidak bohong, Kak. Inilah harta karun yang Ayah maksud,” kata anak terakhir.
“Kamu benar.” Kedua kakaknya setuju.
Mereka baru menyadari arti wasiat ayah mereka. Yang dimaksud ayah mereka yaitu mereka harus bekerja keras bersama-sama, supaya mendapatkan hasil yang baik.
Mereka pun berjanji, akan bekerja keras menanam gandum dan menjaga wasiat dari ayah mereka.
Pelajaran yang dapat diambil dari Kompilasi Dongeng Anak ini adalah tidak ada yang mudah, kawan. Kita harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
Kami merupakan kontributior dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Cerita_rakyat serta admin di https://www.facebook.com/dongeng-cerita-rakyat