Dahulu kala di Negeri Troll, tinggallah seorang troll bernama Trilli. Trilli yang masih muda dan lincah bekerja sebagai tukang pos. Dia adalah salah satu tukang pos tercepat di negeri itu. Trilli menyukai pekerjaannya dan selalu mengantarkan surat dan paket tepat waktu.
Namun di akhir pekan, Trilli tidak punya kegiatan karena tidak ada surat yang perlu diantar. Karena itu Trilli memutuskan untuk belajar sesuatu yang baru. Dia pergi ke rumah nenek Trola.
.. untuk belajar membuat kue. NenekTrola adalah pembuat kue terbaik di Negeri Troll. Dan Trilli yakin dapat belajar dengan cepat.
Sabtu pagi itu, Nenek Trola menunjukkan padaTrilli segala hal tentang membuat kue. Sementara menunggu kuenya matang, Nenek Trola memperlihatkan semua piala yang dimenangkannya dalam berbagai lomba masak.
Ketika Trilli tiba di rumah, dia segera menuju dapur untuk memanggang kue pertamanya. Dia membaca resep dan petunjuk yang diberikan Nenek Trola dengan cermat, memastikan segalanya telah dilakukan dengan benar.
Tapi kuenya tidak jadi! Trilli menjadi bingung. Dia tidak tahu apa yang salah. Dia pun menelepon Nenek Trola.
Nenek Trola segera datang.”Bagaimana kalau kamu mencobanya sekali lagi sambil kuawasi,” kata Nenek Trola. Trilli melakukan semuanya dengan benar. Setelah memasukkan adonan ke dalam oven, Trilli dan neneknya menuju ke ruang duduk.
Tapi setiap tiga menit, Trilli meninggalkan nenek dan pergi ke dapur. Nenek Trola jadi penasaran. Maka ketika Trili pamit pergi ke dapur lagi, Nenek Trola mengikutinya.
Ternyata Trili pergi ke dapur untuk membuka oven dan mengecek apakah kuenya sudah matang. Dan dia melakukannya setiap tiga menit sekali! “Trilli, jika kau terus melakukannya, tentu saja kue itu tidak akan matang sempurna!” kata Nenek.
Maka mereka pun membuat adonan baru lagi dan kali ini Trilli berusaha keras menahan diri agar tidak membuka oven sebelum kuenya benar-benar matang. Setiap kali dia melangkah ke arah oven, Nenek Trola akan mencegahnya membuka oven.
Akhirnya, kuenya matang sempurna! Trilli senang sekali!
Hari ini hari Minggu. Trilli memutuskan untuk memanggang kue lagi! Dia melakukan segalanya dengan benar. Dan dia berhasil menahan diri tidak membuka oven selama kuenya sedang dipanggang.
Tapi lagi-lagi kuenya gagal! Trilli sedih. Dia menelepon Nenek Trola yang segera datang.
“Apakah kamu membuka ovennya setiap tiga menit?” tanya Nenek Trola.”Tentu tidak!”jawab Trilli. “Apakah kamu menakar semua bahan dengan tepat?”
“Ya!” kata Trilli. Lalu mereka membuat adonan baru.
NenekTrola dan Trilli menonton TV di ruang duduk. Setengah jam kemudian, penanda waktu pada oven berbunyi.”Sudah matang!” kata Trilli, berlari ke dapur. “Mana mungkin? Baru setengah jam! Di resepnya dibilang kita harus memanggangnya selama satu jam!” kata Nenek Trola.
“Oh, suhunya sudah kuatur dua kali lebih pangs! Waktunya juga sudah kuatur dua kali lebih cepat!” kata Trilli. Dia mengeluarkan kuenya dan melihat kuenya tidak jadi.
Nenek Trola tertawa. “Trilli, tidak bisa seperti itu! Kau ini benar-benar troll paling tidak sabaran yang pernah kukenal!” katanya.
“Tapi kupikir cepat itu baik! Semua orang sepertinya senang setiap kali aku mengirim surat dan paket dengan cepat!”sahut Trilli.
Mereka memanggang kue lagi. Kali ini Trilli tidak membuka oven setiap tiga menit. Dia juga tidak mengubah suhu atau waktu pemanggangan. Seraya mengeluarkan kue yang matang sempurna, dia menyadari kesabaran itu memang penting.
Apa artinya Bersabar? Bersabar artinya kita bersedia menunggu untuk mendapatkan hasil yang baik, bukan hasil yang instan; memahami bahwa segala sesuatu ada waktunya masing-masing, mengetahui bahwa butuh waktu untuk mencapai sesuatu yang luar biasa.