Dahulu di Afrika, ada seorang anak bernama Aio.
Dia dikenal sebagai pemanggil hujan.
Saat musim kemarau tiba.
Aio diminta oleh penduduk untuk memanggil hujan.
“Baiklah, aku juga tak mau terjadi musim kemarau yang berkepanjangan,” ujar Aio.
Aio pun mulai bernyanyi dan menari seperti seekor hewan.
Ia memanggil nenek moyang mereka yang sudah meninggal.
Nenek moyang merekalah yang akan membantu Aio menurunkan hujan.
Nyanyian Aio sangat menyayat hati, membuat nenek moyang mereka merasa kasihan.
“Baiklah Aio, aku akan membantumu menurunkan hujan. Tapi, kau dan penduduk harus berjanji. akan menyiapkan sesaji untukku setiap musim panen,” ujar arwah nenek moyang Aio.
Aio pun menyampaikan pesan tersebut kepada penduduk.
Mereka menyetujuinya.
Aio kembali menyanyi dan menari. Tiba-tiba, awan hitam muncul, kemudian disusul turunnya rintik-rintik hujan.
Seketika, rakyat bersorak gembira karena musim kemarau akan usai.
Pepohonan mulai tumbuh, dan banyak buah-buahan yang menguning.
Semua penduduk senang, karena akhirnya mereka tak kelaparan lagi.
“Kira harus mengenang Aio dan nenek moyang kita, dengan menyiapkan sesaji untuk mereka,” ujar salah seorang penduduk.
Penduduk pun menyiapkan sesaji untuk mengenang nenek moyang mereka.
Sejak saat itu tiap musim panes, masyarakat Afrika selalu bernyanyi dan menari serta menyiapkan sesaji.
Hal itu sebagai wujud rasa terima kasih mereka kepada Aio dan nenek moyang mereka
Pesan moral dari Dongeng Pendek Dari Afrika ini adalah bantulah teman yang sedang kesulitan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.