Dua dongeng fabel atau cerita hewan yang akan kakak ceritakan adalah dua dari dongeng hewan yang paling kakak suka. Kedua cerita binatang ini memiliki pesan moral yang dapat dipetik.
Cerita Hewan : Hari Istimewa Gogo Dugong
Semua pasti punya hari spesial. Pada hari yang spesial itu, kita berharap agar apapun berjalan dengan lancar dan tercapai semua mimpi yang dirajut dan jauh-jauh hari. Begitupun dengan Gogo Dugong. Beberapa hari lagi adalah ulang tahunnya. Untuk itu, dia mengundang seiuruh sahabatnya untuk datang menghadiri pesta yang ia buat.
Segala persiapan telah dipikirkan matangmatang dan dilakukan dari jauh-jauh hari. Pokoknya Gogo Dugong ingin agar semua yang istimewa ada di pestanya. Tetapi, Gogo Dugong lupa. Selain persiapan, dia juga harus menjaga kesehatannya menjelang pesta ulang tahun. Gogo Dugong terlalu asyik sehingga melalaikan kesehatannya sendiri.
“Beristirahatlah sebentar. Aku yang akan mengawasi segala sesuatunya selagi kau beristirahat,” ujar Lili Kuda Laut.
Tetapi Gogo menolak. Hingga akhirnya pada hari terakhir persiapan, ia jatuh sakit. Ia mencoba untuk menguatkan diri.Tapi sia-sia saja. Fisiknya sudah tidak kuat lagi.
“Kau tidak boleh telat makan seperti ini lagi, Gogo,” ucap Dokter Gurita sambil menulis resep.
“Apa aku besok dapat sembuh? Besok adalah hari ulang tahunku,” ucap Gogo Dugong, sedih sekaligus khawatir.
“Aku tidak janji, sebab keadaanmu sungguh lemah,” sahut Dokter Gurita.
Benar saja. Bahkan untuk turun dari ranjang pun, Gogo Dugong sangat kesulitan. Hari itu ia sangat sedih dan hanya bisa menangis karena persiapannya sia-sia.
Keesokan harinya, tiba-tiba….
“Selamat uiang tahun, Gogo Dugong!” seru teman-temannya sambil membawa kue. Gogo Dugong melongo.
“Teman-teman, pestanya batal karena aku sakit. Kenapa kalian datang kemari?”
“Tentu saja untuk merayakan ulang tahunmu. Meski tidak ada pesta, tapi bukan berarti hari ini tidak lagi jadi hari istimewamu,” ucap Lili Kuda Laut.
Gogo Dugong sangat bahagia merayakan ulang tahunnya kali ini. Ternyata teman-temannya begitu perhatian kepadanya. Ini mungkin akan jadi ulang tahun terbaiknya, meski tidak ada gemerlap lampu pesta.
Pesan moral dari Cerita Hewan : Hari Istimewa Gogo Dugong adalah hal yang sederhana bukan berarti tidak istimewa. Dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman, semua menjadi begitu istimewa walaupun sederhana dan terkesan apa adanya.
Dongeng Fabel : Nyanyian Pemanggil Hujan
Kupu-kupu berteman dengan para peri. Dia senang membantu para peri menyeiesaikan tugasnya. Tetapi, dari semua peri, ia paling suka dengan Peri Aleida si peri Hujan.
Ketika Peri Aleida bernyanyi, “Syalalalaa… bim… b,im…” sejurus kemudian hujan turun dengan derasnya. Peri Aleida menari-nari di tengah guyuran air hujan.
Fio Kupu-kupu ingin sekali menjadi seperti Peri Aleida. Suatu hari, Peri Aleida menitipkan tongkat hujannya kepada Fio Kupu-kupu karena dia hendak berendam di anak sungai.
Entah mengapa Fio Kupu-kupu ingin mencoba hal yang dilakukan oleh Peri Aleida. Dia ingin menurunkan hujan. Dia berpikir bahwa selama ini ia telah begitu banyak melihat Peri Aleida memanggil hujan, jadi ia merasa bisa menirunya.
“Syalalalaaa… bim… bim…” senandung Fio Kupu-kupu.
Hujan mulai turun dengan deras. Baru beberapa saat, sayap Fio Kupu-kupu sudah lepek dan tidak bisa diterbangkan. Fio Kupu-kupu berniat menghentikan hujan.
“Syalalalaa…” ucap Fio Kupu-kupu sambil mengayunkan tongkat Peri Aleida.
Namun, tongkat Peri Aleida tiba-tiba tidak berfungsi. Padahal, hujan turun semakin deras. Fio Kupu-kupu panik.Tapi untunglah Peri Aleida segera datang. Sayapnya tidak mudah basah oleh air karena dia adalah peri hujan.
“Kemarikan tongkatnya, Fio.” ucap Peri Aleida.
Di tangan Peri Aleida, hujan langsung berhenti. Fio Kupu-kupu yang sayapnya basah dipapah oleh Peri Aleida.
“Maafkan aku telah berbuat kesalahan fatal seperti ini, Peri Aleida,” ucap Fio Kupu-kupu, menyesal.
“Tidak apa-apa, Fio. Dulu aku juga pernah berbuat kesalahan semacam itu. Bahkan sampai menyebabkan banjir. Yah, paling tidak kau bisa belajar dari kesalahan itu,” sahut Peri Aleida, bijak.
Sejak hari itu, Fio Kupu-kupu masih tetap suka hujan.Tapi ia tidak mau lagi menyentuh tongkat dan bersenandung memanggil hujan layaknya Peri Aleida.
Pesan moral dari Dongeng Fabel : Nyanyian Pemanggil Hujan adalah pengalaman adalah guru terbaik.