Cerita Putri Tidur yang sebenarnya merupakan karangan dari Brothers Grimm. Siapakah Brothers Grimm, yuk kita simak sebelum kita membaca dongeng Putri Tidur ini?
Brothers Grimm atau Grimm Bersaudara (dalam bahasa Jerman dibaca Die Brüder Grimm) merupakan kakak-beradik Jakob dan Wilhelm Carl Grimm. Mereka adalah dua orang akademik berkebangsa Jerman yang masyhur karena menerbitkan kumpulan cerita rakyat dan dongeng, serta hasil kerja mereka dalam bidang linguistik, berkaitan dengan bagaimana bunyi-bunyi dalam kata-kata berubah dalam peralihan zaman (Hukum Grimm). Mereka kemungkinan sekali merupakan pengarang novella paling masyhur dari Eropa, memungkinkan meluasnya pengetahuan kisah-kisah seperti Puteri Salju, Rapunzel, Cinderella, Putri Tidur, Hansel dan Gretel.
Cerita Putri Tidur Yang Sebenarnya dari Kumpulan Cerita Rakyat Brothers Grimm
Di sebuah istana, hiduplah Raja dan Ratu. Kesedihan terus melanda mereka, karena mereka belum juga memiliki seorang anak.
Suatu hari, Ratu berjalan menyusuri sungai sambil memikirkan keinginannya untuk memiliki anak. Tiba-tiba, muncul ikan kecil dari sungai tersebut.
Ikan itu berkata, “Keinginan Ratu untuk memiliki seorang putri akan segera terwujud.”
Benar raja, tak lama kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Hal itu membuat Raja sangat bergembira. Ia pun segera mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan kelahiran sang putri. Tamu undangan diharapkan dapat ikut menjaga dan memberi keberkahan kepada putri kecilnya .
Di istana, terdapat tiga belas peri cantik. Sayangnya, Raja hanya memiliki dua belas piring emas. Alhasil, Raja hanya mengundang dua betas peri, dan peri ke-13 tidak diundangnya.
Semua peri dan tamu undangan telah hadir di istana. Setelah perjamuan selesai, barulah peri-peri cantik memberikan hadiah terbaiknya. Peri pertama memberikan kecantikan, peri kedua memberikan kebaikan, begitu seterusnya hingga peri ke sebelas.
Tiba-tiba, peri ketiga belas datang dengan sangat marah. Ya, ia marah karena tidak diundang oleh Raja.
Dengan suara yang lantang, peri ke13 berkata, “Wahai Raja, kelak putrimu pada usianya yang ke-15, tangannya akan tertusuk oleh jarum, dan seketika akan meninggal!”
Tentu seluruh tamu undangan, termasuk Raja dan Ratu, kaget dan sedih dengan kutukan peri ke-13.
Tak lama kemudian, peri ke-12 maju dan berbicara, “Putri tidak akan meninggal saat tangannya tertusuk oleh jarum. Kutukannya akan gugur jika ada pangeran yang berlutut kepadanya.”
Hari berganti hari, sang putri tumbuh menjadi gadis yang amat cantik dan dicintai oleh semua orang. Sementara itu, Raja dan Ratu berharap, putri kesayangannya akan selamat dari kutukan peri ke tiga belas.
Suatu hari, Raja dan Ratu tidak berada di istana. Putri pun bermain sendirian. Dia melihat kamar-kamar yang ada di istana.
Dia terus berjalan, hingga dia menemukan sebuah menara tua yang kuncinya tergantung di sana.
Putri penasaran, apa isi menara tersebut. Ketika Putri membuka pintu menara, dia melihat seorang wanita tua yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
“Hai Ibu yang cantik, apa yang sedang kau lakukan? Apakah aku mengganggumu?” tanya Putri dengan sopan dan lemah lembut.
“Menyulam dan menjahit,” jawab si wanita tua dengan singkat.
“Hasil sulamanmu bagus sekali, Bu.” Ujar si Putri.
Karena amat kagum dengan hasil sulaman wanita tua, Putri ikut menjahit dan menyulam. Tapi, apa yang terjadi?
Olala, tak sengaja jari Putri tertusuk oleh jarum jahit. Putri pun seketika terjatuh dan tertidur. Namun, ternyata tak hanya Putri yang tertidur. Seluruh penghuni istana juga ikut tertidur pulas. Tak berhenti di situ, tiba-tiba tanaman semak belukar tumbuh di sekitar istana dan menutupi keindahan istana.
Tahun berganti tahun. Cerita tentang putri tidur yang cantik jelita beredar di masyarakat. Banyak orang mencoba menembus istana. Tetapi, tak seorang pun berhasil masuk. Kabar itu pun terdengar oleh seorang pangeran tampan.
“Semua cerita orang tentang Putri tidak akan menghalangiku. Aku akan bertemu dengan Putri dan menghentikan kutukan itu,” ujar Pangeran.
Meskipun orang-orang mencegah Pangeran untuk tidak masuk ke istana, tetapi Pangeran sudah membulatkan tekadnya. Dengan berani, ia masuk ke dalam istana. Tapi, anehnya, yang dilihat Pangeran bukanlah semak-semak belukar. Justru tanaman indah yang ada, sehingga mudah dilalui sang Pangeran.
Pangeran bahkan melihat anjing-anjing yang sedang bermain di luar istana, tukang masak yang sedang memegang rambut anaknya, kuda yang berada di dalam kandang, dan merpati yang sedang tertidur pulas. Seolah-olah istana tersebut tidak dikutuk.
Suasana begitu sunyi. Pangeran menelusuri istana, hingga sampailah ia di menara tua itu. Dibukalah pintu menara. Mata pangeran terbelalak begitu melihat seorang putri cantik yang sedang tertidur. Dia tak bisa menghentikan pandangannya. Pangeran segera mendekati Putri. lalu berlutut di hadapannya. Kemudian, ia mengecup kening Putri.
Tak lama kemudian, Putri terbangun. Dengan tersenyum, Putri berterima kasih kepada Pangeran. Mereka berdua lalu bergegas pergi meninggalkan menara itu.
Di depan istana, Raja menghampiri Pangeran dan Putri. Ternyata seluruh penghuni istana sudah terbangun. Mereka semua bersyukur karena kutukan peri ke-13 sudah berakhir.
Akhirnya, Raja dan Ratu menggelar pesta pernikahan untuk Pangeran dan Putri.
Pesan moral dari Cerita Putri Tidur Yang Sebenarnya ini adalah jangan pernah menyakiti hati temanmu, ya!
Baca juga kisah Putri Tidur dalam versi lainnya pada posting kami yaitu
- Cerita Dongeng Putri Tidur Dan Pangeran Adolf (Jerman)
- Cerita Dongeng Anak Putri Tidur
- Cerita Dongeng Putri Tidur dan 3 Peri (Kisah Disney Princess Aurora)
- Dongeng Pendek Putri Tidur dari Legenda Rakyat Jerman
- Dongeng Putri Tidur Aurora Bahasa Inggris dan Terjemahannya
- Cerita Dongeng Dunia : Kisah Putri Tidur