Cerita pendek untuk anak yang kami ceritakan mirip dengan banyak sekali cerita rakyat dari daerah lain. Jika kalian sering membaca dongeng pendek di blog ini kalian pasti akan menemukan kemiripan dengan beberapa dongeng di blog ini.
Cerita Pendek Untuk Anak : Legenda Jafar Sidik dan Bidadari
Jafar Sidik adalah seorang pemuda yang tinggal di desa Salero, Ternate. Pekerjaan sehari-harinya adalah mencari kayu bakar dan berburu. Tak jauh dari desa tersebut terdapat telaga yang berair amat jernih. Namanya adalah Telaga Air Sentosa. Saat senggang, ia sering duduk sendirian di suatu batu besar di pinggir telaga.
Suatu sore, Jafar Sidik duduk di batu besar pinggir telaga. Tiba-tiba, ia melihat cahaya berwarna-warni seperti pelangi. Cahaya itu membesar dan memanjang. Tiba-tiba ia terperanjat karena melihat tujuh bidadari terbang di atas pelangi menuju telaga.
Ketujuh bidadari itu terbang menggunakan selendang yang serupa dengan tujuh warna pelangi. Tujuh bidadari itu lalu melepaskan selendang masing-masing dan meletakkannya di atas bebatuan tak jauh dari telaga. Mereka lantas mandi di kejernihan air telaga.
Saat itu, salah satu selendang bidadari tertiup angin. Selendang itu berwarna ungu. Selandang itu terbawa angin hingga masuk ke dalam tempat lumbung padi Jafar Sidik.
Malamnya, ketujuh bidadari itu berniat kembali ke kahyangan. Namun bidadari berselendang ungu, bidadari paling bungsu, kebingungan mencari selendangnya. Enam kakaknya membantu mencari, namun tidak juga ketemu. Dengan terpaksa, mereka meninggalkan bidadari bungsu sendirian.
Ketika si Bungsu meratapi nasibnya, Jafar Sidik datang dan menghiburnya. Rupanya, si Bungsu bernama Boki Nurfaesyah. Kemudian, ia mengajak si Bungsu ke rumahnya. Tidak berapa lama, mereka pun menikah.
Waktu terus berjalan. Kehidupan keluarga Jafar Sidik terlihat rukun dan damai. Jafar Sidik dikaruniai empat anak lelaki. Jafar Sidik mendidik keempat anaknya dengan baik
Suatu hari, Boki Nurfaesyah ke lumbung padi. Ia hendak menanak nasi. Saat itu, ia menemukan selendangnya. Ia pun bersuka cita. Ia sudah lama menahan rindu akan tempat tinggal dan keenam saudarinya. Sebelum pergi, ia berpamitan kepada anak-anaknya dan suaminya. Kemudian, ia mengenakan selendangnya. Tidak lama tubuhnya melayang. Ia terbang kembali ke kahyangan.
Jafar Sidik dan keempat anaknya hanya bisa menatap kepulangan Boki Nurfaesyah dengan sedih. Kemudian, Jafar Sidik mengasuh dan mendidik keempat anak lelakinya sendirian. Seiring waktu, empat anak itu tumbuh menjadi pemuda-pemuda yang baik budi pekertinya.
Ketika Maluku terbagi menjadi empat wilayah, semua anak Jafar Sidik ditunjuk menjadi pemimpin-pemimpinnya. Anak sulungnya menjadi sultan di Bacan. Anak kedua menjadi sultan di Jailolo. Anak ketiga menjadi sultan di Tidore. Dan, anak bungsu menjadi sultan di Ternate.
Baca juga Cerita Pendek Untuk Anak terbaik kami lainnya pada posting berikut ini Cerita Pendek Untuk Anak TK (Taman Kanak-Kanak) dari Yunani dan Dongeng Cerita Pendek Untuk Anak Anak (Fabel)