Dongeng cerita legenda jaman dulu yang berasal dari Kalimantan sangatlah banyak salah satunya cerita rakyat mengenai asal muasal sungai Mahakam. Kami posting hari ini dua dongeng rakyat yang berhubungan dengan legenda tersebut.
Dongeng Cerita Legenda Jaman Dulu : Asal Muasal Sungai Mahakam
Dahulu, di sekitar hulu Sungai Mahakam terdapat pondok yang dihuni oleh tiga bersaudara, yaitu Siluq, Ayus, dan Ongo. Suatu hari, Ayus dan Ongo hendak ke hutan. Sebelum pergi, Ayus membangunkan Siluq dan memintanya untuk memasak.
“Baiklah, aku akan memasak. Tapi sepulang dari hutan, jangan kamu membuka tutup periuk. Cukup tambahkan kayu dalam apinya,” kata Siluq.
Menjelang siang, Ayus dan Ongo pulang. Karena penasaran, Ayus membuka isi periuk. Ia terkejut karena melihat beberapa lembar daun padi.
Siluq tahu bahwa Ayus telah melanggar janji. Ia marah, lalu pergi ke hilir sungai menaiki rakit. Ia membawa ayam jantan sakti miliknya. Karena merasa bersalah, Ayus menghalangi niat sang Kakak.
Ayus berlari kencang ke arah hilir dan melempar batu-batuan besar untuk membendung sungai. Siluq memerintahkan ayam jantannya berkokok. Duar! Hancurlah bendungan itu. Menurut cerita, bekas bendungan tersebut kini menjadi jeram di hulu Sungai Mahakam. Ayus tak menyerah begitu saja. Ia mencoba berbagai cara untuk menghentikan kakaknya, namun tidak berhasil.
“Ayus, tolong jangan halangi jalanku. Aku akan mendekatkan diri kepada Dewa. Aku pasti akan menjaga kamu dan Ongo.” Usai berpesan, Siluq dan rakitnya menghilang. Ayus pun menyesal karena telah melanggar janjinya.
Dongeng Legenda : Asal Mula Ikan Pesut
Seorang ayah di Mahakam sedang bersedih. Istrinya meninggal dunia. Kedua anaknya menjadi tidak terurus. Tak lama, sang Ayah menikah dengan seorang gadis cantik. Awalnya, kehidupan mereka bahagia. Namun, lama-kelamaan sifat asli sang ibu tiri muncul.
“Pergilah kalian mencari kayu bakar. Jangan pulang sebelum kalian mendapat kayu tiga kali lipat dari biasanya,” kata ibu tirinya.
Mereka segera pergi ke hutan. Saat siang, keduanya kelaparan dan tergeletak di tanah.
“Kalian pergilah ke sana. Banyak buah-buahan yang bisa membuat lapar kalian hilang,” kata seorang kakek. Segera saja dua kakak beradik itu bergegas menuju ke tempat yang ditunjukkan sang kakek.
Setelah kenyang, kedua kakak beradik melanjutkan mencari kayu bakar. Jumlah kayu yang terkumpul sudah sesuai dengan keinginan ibu tirinya. Mereka segera membawa pulang kayu itu. Namun, orang tua mereka tidak ada. Tidak hanya itu, rumah itu bahkan sudah bersih dari harta dan perabotan.
“Kakek, apakah pernah melihat bapak dan ibu kami?” tanya mereka pada seorani kakek.
“Kemarin aku berjumpa dengan dengan pasangan suami istri yang membawa harta banyak ke seberang sungai,” jawab kakek tersebut.
Kedua anak ini meminjam perahu kakek untuk menyeberangi sungai. Mereka menemukan gubuk reyot. Di dalamnya ada banyak benda bawaan orangtuanya. Di dapur ada periuk berisi bubur yang masih panas. Karena lapar, Si kakak segera memakan bubur itu dengan lahap. Si adik segera merebut periuk tersebut, kemudian memakan semuanya, termasuk periuknya.
Karena bubur itu panas, tubuh mereka juga menjadi panas. Mereka berlarian menuju sungai. Mereka memeluk pohon pisang untuk mendinginkan tubuh. Namun, pohon pisang itu malah layu.
“Tolong! Tolong!” teriak mereka berdua, lalu terjun ke sungai.
Seseorang melihat ada dua ikan yang memiliki kepala mirip manusia dan sesekali menyemburkan air Segera saja ia memanggil penduduk desa. Oleh penduduk sekitar, ikan itu kemudian diberi nama pasut atau pesut.
Temukan Dongeng Cerita Legenda Jaman Dulu terbaik kami lainnya pada posting berikut ini