Contoh dongeng cerita rakyat yang kakak ceritakan pagi hari ini adalah fabel tentang Rubah dan Burung Gagak. Fabel ini sangat populer di Indonesia, kakak yakin sebagian dari kalian sudah pernah mendengar dongeng ini. Jika kalian sudah tahu dongeng yang satu ini, kalian juga bisa menemukan cerita dongeng pendek menarik lain di blog ini. Selamat berlibur dan selamat membaca.
Contoh Dongeng Cerita Rakyat : Kisah Rubah dan Burung Gagak
Dari kejauhan, gagak melihat seonggok daging yang sedang dimasak oleh seorang ibu di dekat jendela. Gagak mengamati daging itu sambil menelan air liur. Ia ingin sekali memakannya. Sayang, ia tidak tahu bagaimana caranya. Namun, sepertinya dewi keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Ibu yang sedang mengolah daging itu pergi, meninggalkan daging di meja, sementara jendela dalam keadaan terbuka.
Gagak terbang ke arah jendela dengan gesit. Ia menggigit daging yang ia idam-idamkan itu dengan paruhnya, lalu membawanya pergi. Ia sangat senang karena sebentar lagi bisa menikmati daging, mengingat sudah lama sekali ia tidak makan makanan seperti itu.
Gagak hinggap di sebuah dahan pohon untuk beristirahat sejenak. Secara kebetulan, seekor rubah melewati pohon tersebut.
“Hmmm… wanginya enak sekali…,” batin rubah sambil memejamkan mata dan menghirup dalam-dalam aroma daging yang ia cium. “Dari mana bau ini berasal?”
Rubah melingak-linguk ke berbagai arah untuk mencari sumber aroma daging itu. Namun, ia tidak berhasil menemukannya. Kemudian ia melihat ke atas, dan dilihatnya seekor gagak yang sedang membawa daging di paruhnya. Betapa senangnya ia. Rubah bertekad untuk merebut daging itu dari gagak.
“Tapi bagaimana caranya, ya?” batin Rubah. Setelah berpikir keras selama beberapa menit, ia berhasil mendapatkan ide cemerlang.
“Gagak adalah burung yang sombong. Aku akan memanfaatkan kesombongannya itu untuk membuatnya Iengah,” batin rubah.
“Selamat siang burung yang cantik!” Rubah menyapa gagak dengan ramah. Gagak diam saja. Sebenarnya ia tersanjung mendengar pujian rubah, namun ia merasa gengsi bila menanggapinya.
Rubah kembali melancarkan aksinya. Ia memuji gagak lagi, “Seandainya aku mempunyai bentuk tubuh yang indah seperti engkau, aku pasti akan bersyukur sekali.”
Gagak masih tidak menjawab apa-apa. Ia hanya mondar-mandir di dahan dengan sombongnya. Sesekali ia melebarkan sayapnya, seperti hendak terbang, namun hanya sekadar memamerkan keelokan kedua sayapnya saja.
“Betapa indahnya lehermu. Matamu juga sangat cemerlang. Kau benar-benar luar biasa!” seru rubah dengan sikap seolah-olah ia sangat mengagumi gagak.
Gagak masih tidak berkata-kata. Ia hanya menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, menunjukkan sikap angkuhnya.
“Pasti banyak burung lain yang iri kepadamu,” lanjut rubah lagi. Gagak hanya meliriknya, namun tetap tidak menjawab sanjungannya. Karena puji-pujiannya tidak berhasil, akhirnya rubah pun mengganti strategi. Ia berkata kepada gagak dengan nada mengejek, “Andai saja suaramu sebagus bulu-bulumu, pasti kau akan menjadi raja burung yang disegani oleh seluruh hewan di hutan ini. Tapi sayang sekali, kau tidak bisa bersuara.”
Gagak marah mendengar ejekan rubah. Lantas ia mengeluarkan suara keras untuk membuktikan bahwa ucapan rubah tidaklah benar, “Kaaaak!”
Tatkala gagak mengeluarkan suara itu, paruhnya terbuka sehingga daging yang dijepit di paruhnya pun jatuh. Rubah dengan tangkas langsung menangkapnya, lalu berlari menjauh. Ia gembira sekali karena strateginya berhasil. Sementara itu, gagak hanya bisa terpekur menyesali kebodohannya. Seandainya tadi ia tidak terlena oleh pujian rubah dan tidak langsung marah mendengar ejekan rubah, pasti ia bisa menikmati daging itu dengan puas.
Pesan moral dari Contoh Dongeng Cerita Rakyat : Fabel Rubah dan Gagak adalah Mendapatkan pujian memang menyenangkan, tapi hendaknya kita jangan sampai terlena. Sebab, orang yang terlena mudah terkena tipu daya. Jika mendapatkan pujian, maka tanggapilah dengan sewajarnya, tidak perlu berlebihan
Temukan posting terbaik dari cerita dongeng binatang lainnya pada artikel kami berikut ini kumpulan cerita rakyat indonesia.