Kali ini kembali kami memposting beberapa contoh cerpen anak sekolah yang cocok sekali untuk di ceritakan di dalam kelas. Semua cerita pendek anak ini berupa dongeng yang mengandung hikmah untuk dapat di petik dan di jadikan pelajaran. Kami tahu banyak sekali manfaat dari menceritakan cerita anak atau dongeng. Yuk kita biasakan bercerita untuk anak-anak.
Kumpulan Contoh Cerpen Anak Sekolahan dengan Pesan Moral
1. Contoh Cerita Pendek Anak Sekolahan : Mia dan si Kitty
Mia adalah seorang anak yang baik hati. Ia tinggal bersama orangtuanya di suatu desa. Karena ramah dan baik hati, ia mempunyai banyak teman di lingkungan rumah maupun sekolahnya.
Mia adalah anak terkecil diantara 4 bersaudara. Setiap harinya, Mia dan kakak-kakaknya selalu diajari kedisiplinan dan budi pekerti oleh orangtuanya.
Mia sangat senang dengan binatang. Binatang yang ada di rumahnya, dipeliharanya dengan rajin. Sudah lama Mia ingin memelihara kucing, tetapi Ibunya melarang binatang peliharaan yang dipelihara di dalam rumah karena membuat rumah kotor.
Suatu hari, Mia sedang pergi menuju sekolahnya. Ia pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Jarak antara rumah dan sekolahnya tidak terlalu jauh hanya 300 meter. Di tengah jalan, ia melihat seekor anak kucing yang masih kecil terjatuh ke dalam selokan.
Mia merasa kasihan dengan anak kucing itu. Lalu ia mengangkat anak kucing itu dari selokan dan menaruhnya di tempat yang aman kemudian Mia melanjutkan perjalanannya ke sekolah. Bel tanda masuk berbunyi. Mia dan teman-temannya segera masuk ke kelas.
Di sekolahnya, Mia termasuk anak yang cerdas. Ia selalu masuk dalam rangking 3 besar. Ia sering mengadakan kelompok belajar bersama teman-temannya di waktu istirahat maupun setelah pulang dari sekolah.
Dalam kelompok belajar itu, mereka membahas pelajaran yang telah mereka dapatkan dan juga membahas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
Kriiingg… Bel tanda waktu pulang berbunyi! Mia dan teman-temannya segera bergegas membereskan buku-bukunya dan segera keluar ruangan.
Di perjalanan pulang, ketika sedang mengobrol dengan teman-temannya, Mia melihat anak kucing yang tadi pagi dilihatnya dalam selokan. Anak kucing itu mengeong-ngeong sambil terus mengikuti Mia.
Mia tidak sadar ia diikuti oleh anak kucing itu. Sesampainya di rumah, ketika akan menutup pintu, Mia terkejut karena ada anak kucing mengeong sekeras-kerasnya. Mia baru menyadari kalau anak kucing yang ditolongnya, mengikutinya sampai rumah.
Mia mohon pada Ibunya, agar ia di izinkan memelihara kucing kecil itu.
“Tidak boleh!, nanti hewan itu membuat kotor rumah”, ujar Ibu Mia.
“Tapi bu, kasihan kucing ini! ia tidak punya tempat tinggal dan tidak punya orangtua”, kata Mia. Setelah beberapa saat, akhirnya Ibu membolehkan Mia memelihara kucing dengan syarat binatang itu tidak boleh ditelantarkan dan jangan sampai mengotori rumah.
Sejak saat itu, Mia memelihara anak kucing itu. Setiap hari ia memberi minum dan makan anak kucing itu. Lama-lama Mia menjadi sangat sayang dengan anak kucing itu. Mia memberi nama anak kucing itu Kitty. Semenjak dipelihara Mia, Kitty menjadi bersih dan gemuk, bulunya yang berbelang tiga membuatnya tambah lucu.
Beberapa bulan kemudian, Si Kitty menjadi besar. Suatu hari, Mia melihat seekor burung kutilang yang tergeletak di halaman rumahnya. Mia mendekati burung kutilang itu dan mengangkatnya. Ternyata burung kutilang itu terluka sayapnya dan tidak bisa terbang.
Mia merawat burung itu dengan penuh kasih sayang. Si Kitty merasa cemburu karena merasa Mia menjadi lebih sayang pada burung kutilang daripadanya. Padahal Mia tetap menyayangi si Kitty. Karena merasa tidak diperhatikan lagi, setiap Mia tidak ada, si Kitty selalu menakut- nakuti burung kutilang tersebut.
Setelah dirawat Mia selama seminggu, burung kutilang itu jadi sembuh. Beberapa hari kemudian, ketika Mia baru pulang dari sekolah, ia melihat pintu kandang burung kutilangnya terbuka dan ada bercak darah di bawah kandang burung kutilangnya.
Mia berpikir jangan-jangan si Kitty memakan burung Kutilangnya. Ketika melihat si Kitty, Mia jadi lebih curiga karena pada mulut si Kitty terdapat bercak darah. Karena saking kesalnya, Mia mengambil sapu dan mengejar si Kitty untuk dipukul. Si Kitty segera berlari masuk ke kolong tempat tidur.
Ketika melihat ke kolong Mia sangat terkejut karena ada seekor ular yang sudah mati dibawah kolong tempat tidurnya. Akhirnya Mia sadar, si Kitty telah menyelamatkannya dengan menggigit ular tersebut. Mia baru ingat kalau ia lupa menutup pintu sangkar burungnya.
Mia menyesal ketika ingat akan memukul si Kitty. Padahal kalau tidak ada si Kitty mungkin ular tersebut masih hidup dan bisa mencelakainya. Akhirnya Mia sadar akan kesalahannya dan memeluk si Kitty dengan erat. Sejak kejadian itu, Mia jadi lebih sayang dengan Si Kitty.
2. Contoh Cerpen Anak TK : Moni Si Monyet yang Licik
Siang itu angin berhembus sepoi-sepoi. Moni duduk di dahan sambil mengantuk. Tiba-tiba perutnya berbunyi keroncongan dan terasa lapar. Ia membayangkan betapa enaknya bila makan buah-buahan.
Tetapi ia kemudian tersentak mengingat kata-kata temannya. Ia dikatakan sebagai si Serakah, si Rakus, si Tukang Makan, dan sebagainya. Bahkan ia terngiang kata-kata pak tani yang memarahinya.
“Awas, kalau mencuri lagi! Kubunuh, Kau! Kalau kau ingin makan buah-buahan tanamlah sendiri! Bekerja dan berusahalah dengan baik!” kata petani dengan geram.
Bulu kuduknya berdiri ketika ia teringat pernah dipukuli ketika mencuri pisang dan mangga di kebun pak tani.
Moni kemudian berpikir bagaimana cara mendapatkan makanan agar tidak dimarahi orang.
“Ah, lebih baik saya mencari sahabat karibku! Mudah-mudahan ia dapat membantuku,” kata Moni dalam hati.
Ia kemudian turun dari pohon dan berjalan mencari katak sahabat karibnya. Setibanya di pematang sawah, sambil bernyanyi ia memanggil sahabat karibnya tersebut.
“Pung… ketipung … pung! He… he… he…! Katak sahabatku, mengapa engkau sudah lama tak muncul? Ini sahabatmu datang! Saya rindu sekali padamu! Muncullah … muncullah!”
Mendengar nyanyian tersebut katak muncul sambil bernyayi “Teot… teot! Teot… teblung! Ini aku si Katak datang!” Aku juga rindu padamu. Bagaimana aku muncul, bila kau sendiri tak muncul?” Kedua binatang tersebut kemudian berbincang-bincang untuk melepaskan kerinduannya. Pada kesempatan itu juga si Monyet menyampaikan maksudnya.
“Katak sahabatku, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk menanam buah-buahan,” ajak monyet.
“Wah, saya setuju sekali. Tetapi buah apa ya yang paling enak dan paling mudah ditanam?” jawab Katak.
“Lebih baik kita menanam pisang saja! Bibitnya mudah didapat dan cara menanamnyapun mudah, bagaimana?” kata monyet sambil bertanya.
“Baiklah, saya akan mencari bibitnya. Biasanya banyak batang pohon pisang yang hanyut di sungai. Mari kita ke tepi sungai!” jawab katak sambil mengajak monyet.
Mereka kemudian ke tepi sungai sambil berbincang-bincang dengan akrabnya. Sesampainya di tepi sungai ia bermain-main
sambil menunggu bila ada batang pisang yang hanyut. Benar juga! Tak lama kemudian ada sebatang pohon pisang yang hanyut.
“Nah, itu dia!” Teriak katak sambil menunjuk batang pisang yang hanyut.
“Mari kita seret ketepi!” ajak moni.
“Mari!” jawab katak. Mereka terjun ke sungai dan menyeret batang pisang ke tepi sungai. Sesampainya di tepi, mereka angkat batang pisang itu ke daratan. Mereka
kemudian menunggu kalau ada batang pisang yang hanyut lagi tetapi tak kunjung datang.
“Menunggu itu membosankan,” kata monyet menggerutu.
“Ya, kalau begitu besok kita ke sini lagi! Kita tunggu bila ada batang pisang yang hanyut lagi! Yang ini untukku,” kata katak sambil memegang batang pisang.
“Ah, jangan curang! Ini milik kita berdua. Dari pada menunggu sampai besok sebaiknya kita bagi saja batang pohon pisang ini sekarang,” kata monyet.
“Baiklah, kita potong saja batang pohon pisang ini menjadi dua. Kamu bagian bawah sedang saya yang bagian atas” kata katak.
“Ah, jangan curang! Yang dapat berbuah kan bagian atas! Saya sangat memerlukan buah itu dari pada kamu. Nanti yang bagian bawah juga dapat berbuah,” kata monyet membujuk katak.
“Baiklah, kita kan bersahabat. Seorang sahabat haruslah saling mengerti dan saling menolong. Kita tidak boleh bertengkar hanya karena perkara kecil. Bawalah yang bagian atas! Saya cukup yang bagian bawah saja,” kata katak penuh perhatian. Mereka akhirnya membawa bagian masing-masing ke hutan.
Moni membawa batang pisang bagian atas dan katak bagian bawah untuk ditanam.
Setiap sebulan sekali monyet mengunjungi katak. Mereka saling menanyakan tanamannya.
“Bagaimana tanaman pisangmu?” tanya moni.
“Ha… ha…, lihat saja itu! Subur bukan?! Tanamanku sangat subur. Daunnya begitu lebat.” Jawab katak sambil menunjukkan tanamannya.
“Bagaimana dengan tanamanmu?” tanya katak lebih lanjut.
“Wah…, tanamanku juga demikian!” jawab moni membohongi temannya. Ia bohong karena tanamannya sudah mati. Batang bagian atas tak mungkin hidup bila ditanam. Bulan berikutnya moni datang lagi.
Ia bertanya kepada katak tentang tanamannya. “Bagaimana tanamanmu?” tanya moni.
“Wah, tanaman pisangku sangat subur, dan sekarang sudah berbuah. Bagaimana pula tanamanmu?” jawab katak sambil menanyakan tanaman si Moni.
“Demikian juga tanamanku, sudah berbuah. Bahkan buahnya besar-besar,” jawab moni berbohong.
Mereka kemudian berbincang-bincang sambil bergurau. Setelah selesai, moni kembali ke hutan. Pada kunjungan berikutnya ternyata buah pisangnya sudah masak tetapi katak tidak dapat memetiknya karena tidak dapat memanjat pohon pisang tersebut.
Katakpun meminta bantuan kepada moni yang sedang berkunjung.
“Moni, tolong petikkan pisangku yang sudah masak itu!” pinta katak kepada moni.
“Wah, dengan senang hati, mari kita ke sana!” jawab moni sambil mengajak katak.
Monipun segera memanjat pohon pisang dan sesampainya di atas ia segera memetik dan mencoba memakannya.
“Wah, ranum benar pisangmu!” teriak moni dari atas pohon pisang.
“Hai moni, jangan kau makan sendiri saja. Cepat petikkan sesisir dulu untukku” teriak katak sambil memohon.
“Ya, nanti dulu! Aku belum selesai memakannya. ” sahut moni. Satu, demi satu dimakannya pisang tersebut oleh moni, setiap katak meminta ada saja jawaban si Moni.
Katak tak pernah diberi. Bahkan si Katak hanya dilempari kulitnya.
“Kamu lebih baik makan kulitnya saja, Tak! Ini bagianmu, terimalah! kata moni. Katakpun berang dilecehkan oleh moni. Ia pun berkata dalam hati untuk memberikan pelajaran kepada moni yang serakah tersebut.
“Baiklah, habiskan saja pisangku. Aku sudah tak berminat lagi. Aku sudah kenyang makan nyamuk. Makanan utamaku kan nyamuk, bukan pisang seperti makananmu.” kata katak dengan kesal.
“Ha… ha… ha…, katak…katak…, salahmu sendiri kamu tak dapat memanjat. Kamu hanya dapat meloncat-loncat saja. Coba perhatikan saya! Saya dapat berjalan, meloncat dan memanjat. Makanankupun lebih banyak jenisnya daripada kamu. Kamu lebih baik makan nyamuk saja. Pisang ini sebenarnya untukku bukan untukmu,” kata moni dengan congkak.
“Dasar moni serakah! Sudahlah, jangan banyak bicara! Cepat habiskan saja pisangku! Sebentar lagi batangnya akan saya tebang,” kata katak dengan marah.
Selesai berbicara katakpun mulai menebang batang pohon pisangnya. Moni segera mempercepat makannya.
Tak terasa ia mulai kenyang dan mengantuk. Batang pohon pisang mulai bergoyang dan akan roboh tetapi moni tak dapat menahan kantuknya. Lebih-lebih goyangannya batang pohon pisang dianggapnya sebagai ayunan yang meninabobokkan.
Akhirnya ia jatuh.
Kepalanya jatuh terkena batu yang membuatnya pingsan. Dan sejak saat itu tidak ada lagi hewan yang mau berteman dengan Moni monyet yang licik dan serakah.
3. Contoh Cerpen Anak Sekolah Pendek : Alfred dan Tiga Rakun
Di sebuah peternakan yang luas, tinggal seorang peternak yang bernama Alfred. Ia lebih sering di panggil Paman Alfred oleh tetangga di sekitarnya.
Setiap hari pekerjaannya memerah susu sapi dan memberi sapi-sapinya makan, membabat rumput-rumputan untuk makanan sapi, kemudian memberi makan ternak-ternaknya yang lain.
Selain itu juga membersihkan ladang jagung dan gandumnya. Setelah semuanya selesai, Paman Alfred berkeliling ladang dan peternakannya, melihat apakah ada pagar-pagar yang rusak atau tidak.
Sore menjelang malam hari, Paman Alfred merasa punggungnya sakit dan pegal semua. Setelah makan malam, ia segera tidur karena badannya sudah sangat lelah. Ia menghempaskan badannya di tempat tidurnya yang besar dan empuk.
“Saya sangat lelah,” keluhnya. Tidak lama kemudian, Paman Alfred tertidur. Di tengah tidurnya, ia tiba-tiba terbangun mendengar ada suara sesuatu dari atap loteng rumahnya. Paman Alfred merasa terganggu tidurnya. Ia segera mengenakan sendal dan mengambil senter.
Paman Alfred berjalan menaiki tangga menuju atap lotengnya. Setelah membuka pintu lotengnya, paman Alfred sangat terkejut sampai hampir terjatuh ke belakang. Ia melihat 3 ekor rakun yang sedang bernyanyi.
Karena kesalnya, ia berteriak, “Diam..!”, 3 rakun tersebut tetap bernyanyi, walaupun sudah diusir. Akhirnya, paman Alfred kembali ke kamarnya. Ia mencoba untuk melanjutkan tidurnya.
Esok harinya, ia mengalami hal yang sama dengan kemarin. Paman Alfred akhirnya membeli racun pengusir rakun. Ketika malam hari, Paman Alfred kembali mendengar rakun-rakun tersebut bernyanyi.
Rakun-rakun tersebut tidak mau menyentuh makanan yang diberikan Paman Alfred. Mereka tahu kalau makanan tersebut sudah diberi racun.
Paman Alfred naik ke loteng. Ia berteriak-teriak menyuruh rakun-rakun itu berhenti menyanyi. Ia juga melempar rakun-rakun itu dengan sendalnya. Rakun-rakun itu mengelak sambil terus bernyanyi mengejek Paman Alfred.
Keesokan harinya. Paman Alfred pergi ke perpustakaan. Ia mencari buku cara mengusir rakun. Setelah hampir satu jam, buku yang dicarinya berhasil ditemukan. Di buku tersebut tertulis cara mengusir rakun adalah dengan membunyikan suara yang bising, misalnya dengan radio dan lainnya. Setelah sampai di rumah, Paman Alfred menyiapkan radio tuanya. Ia memasukkan kaset lagu rock ke dalam radiotapenya.
Malam harinya, ia memasang radio tersebut di loteng. Ia mencoba untuk tidur tetapi rasa penasaran membuat Paman Alfred ingin melihat keadaan di loteng. Ia kembali terkejut melihat rakun-rakun tersebut masih ada di loteng. Mereka bahkan tidak hanya menyanyi. Mereka juga menari-nari mengikuti musik.
Habis sudah kesabaran Paman Alfred. Mukanya menjadi merah karena kesal, setelah mematikan radio ia berteriak sekeras-kerasnya.
“Diaammmm!”, teriak Paman Alfred. Setelah agak reda kekesalannya, Paman Alfred berkata, “Aku punya tawaran untuk kalian, bagaimana kalau kita tukar tempat?, kalian boleh menempati kamarku sebagai tempat kalian”, ujar Paman Alfred kepada rakun-rakun itu. Rakun-rakun itu setuju. Esok malam mereka menempati kamar Paman Alfred, sedang Paman Alfred tidur di loteng. Setelah menyanyi dan menari akhirnya rakun-rakun itu tertidur di kamar Paman Alfred.
Paman Alfred yang sudah sangat lelah tidak memikirkan lagi tempat tidurnya. Ia tertidur lelap di loteng. Saking lelapnya, Paman Alfred bermimpi tentang rakun, tanpa sadar ia bernyanyi sambil bermimpi, persis seperti nyanyian yang di nyanyikan oleh 3 rakun.
Tiga rakun yang tidur di kamar Paman Alfred terbangun, mereka merasa terganggu dan takut mendengar suara yang berasal dari loteng. Mereka segera berlarian keluar rumah dan akhirnya mereka tidak pernah datang lagi ke rumah Paman Alfred. Akhirnya sejak saat itu, Paman Alfred bisa tidur dengan nyenyak setelah bekerja seharian.
4. Contoh Cerpen Singkat Anak Sekolah : Putri Melati Wangi
Di sebuah kerajaan, ada seorang putri yang bernama Melati Wangi. Ia seorang putri yang cantik dan pandai. Di rumahnya ia selalu menyanyi. Tetapi sayangnya ia seorang yang sombong dan suka menganggap rendah orang lain.
Di rumahnya ia tidak pernah mau jika disuruh menyapu oleh ibunya. Selain itu ia juga tidak mau jika disuruh belajar memasak.
“Tidak, aku tidak mau menyapu dan memasak nanti tanganku kasar dan aku jadi kotor”, kata Putri Melati Wangi setiap kali disuruh menyapu dan belajar memasak.
Sejak kecil Putri Melati Wangi sudah dijodohkan dengan seorang pangeran yang bernama Pangeran Tanduk Rusa. Pangeran Tanduk Rusa adalah seorang pangeran yang tampan dan gagah.
Ia selalu berburu rusa dan binatang lainnya tiap satu bulan di hutan. Karena itu ia dipanggil tanduk rusa.
Suatu hari, Putri Melati Wangi berjalan-jalan di taman. Ia melihat seekor kupu-kupu yang cantik sekali warnanya. Ia ingin menangkap kupu-kupu itu tetapi kupu-kupu itu segera terbang.
Putri Melati Wangi terus mengejarnya sampai ia tidak sadar sudah masuk ke hutan. Sesampainya di hutan, Melati Wangi tersesat. Ia tidak tahu jalan pulang dan haripun sudah mulai gelap.
Akhirnya setelah terus berjalan, ia menemukan sebuah gubuk yang biasa digunakan para pemburu untuk beristirahat. Akhirnya Melati Wangi tinggal digubuk tersebut. Karena tidak ada makanan Putri Melati Wangi terpaksa memakan buah-buahan yang ada di hutan itu.
Bajunya yang semula bagus, kini menjadi robek dan compang camping akibat tersangkut duri dan ranting pohon. Kulitnya yang dulu putih dan mulus kini menjadi hitam dan tergores-gores karena terkena sinar matahari dan duri.
Setelah sebulan berada di hutan, ia melihat Pangeran Tanduk Rusa datang sambil memanggul seekor rusa buruannya.
“Hai Tanduk Rusa, aku Melati Wangi, tolong antarkan aku pulang,” kata Melati Wangi.
“Siapa? Melati Wangi? Melati wangi seorang Putri yang cantik dan bersih, sedang engkau mirip seorang pengemis”, kata Pangeran Tanduk Rusa. Ia tidak mengenali lagi Melati Wangi.
Karena Melati Wangi terus memohon, akhirnya Pangeran Tanduk Rusa berkata,” Baiklah, aku akan membawamu ke Kerajaan ku”.
Setelah sampai di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa. Melati Wangi di suruh mencuci, menyapu dan memasak. Ia juga diberikan kamar yang kecil dan agak gelap.
“Mengapa nasibku menjadi begini?”, keluh Melati Wangi. Setelah satu tahun berlalu, Putri Melati Wangi
bertekad untuk pulang. Ia merasa uang tabungan yang ia kumpulkan dari hasil kerjanya
sudah mencukupi. Sesampainya di rumahnya, Putri Melati Wangi disambut gembira oleh
keluarganya yang mengira Putri Melati Wangi sudah meninggal dunia.
Sejak itu Putri Melati Wangi menjadi seorang putri yang rajin. Ia merasa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga selama berada di hutan dan di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa. Akhirnya setahun kemudian Putri Melati Wangi dinikahkan dengan Pangeran Tanduk Rusa. Setelah menikah, Putri Melati Wangi dan Pangeran Tanduk Rusa hidup berbahagia sampai hari tuanya.
Kesimpulan dan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan cerpen anak?
Cerpen anak adalah bentuk prosa naratif fiktif singkat yang khusus dibuat atau diceritakan untuk anak-anak. Cerita pendek bisanya sangat padat dan langsung pada inti cerita, dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang. Berhubung pendek, prosa naratif fiktif yang satu ini akan sangat mengandalkan kekuatan cerita disamping juga teknik lainnya yaitu tema, tokoh, alur, bahasa, dan insight secara lebih luas apabila dibandingkan dengan cerita fiksi yang lebih panjang.
Sumber : https://dongengceritarakyat.com/category/kumpulan-contoh-cerpen-singkat/ dan wikipedia
Apa yang dimaksud dengan bercerita?
Bercerita adalah bentuk ekspresi kreatif di mana imajinasi diterjemahkan ke dalam kata-kata. Dibutuhkan kata-kata dan tindakan interaktif dengan variasi nada, untuk menceritakan kisah yang membuat pendengar terpikat sampai akhir. Seorang pendongeng yang baik juga mendorong imajinasi aktif pendengar, membiarkan mereka menjadi pencipta kisah tersebut.
Bercerita dapat mengambil berbagai bentuk seperti tarian, boneka, musikal, komedi, puisi, dan banyak lagi. Dibutuhkan kesabaran, kegigihan, dan berbagai upaya coba-coba untuk menguasai keterampilan ini.
Apa manfaat menceritakan cerpen anak dalam pendidikan?
- Meningkatkan Keterampilan Bahasa. Ketika balita dan anak kecil lainnya mendengarkan pendongeng, mereka memiliki kesempatan untuk mendengar kata-kata yang disajikan dengan cara yang unik sambil juga mendengar infleksi ucapan. Anak-anak usia sekolah memiliki kesempatan untuk mendengarkan kata-kata baru, yang dapat membantu mereka memperluas kosa kata mereka. Bercerita kepada anak-anak menghadirkan perangkat sastra dengan cara yang mudah diingat. Anak-anak memiliki kesempatan untuk mendengar pembangunan plot, konflik, klimaks, karakterisasi, dan banyak lagi.
- Meningkatkan Memori. Karena mendongeng tidak menggunakan penambahan ilustrasi atau buku, anak-anak perlu mengingat nama karakter dan poin plot utama. Ini membantu melatih keterampilan daya ingat anak-anak. Guru dapat membangun manfaat ini dengan meluangkan waktu untuk bertanya tentang cerita selama dan setelah cerita, lebih lanjut melibatkan keterampilan memori pada anak-anak prasekolah dan anak-anak yang lebih besar.
- Mengembangkan Berpikir dan Imajinasi Kreatif. Menceritakan kisah anak-anak tanpa alat bantu visual membantu mengembangkan pemikiran dan imajinasi kreatif. Anak-anak harus memanfaatkan imajinasi mereka, memberikan gambar mereka sendiri untuk cerita itu. Kreativitas adalah keterampilan yang penting, dan guru dapat membangun keterampilan ini dengan membuat anak menggambar gambar karakter atau latar setelah menceritakan sebuah cerita.
- Meningkatkan Pemahaman Budaya. Bercerita juga membantu meningkatkan pemahaman budaya, karena cerita memberi anak-anak kesempatan untuk mengeksplorasi budaya mereka sendiri dan yang lain. Saat mendengar cerita, anak-anak belajar berempati dengan situasi, tempat, dan orang asing. Cerita juga memiliki kemampuan untuk belajar lebih banyak tentang berbagai nilai, tradisi, dan pengalaman hidup melalui cerita.
- Meningkatkan antusiasme untuk membaca
- Meningkatkan komunitas di antara anak-anak
- Meningkatkan keterampilan mendengarkan
- Anjurkan menulis, karena anak usia sekolah akan ingin menulis cerita mereka sendiri
- Biarkan anak-anak terlibat dalam pembelajaran
- Mendorong pembicaraan dan diskusi yang terarah
Bagaimana cara bercerita yang benar?
- Memahami pendengar: Langkah pertama dan terpenting adalah memahami audiens Anda: mengetahui apa yang mereka inginkan akan membantu Anda membuat dan menceritakan kisah yang menarik. Jadi tanyakan pada diri sendiri apa yang disukai anak Anda: pahlawan super, pangeran dan putri, alien atau tokoh sejarah?
- Bangun pesan Anda: Langkah selanjutnya adalah menentukan pesan yang ingin Anda sampaikan melalui kisah Anda. Apa yang harus diambil anak-anak dari cerita itu? Adakah sesuatu yang spesifik yang Anda ingin mereka pelajari dari cerita ini? Bangun cerita Anda berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini.
- Sertakan kata-kata kreatif: Penggunaan kosa kata yang inovatif dan mengesankan bekerja paling baik ketika Anda menceritakan sebuah kisah kepada anak-anak. Tetapi batasi penggunaan kata-kata yang sulit dipahami untuk anak.
- Gaya ekspresif: Buat pendengar terpikat dengan menceritakan kisahnya dengan fasih dan dramatis. Jadilah energik, emosional dan ikuti arus. Ciptakan pengalaman mendebarkan yang diisi dengan insiden menegangkan dan mengejutkan jika kisah itu mengharuskannya.
- Waktu: Pentingnya pengaturan waktu dalam bercerita dan efeknya pada anak-anak tidak dapat cukup ditekankan. Apakah itu cerita api unggun, cerita sebelum tidur, atau hanya yang lucu untuk diceritakan pada hari hujan, itu harus sesuai dan cocok untuk suasana hati dan waktu hari itu.
Darimana bisa mendapatkan cerita pendek anak terbaik?
- Blog dongengceritarakyat.com
- https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/ fanspage ini berisi dongeng dan cerita rakyat Nusantara dan Dunia
- https://www.youtube.com/channel/UC_ay1jdDqXucE6Gk7FhVz5Q Channel youtube yang berisi kumpulan dongeng dunia
- Cerita Rakyat Indonesia
- Cerpen