Cerpen Anak Pendek Dunia Terbaik : Mainan Piyo

Dongeng anak mainan Piyo si Kurcaci adalah cerpen anak pendek dunia yang akan kakak ceritakan sebagai pengantar waktu tidur kalian. Kisah Piyo memiliki pesan moral yang sangat baik loh untuk kalian. Coba kalian baca hingga selesai, dan jangan lupa ambil hikmah didalamnya. Selamat membaca.

Cerpen Anak Pendek Dunia : Mainan Piyo Si Kurcaci

Piyo Kurcaci sedang menginginkan mainan baru. Mainan itu seperti televisi, tapi kecil. Bentuknya kotak dengan layar datar yang berpendar terang. Piyo bisa menggenggamnya di tangan sambil memainkan aneka permainan seru. Balap terbang, adu cepat petik jamur, dan lain sebagainya.

Sayang, mainan itu harganya mahal. Ibu langsung menolak saat Piyo minta dibelikan mainan itu. “Harganya setara dengan sekarung jamur dan dua puluh ember susu,” kata Ibu.

Piyo merengut. Akan tetapi, dia tak berani membantah. Bagaimana pun, Piyo tak mau jika ia sampai tak bisa makan jamur dan minum susu. Piyo amat suka keduanya.

“Menabunglah,” usul ibunya.

Piyo pun menurut. Dia mulai menyisihkan uang sakunya. Selain itu, dia jadi rajin membantu Kakek Klopi membersihkan kebun. Biasanya, setelah membantu, Kakek Klopi akan memberinya sekeping uang.

Namun, setelah beberapa minggu, celengan Piyo tak kunjung penuh.

“Kapan aku bisa bell, ya? Celenganku hanya berisi recehan,” katanya gusar.

Mendengar ucapan Piyo, Ibu hanya tergelak dan kembali menasihati. “Sabar dan terus berusaha. Lama-lama, kamu pasti bisa, kok, membelinya,”

Hari berganti hari, Piyo makin tak sabar. Berulang kali dia mengguncang celengannya.

“Masih ringan,” katanya.

“Itu tandanya uangmu belum cukup. Sabar,” sahut ibu nya.

Cerpen Anak Pendek Dunia : Mainan Piyo
Cerpen Anak Pendek Dunia : Mainan Piyo

Piyo mendesah. Dia sudah tak sabar lagi. Akan tetapi, dia juga tak tahu harus bagaimana. Untuk menghibur diri, Piyo berjalan-jalan keliling hutan. Saat melintasi danau pelangi, dia melihat kerumunan kurcaci lain.

“Mereka sedang melihat apa, ya?” gumamnya heran. Mata Piyo terbelalak. Ada pedagang mainan!

“Harga murah, hanya separuh harga!!” teriak pedagang itu sambil mengacungkan sesuatu.

Mata Piyo terbelalak. Jantungnya berdebar keras. Itu mainan yang dia idamkan selama ini!

“Separuh harga? Berarti, uangku sudah cukup untuk membeli mainan itu,” gumannya. “Horee … akhirnya aku bisa segera punya mainan itu!” teriak Piyo.

Tergesa, Piyo mendatangi pedagang mainan itu. “Pak, aku pesan satu. Tunggulah, aku akan pulang mengambil uangnya, ” seru Piyo.

“Cepat, ya. Mainannya hanya ada satu. Kalau kamu kelamaan, aku akan menjualnya pada orang lain,” kata pedagang itu.

Secepat kilat, Piyo berlari pulang. Dia lalu memecahkan celengannya.

“Piyo, pikirkan baik-baik. Mengapa mainan itu dijual separuh harga? Jangan-jangan itu mainan palsu. Tunggulah sebentar, Ibu akan ikut denganmu. Tapi, ibu harus memasak sup untuk nenekmu dulu.”

Piyo menggeleng, “Kelamaan, nanti keburu dijual kepada kurcaci lain.”

Piyo melesat meninggalkan ibunya. Dia acuh pada ibunya yang berteriak, “Jangan, Piyo!”

Sampai di tepi danau pelangi, suasana sudah sepi. Wajah pedagang berubah cerah saat melihat Piyo datang.

“Ah, kukira kamu tak datang,” sambut pedagang itu begitu melihat Piyo muncul dihadapannya. Piyo pun segera membayar. Pedagang itu lalu pergi dengan terburu-buru.

Sesampai di rumah, Piyo mencoba mainannya. “Bu, kenapa mainannya tidak bisa menyala. ya?” Piyo memencet tombolnya berulang kali.

Ibu mendekat dan memeriksa mainan itu. “Sepertinya, ini barang palsu” kata Ibu.

Piyo melotot, “Masa, sih?”

Ibu lalu mengajak Piyo ke toko mainan. Di sana, Ibu menunjukkan mainan Piyo pada pemilik toko. “Tolong dilihat. Mengapa mainan ini tidak bisa dinyalakan? Apakah ada garansinya?” tanya Ibu.

Pemilik toko mengernyitkan dahi.

“Ah, ini, sih, barang palsu. Lihat, bagian dalamnya  hanya rongsokan tak berguna.”

Piyo tertegun. Tabungannya lenyap tak bersisa. Ditambah lagi, yang ia dapatkan hanya rongsokan. Ibu tak tega melihat Piyo yang sedih.

“Menabunglah lagi, nanti Ibu bantu. Tapi, lain kali hati-hati, ya?” Piyo hanya bisa mengangguk lesu. Sesal kemudian memang tak ada guna

Pesan moral yang dapat diambil dari Cerpen Anak Pendek Dunia : Mainan Piyo  adalah

Kalian mungkin pernah iri pada teman yang memiliki mainan canggih. Sayangnya, orang tua tak mau membelikon mainan itu untuk kalian. Eits, itu bukan berarti mereka tak sayang padamu, loh.

Sebagai orongtua, tentu mereka lebih tahu apa yang dibutuhkan setiap anak dan setiap anggota keluarga. Selain itu, tentu tidak semua orang tua mampu Membelikan mainan canggih untuk anaknya. oleh karena itu, bersabarlah. Jika memang kamu dapat menabung Maka Menabunglah. Saat tabungan kalian cukup, mintalah bantuan orong tua untuk memilihkan mainan yang tepat untuk kalian. Jangan sampai, kalian tertipu atau salah membeli karena tidak tahu.

Temukan cerpen cerita rakyat terpopuler di blog ini pada artikel kami cerpen dongeng anak