Fabel kali ini merupakan cerita tentang hewan peliharaan yang di pelihara oleh keluarga petani. Apa yang terjadi pada hewan-hewan itu? Yuk kita ikuti kisah lengkapnya bersama sama.
Cerita Tentang Hewan Peliharaan : Lembu yang Iri pada Babi
Di sebuah desa kecil di India, hiduplah dua ekor lembu jantan kakak beradik dan seekor babi yang dipelihara oleh sebuah keluarga petani. Lembu jantan yang Iebih tua bernama Si Merah Besar, sementara adiknya bernama Si Merah Kecil. Tugas mereka sehari-hari adalah menarik gerobak milik Pak Tani. Karena setiap hari melakukan pekerjaan yang berat, tubuh mereka pun menjadi kuat dan terlatih.
Pada suatu hari, Pak Tani berencana untuk mengadakan acara pernikahan putrinya beberapa minggu lagi. Ia berpikir untuk menyembelih babi peliharaannya sebagai hidangan untuk para tamu. Tapi sayang, babi itu kurang gemuk. Untuk mengatasinya, Pak tani pun mulai memberi makan babi itu dengan makanan yang enak dalam jumlah yang melimpah. Jadi ketika tiba saatnya disembelih, babi itu memiliki tubuh yang gemuk dengan daging yang padat.
Sementara itu, Si Merah Besar dan Si Merah Kecil tetap makan makanan yang biasanya, yakni rumput kering. Itu pun dalam jumlah yang terbatas. Mereka tidak boleh memakan makanan yang sudah dijatah untuk Babi. Sering kali si Merah Kecil menatap iri kepada Babi yang sedang melahap banyak makanan enak.
“Ini benar-benar tidak adil, Kak!” ujar Si Merah Kecil kepada kakaknya, Si Merah Besar. “Kita sudah bekerja keras setiap hari, dari pagi-pagi buta sampai sore. Bahkan kadang-kadang sampai malam juga. Tapi, lihatlah, makanan kita cuma begitu-begitu saja. Cuma rumput kering yang tidak mengenyangkan. Sementara Babi dapat makanan yang enak dan banyak, padahal kerjaannya setiap hari hanya bermalas-malasan.”
Si Merah Besar tersenyum mendengar keluh kesah sang adik. “Tidak perlu iri,” katanya. “Kau tahu, sebenarnya ia hendak disembelih, makanya ia diberi makan enak dalam jumlah yang banyak. Dengan begitu, tubuhnya akan menjadi gemuk dan penuh dengan daging.” Si Merah Kecil terpana.
Ternyata kenyataannya begitu. Ia baru tahu.
“Jadi, nikmatilah rumput keringmu,” lanjut sang kakak, “dan bersyukurlah karena nasibmu Iebih beruntung daripada babi itu yang tidak lama lagi akan berakhir di piring para tamu.”
Si Merah Kecil mengangguk- angguk. Ia melahap makanannya dengan penuh selera tanpa menatap penuh rasa iri lagi kepada tempat makan babi yang penuh dengan makanan enak.
Beberapa lama kemudian, tibalah hari pernikahan putri petani. Rumah Pak Petani tampak ramai dan sibuk. Orang-orang menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan acara pernikahan itu. Para juru masak memasak hidangan favorit. Di salah satu wajan di atas tungku, potongan-potongan daging babi sedang dimasak. Ya, babi milik Pak Tani yang gemuk itu sudah disembelih. Dagingnya padat dan banyak.
“Bagaimana adikku, kau percaya dengan perkataanku tempo hari, kan?” tanya Si Merah Besar kepada Si Merah Kecil. Mereka berdua sedang memandang jendela dapur dari kandang mereka yang tidak jauh dari situ.
“Iya, Kak,” jawab sang adik, takzim. “Setiap hari kita memang makan makanan yang itu-itu saja, padahal pekerjaan kita berat. Tapi, nasib kita jauh Iebih baik dari pada babi yang pemalas itu. Makanan babi memang lezat-lezat, tapi itu cuma sementara.”
Pelajaran itu sangat berkesan bagi Si Merah Kecil. Sejak saat itu, ia tidak lagi iri kepada hewan manapun. Sebab, ia yakin, apa yang tampak enak sebenarnya belum tentu demikian adanya, dan begitu pula sebaliknya.
Hikmah dari Cerita Tentang Hewan Peliharaan Fabel adalah Di balik sesuatu yang sulit, pasti ada hikmah besar yang bisa diambil. Seperti lembu bersaudara itu misalnya. Makanan yang menjadi jatah mereka memang cuma itu-itu saja. Namun, nasibnya jauh Iebih beruntung dari pada babi yang dapat banyak makanan enak, tapi sebenarnya hanya sebagai sebuah upaya untuk menggemukkannya sebelum disembelih.
Temukan cerita tentang hewan terbaik kami lainnya pada artikel kami berikut ini dongeng binatang