Kisah tentang barisan ayam menjadi pilihan cerita sebelum tidur untuk anak di malam hari ini. Semoga kalian yang membaca kisah ini, bisa mengambil hikmah yang ada didalamnya. Cerita fabel barisan ayam adalah cerita yang sangat sederhana dan mudah dicerna, cerita ini sangat cocok untuk anak-anak diusia dibawah lima tahun sperti posting kami sebelumnya yaitu Cerita Dongeng Untuk Balita : Kisah Bubu dan Roket.
Cerita Sebelum Tidur Untuk Anak : Piyu dan Barisan Ayam
Piyu Ayam adalah seekor anak ayam yang suka main jauh-jauh. Ibu sudah berulang kali menasihati Piyu Ayam, “Kalau main, di dekat sini saja, ya. Jangan terlalu jauh. Hati-hati, banyak bahaya di sekitar kita.” Lalu, Ibu akan mulai bercerita tentang serigala jahat, musang yang suka menyamar, atau anjing yang mengejar para ayam. “Ibu tak mau kamu celaka.”
Biasanya, Piyu Ayam selalu menuruti nasihat ibunya. Akan tetapi, hari ini Piyu ingin melihat-lihat suasana baru. Dia berjalan jauh, sampai keluar dari kampungnya.
“Ternyata, dunia luar itu indah. Mengapa Ibu malah melarangku pergi jauh-jauh, ya? Tak ada bahaya, kok. Serigala, musang, anjing, mereka semua tak ada. Aku tak perlu takut bahaya.” Piyu Ayam melompat-lompat riang.
Langkah Piyu Ayam terhenti saat melihat sebuah rumah dengan banyak ayam yang berbaris di depannya. “Wah, siapa mereka? Dan, apa yang mereka lakukan?” pikir Piyu Ayam saat melihat ayam-ayam itu.
“Mengapa mereka berbaris?” Piyu tambah penasaran.
Rupanya, ayam-ayam itu berbaris masuk ke sebuah rumah. Piyu Ayam jadi ingin ikut-ikutan. Ia bosan tinggal di kandang bambu. Tanpa berpikir panjang, ia pun ikut berbaris.
“Haha, kapan lagi aku bisa tinggal di rumah sebagus ini? Temboknya putih bersih, lantainya juga putih. Tinggal di dalam sana pasti nyaman. Andai saja Ibu ikut, pasti sekarang Ibu juga berbaris bersamaku,” kata Piyu Ayam dalam hati.
“Tek kotek … tek kotek ….”
Suara ayam berbaris riuh sekali. Mereka lalu memasuki sebuah lorong. Di dalam lorong itu, para ayam dimandikan dan dibersihkan bulu-bulunya. Aha, sekarang Piyu Ayam merasa bulunya bersih. Baru sekali ini dia dimandikan. Selama ini, dia hanya main-main di kubangan dekat kandangnya.
“Setelah ini, apa lagi, ya?” Piyu Ayam penasaran.
Piyu Ayam masih berbaris saat tiba-tiba didengarnya suara seorang anak, “Hmm … ini ayam goreng terenak yang pernah aku makan.”
Piyu Ayam terkejut. “Ayam goreng?” Dia menoleh dan melihat beberapa anak sedang makan ayam goreng. Ayam goreng itu masih panas. Anak-anak itu memakannya dengan kentang goreng.
Di samping mereka, ada beberapa gelas minuman soda. Tiba-tiba saja, hati Piyu Ayam berdebar. Ia merasa ada sesuatu yang salah, apalagi suara-suara ayam makin riuh. Sepertinya, mereka ketakutan akan sesuatu.
“Ini tempat apa?” batinnya. Ia lalu memandang ke kanan dan ke kiri. Astaga!! Pandangan Piyu Ayam berhenti pada sebuah papan bertuliskan: “RUMAH POTONG AYAM.”
“Hoaaaa ….” Jantung Piyu serasa mau copot. Ia menangis keras dan segera berlari meninggalkan barisan. Ia berlari dan terus berlari. Setelah cukup jauh, ia kembali menoleh ke rumah itu. Ia pun melihat papan yang lain: “RUMAH MAKAN AYAM GORENG LEZAT.”
Secepat kilat, Piyu Ayam berlari kembali ke rumahnya. Sekarang ia tahu, nasihat ibu ternyata benar! Piyu Ayam benar-benar kapok. Dia tak mau lagi pergi tanpa seizin ibunya.
Pesan moral dari Cerita Sebelum Tidur Untuk Anak : Barisan Ayam adalah
Terkadang, orang tua cerewet berbanya kemana kalian akan pergi. Benar, kan?
“Mau kemana? Pulang jam berapa? Dengan siapa?” dan seterusnya.
Saat mendengar jawaban kalian, mereka belum tentu setuju. Dengan berbagai alasan, mereka akan melarang kalian. Kenapa, sih, mereka melarang kalian? Apakah mereka tidak percaya pada kalian?
Bukan bukan seperti itu. Mereka melarang karena mereka tahu akan ada bahaya yang mengintai di tempat yang akan kalian kunjungi. Nah, oleh sebab itu, sebaiknya kalian tidak lupa untuk meminta izin kepada orang tuo setiap hendak bepergian. Jika orang tua tak mengizinkan, tentu karena ada alasan yang menyangkut keamanan kalian. Mereka tak mengizinkanmu bukan berarti mereka tak sayang. Justru, mereka sayang sekali pada kalian.