Cerita rakyat Surabaya pertama yang kakak ceritakan malam hari ini merupakan pertarungan Sura dan Buaya yang menjadi dasar Asal-Usul Nama Kota Surabaya. Dengan membaca dongeng Surabaya ini pengetahuan adik-adik akan semakin bertambah. Selamat membaca.
Cerita Rakyat Surabaya : Dongeng Asal Usul Nama Kota Surabaya
Lambang kota Surabaya adalah ikan hiu dan buaya. Mengapa kedua hewan itu begitu istimewa bagi masyarakat Jawa Timur? Inilah ceritanya.
Dahulu kala, sering terjadi perkelahian antara buaya dan ikan sura (hiu) di lautan. Perkelahian mereka dipicu oleh perebutan mangsa. Kedua hewan ini sama kuat dan tangguh. Meskipun berkelahi berkali-kali, tak ada satu pun yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka mencoba mencari kesepakatan.
“Hai, Buaya. Aku bosan berkelahi terus seperti ini,” kata ikan sura “Aku juga!” sahut buaya.
“Kita buat kesepakafan saja. Bagi daerah kekuasaan kita menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya terhadap mangsa-mangsa di air. Sementara itu, kau sepenuhnya menguasai mangsa di darat. Batas air dan darat adalah daerah yang dicapai oleh air laut ketika pasang,” kata ikan sura.
“Baiklah, aku setuju!” jawab buaya.
Sejak ifu, keduanya sepakat menghormati wilayah masing-masing, sehingga tidak ada perkelahian. Namun, suatu hari, ikan sura menyalahi kesepakatan itu. Diam-diam, ia mencari mangsa di sungai.
Ketika mengetahui kecurangan ikan sura, buaya sangat marah.
“Hai, Sura! kau telah melanggar kesepakatan yang telah kita buat bersama. Sungai adalah daerah kekuasaanku!” teriak buaya dengan marah.
“Apa yang telah aku langgar? Aku kan berburu mangsa yang ada di air!” jawab ikan sura.
“Namun, sungai letaknya di darat, berarti sungai adalah daerah kekuasaanku! Daerahmu adalah perairan laut!” kata buaya.
Keduanya lalu bersitegang dan terjadilah perkelahian. Mereka saling menggigit satu sama lain. Perairan sekitarnya menjadi merah karena darah yang berasal dari luka-luka kedua hewan buas ini. Ikan sura berhasil menggigit pangkal ekor buaya sebelah kanan sehingga ekor buaya menjadi bengkok ke kiri.
Pertarungan ikan sura dan buaya ini menjadi inspirasi terciptanya nama kota Surabaya. Ada juga pendapat lain bahwa nama Surabaya berasal dart kata “sura” yang artinya selamat, dan kata “baya” yang artinya bahaya. Jadi, jika digabungkan bisa berarti selamat dari bahaya.
Catatan dari cerita rakyat surabaya : dongeng asal usul Surabaya adalah Lambang kota Surabaya juga diambil dari kisah pertarungan kedua hewan ini, yaitu ikan hiu sura dan buaya.
Cerita Rakyat Indonesia : Asal-Usul Telaga Pasir Sarangan
Dahulu kala, di sebuah hutan di Gunung Lawu hidup sepasang suami istri bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Mereka tinggal di sebuah pondok kayu beratapkan dedaunan. Sehari-hari, mereka berladang untuk mencukupi hidup.
Suatu hari, Kyai Pasir bermaksud membabat hutan untuk memperluas ladangnya. Ketika sedang menebang salah satu pohon, ia menemukan sebutir telur besar berwarna putih.
“Telur apakah ini? Apakah ada telur ayam sebesar ini?” tanya Kyai Pasir dalam hati.
Akhirnya, Kyai Pasir membawa telur itu pulang. Ia meminta istrinya memasak telur tersebut untuk santapan mereka.
“Besar sekali telur ini, Pak. Telur hewan apakah ini?” tanya Nyai Pasir.
“Sudahlah, Bu. Masak saja telur itu untuk makan kita. Aku lapar,” ujar Kyai Pasir.
Setelah matang, mereka berdua menyantap telur tersebut. Ternyata, rasanya sangat enak.
Usai makan, Kyai Pasir kembali ke ladang. Dalam perjalanan, ia merasakan seluruh tubuhnya kaku dun panas. Keringat dingin mengucur di tubuhnya. Kyai Pasir kebingungan. Rasa sakit tersebut semakin lama semakin menjadi.
Ia tak mampu lagi menahannya dan tersuruk ke tanah. Tiba-tiba, tubuhnya berubah menjadi seekor naga raksasa berwajah mengerikan. Makhluk jelmaan Kyai Pasir ini bertanduk dan bertaring. Ia berguling ke kanan dam ke kiri tanpa henti.
Sementara itu, Nyai Pasir juga mengalami hal yang sama di rumahnya. Tubuhnya terasa sangat sakit, kaku, dan panas. Ia berlari ke ladang untuk minta bantuan kepada suaminya. Ia sangat ferkejut, ketika melihat seekor naga raksasa sedang berguling-guling ke kanan dan ke kiri. Karena tidak sanggup menahan sakit, Nyai Pasir pun merebahkan dirinya di tanah. Seketika itu juga, ia berubah menjadi seekor naga betina dengan kulit bersisik keras.
Kedua naga raksasa ini berguling ke kiri dan ke kanan, sehingga tempatnya berguling menjadi sebuah cekungan yang semakin lama semakin lebar dan dalam. Dari cekungan tersebut menyemburlah air, yang kemudian menggenang menjadi sebuah telaga.
Kini, telaga itu disebut sebagai Telaga Pasir. Karena letaknya di Kelurahan Sarangan, penduduk sekitar menamakannya Telaga Pasir Sarangan.
Pesan moral dari koleksi cerita rakyat Asal-Usul Telaga Pasir Sarangan adalah jangan mengambil sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca cerita rakyat pendek terbaik yang telah kami posting sebelumnya yaitu Cerita Rakyat dari Yogyakarta : Asal Mula Gunung Merapi dan Cerita Rakyat Indonesia Paling Populer Dari Pulau Jawa