Cerita Rakyat Situ Bagendit sudah sering kali diceritakan dalam berbagai buku dongeng Sunda. Bahkan sering juga dipentaskan menjadi drama. Kali ini kakak ceritakan dongeng Situ Bagendit dalam Basaha Indonesia. Kakak berharap adik-adik yang tidak bisa berbahasa Sunda dapat mengetahui cerita rakyat Jawa Barat yang penuh dengan pesan moral ini. Selamat membaca.
Dongeng Situ Bagendit – Cerita Rakyat Situ Bagendit dari Jawa Barat
Zaman dahulu kala, di sebuah desa yang terletak di Jawa Barat, hiduplah seorang perempuan kaya bernama Nyai Bagendit. Semenjak suaminya meninggal, Nyai Bagendit mendapat warisan berupa kekayaan yang berlimpah. Sayangnya, hal tersebut membuat Nyai Bagendit menjadi kikir dan congkak.
Nyai Bagendit paling senang mengadakan pesta dan gemar memamerkan harta benda dan perhiasannya kepada warga sekitar. Namun, ia tidak pernah mau membantu warga yang sedang kesulitan. Setiap kali warga datang meminta bantun, Nyai Bagendit menolaknya dengan angkuh. Warga sangat tidak menyukai perangai Nyai Bagendit. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa pun juga.
Suatu hari, Nyai Bagendit kembali menyelenggarakan pesta. la pun mulai memamerkan kekayaan dan perhiasannya kepada tamu yang hadir. Tiba-tiba, datanglah pengemis dengan pakaian compang-camping clan kotor.
“Nyai, tolong beri hamba makanan sedikit saja,” kata pengemis tersebut.
Nyai Bagendit sangat marah dan mengusir pengemis itu, “Pergilah kau dari rumahku, pengemis kotor!” Pengemis itu pun pergi dengan perasaan sedih.
Keesokan harinya, di desa itu terjadi sesuatu yang aneh. Tiba-tiba, di sebuah jalan di desa tersebut ditemukan sebuah tongkat yang tertancap di tanah. Tidak ada satupun dapat mencabut tongkat itu, walaupun sudah mencobanya beramai-ramai. Akhirnya, datanglah pengemis yang sebelumnya diusir oleh Nyai Bagendit. la mencabut tongkat tersebut.
Setelah dicabut, mengalirlah air dari tempat tersebut. Makin lama semakin deras. Karena takut tenggelam, para penduduk segera mengungsi mencari tempat yang aman.
Nyai Bagendit tidak mau meninggalkan rumahnya walaupun air semakin tinggi. la tidak mau meninggalkan rumahnya yang penuh dengan harta dan perhiasan. la pun tenggelam bersama rumah dan isinya. Tempat tersebut berubah menjadi sebuah danau yang kemudian dinamakan Situ Bagendit.
Pesan moral dari Dongeng Situ Bagendit – Cerita Rakyat Situ Bagendit adalah keserakahan pada harta benda akan mencelakakan diri kita. Bantulah orang disekitarmu yang membutuhkan, dimasa yang akan datang saat dirimu sedang kesulitan maka Tuhan akan membantumu.
Dongeng Dongeng Sunda : Asal Usul Pantai Karang Nini
Aki Ambu dan Nini Arga Piara adalah sepasang suami istri yang sudah tua renta. Mereka tidak dikarunia anak, tetapi hidup saling menyayangi dan setia satu sama lain.
Setiap hari menjelang malam, Aki Ambu pergi ke laut untuk memancing ikan dan baru pulang pada pagi harinya. Suatu ketika, Aki Ambu terlihat kurang sehat, sehingga Nini Arga Piara melarang Aki Ambu untuk melaut.
“Aki tidak apa-apa, Nini. Biarkan Aki pergi mencari ikan. Persediaan makan kita sudah mau habis. Kalau Aki tidak melaut, kita tidak punya makanan besok ” ujar Aki Ambu.
Meskipun telah dilarang oleh istrinya, Aki Ambu tetap ingin pergi. Akhirnya, Nini Arga Piara melepaskan Aki pergi.
“Hati-hati ya Ki, kalau rasanya tidak kuat lebih baik pulang saja.” pesannya kepada Aki Ambu.
Aki Ambu pun berangkat ke laut dan mulai memancing ikan. Namun, sampai tengah malam tak satu pun ikan ia dapat.
Sementara itu, Nini Arga gelisah menunggu suaminya di rumah. Sampai pagi ketika ayam berkokok, Aki Ambu belum juga pulang. Akhirnya, Nini pergi ke pantai mencoba mencari suaminya. Usahanya sia-sia. la tak menemukan Aki Ambu. Hari berikutnya, Nini Arga dibantu warga mencari Aki Ambu. Namun, tetap saja Aki Ambu tidak ditemukan.
Lalu, Nini Arga duduk di pantai sambil menangis.
“Ya Tuhan, hamba mohon pertemukanlah hamba dengan suami hamba,” tangisnya. Tuhan mengabulkan permintaannya.
Tiba-tiba, di hadapannya dari dalam laut muncullah sebentuk batu karang mengambang di hadapannya. Bersamaan dengan itu terdengarlah suara gaib.
“Nini Arga, batu yang mengambang itu adalah penjelmaan suamimu. Jadi, jangan mencari suamimu lagi.”
Nini Arga menangis sejadi-jadinya. la tidak menyangka akan berpisah dengan suaminya seperti ini. Sambil terus menangis, ia berdoa kepada Tuhan.
“Ya Tuhan, hamba sangat mencintai suami hamba. Biarkanlah kami bersama selamanya. Ubahlah hamba menjadi seperti suami hamba.”
Tiba-tiba langit mendung dan petir menyambar. Tubuh Nini Arga pun berubah menjadi batu karang yang berhadapan dengan batu terapung perwujudan Aki Ambu.
Oleh masyarakat sekitar batu karang tersebut dinamakan Karang Nini dan batu yang letaknya terapung perwujudan Aki Ambu dinamakan Bale Kambang, karena letaknya di atas perairan.
Pesan moral dari Dongeng Dongeng Sunda : Asal Usul Pantai Karang Nini adalah kebaikan yang kalian sebarkan kepada orang lain akan berbuah kebaikan untukmu dimasa yang akan datang.
Baca dongeng dongeng dari Jawa Barat lainnya pada artikel berikut ini Kumpulan Dongeng Sunda – Cerita Rakyat Bandung dan Dongeng Cerita Rakyat Lutung Kasarung