Banyak cerita rakyat Indonesia yang menarik kami posting dengan versi yang berbeda, diantara cerita rakyat yang kami posting beberapa kali adalah Cerita Rakyat Keong Mas yang merupakan dongeng dari Jawa Timur. Dongeng Keong Mas diceritakan secara turun temurun, dan setiap ceritanya selalu ada pengurangan dan penambahan yang menambah khasanah dari cerita rakyat indonesia keong mas ini. Adik-adik pasti suka dengan cerita rakyat keong emas, oleh karenanya baca kisah anak ini sampai selesai yah.
Dongeng Keong Mas dari Jawa Timur – Cerita Rakyat Keong Mas
Kembalinya Candra Kirana – Dongeng Keong Emas
Hari ini Pengeran Inu Kertapati melamar Dewi Candra Kirana. Hati Candra Kirana berbunga-bunga karena bahagia, namun tidak demikian dengan kakaknya, Dewi Galuh. Ya, Dewi Galuh diam-diam juga mencintai Pangeran Inu Kertapati yang gagah, cerdas dan tampan. “Aku harus mencari akal! Aku tidak rela kehilangan pujaan hatiku,” gumamnya. Dewi Galuh pun menyelinap keluar, meninggalkan pesta pertunangan adiknya. Ia menuju rumah seorang nenek sihir di sudut kota.
Sesampainya di sana, Dewi Galuh menceritakan masalahnya. Ia meminta nenek sihir itu untuk melenyapkan Candra Kirana. “Jangan khawatir, Bocah Ayu. Besok pagi, adikmu akan lenyap untuk selama-lamanya. Setelah itu, kau bisa menikah dengan Pangeran Inu Kertapati,” janji Nenek Sihir. Dewi Galuh lega mendengar penjelasan si nenek. Ia pulang ke istana dengan hati riang.
Pagi telah tiba. Seperti biasa, Candra Kirana pergi ke tepi pantai un tuk menghirup udara segar dan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Ia tak menyadari kalau seorang nenek sihir tengah mengawasinya. Nenek sihir itu mengucapkan mantra-mantra, dan tiba-tiba… wusss… angin kencang bertiup. Tubuh Candra Kirana berubah menjadi keong mas. Nenek sihir itu melemparkan keong mas tersebut jauh ke tengah lautan. “Kau hanya bisa kembali ke wujud asalmu jika Pangeran Inu Kertapati menemukanmu! Namun hal itu tak mungkin terjadi… ia akan segera melupakanmu,” teriaknya.
Sejak saat itu, keong mas alias Candra Kirana hidup terombang-ambing di lautan.
Suatu hari, tubuh Candra Kirana tersangkut pada jala seorang nenek tua. “Keong mas? Wah, ikan tak kudapat, malah keong mas yang kudapat,” kata nenek itu. Dibawanya keong emas itu pulang lalu ia menaruhnya di tempayan. Kelelahan, nenek itu pun tertidur. Ketika terbangun sore harinya, ia bermaksud untuk menanak nasi. Perutnya sudah keroncongan karena seharian belum makan. “Hah, mimpikah aku?” seru nenek itu terkejut. Di meja dapurnya telah tersedia nasi dan lauk pauk yang lezat! Ia langsung melahap semua makanan itu.
Hal itu terus berulang. Tiap hari selalu terhidang makanan lezat untuk nenek tua itu. Karena penasaran, nenek itu memutuskan untuk mengintip siapa yang menyiapkan semua makanan itu. Tiba-tiba dilihatnya keong mas keluar dari tempayan. Lalu keong mas itu menjelma menjadi gadis yang sangat cantik. Nenek segera keluar dari persembunyiannya, “Hei, siapa kau? Mengapa seekor keong mas bisa menjelma menjadi manusia?” tanya nenek itu mengejutkan Candra Kirana. Candra Kirana pun menceritakan sejarah hidupnya. Ia juga memohon agar diizinkan tinggal di situ. “Kau boleh tinggal di sini sesuka hatimu. Nenek percaya, Pangeran Inu Kertapati tak akan tinggal diam,” katanya pada Candra Kirana.
Nenek benar. Di tempat yang lain, Pangeran Inu Kertapati sangat sedih dan kesepian. Ia memutuskan untuk mencari Candra Kirana. “Sampai ke ujung dunia pun, aku akan mencarinya,” demikian tekadnya. Rupanya niat Pangeran Inu Kertapati ini didengar oleh si nenek sihir. Karena itu ia menyamar menjadi seekor burung gagak. Ia akan berpura-pura membantu Pangeran Inu Kertapati mencari Candra Kirana. “Pangeran, apakah Pangeran tersesat?” tanya si burung gagak. Saat itu, Pangeran Inu Kertapati baru saja memulai perjalanannya untuk mencari Candra Kirana. Pangeran Inu Kertapati heran melihat burung gagak bisa bicara, “Pasti ini burung sakti,” pikirnya.
Pangeran Inu Kertapati lalu menceritakan tujuannya.
“Hmmm… aku akan membantumu untuk menemukan kekasihmu itu,” kata burung gagak. Tentu saja ia berbohong. Ia malah mengarahkan Pangeran Inu Kertapati ke arah yang berlawanan.
Pangeran Inu Kertapati kelelahan. Ia memutuskan untuk beristirahat. Tiba-tiba, datanglah seorang kakek tua menghampirinya.
“Anak Muda, aku lapar sekali. Maukah kau memberikan sedikit makanan padaku?” tanya kakek itu. Pangeran Inu Kertapati bingung, ia hanya memiliki sedikit buah-buahan. “Maaf, Kek. Aku hanya punya buah-buahan ini,” diberikannya semua buah itu kepada si Kakek. “Terima kasih, Anak Muda. Hatimu baik sekali,” jawab kakek itu. Lalu ia mendekati Pangeran Inu Kertapati dan berbisik, “Berhati-hatilah pada burung gagak di sampingmu ini. Ia ingin mencelakakanmu.”
Rupanya kakek tua itu adalah seorang yang sakti. Ia lalu mengeluarkan tongkat dan memukulkannya pada burung gagak itu.Wusss…dalam sekejap, burung gagak itu menjadi asap dan lenyap ditiup angin. “Sebenarnya apa yang kau cari, Anak Muda?” tanya kakek itu pada Pangeran Inu Kertapati.
Sekali lagi, Pangeran Inu Kertapati pun berkisah. Kakek tua itu tersenyum dan berkata, “Jangan khawatir Pangeran. Aku tahu di mana kekasihmu berada. Ia tinggal di sebuah rumah di Desa Dadapan.” Mendengar hal itu, Pangeran Inu Kertapati segera menuju desa Dadapan.
Sesampainya di desa Dadapan, Pangeran Inu Kertapati melihat sosok Candra Kirana melalui jendela dapur sebuah rumah. Ia segera mengetuk pintu rumah tersebut. “Permisi… apakah Candra Kirana tinggal di rumah ini?” teriaknya. Candra Kirana terkejut mendengar suara itu. “Benarkah itu kekasihku?” tanyanya dalam hati. Ia berlari menghambur ke pintu. Mata Pangeran Inu Kertapati terbelalak. Ia nyaris tak percaya. Wanita di hadapannya benar-benar kekasihnya yang hilang!
Demikian pula dengan Candra Kirana. Ia menangis terharu dan segera memeluk kekasihnya. Saat itu juga, hilanglah kutukan si Nenek Sihir. Ya, seperti yang pernah diucapkan oleh nenek sihir itu, kutukan itu akan hilang jika Pangeran Inu Kertapati berhasil menemukan Candra Kirana.
Mereka berdua kembali ke istana. Ayahnya, Raja Kertamarta, menyambut anaknya dengan gembira. “Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Nak?” tanyanya. Candra Kirana lalu menceritakan semuanya.
“Siapa yang begitu tega mengirimkan nenek sihir padamu?” tanya ayahnya.
Tiba-tiba, Dewi Galuh yang sejak tadi hanya berdiam diri, menangis dan memeluk kaki Candra Kirana. “Maafkan aku, adikku. Akulah yang menyuruh nenek sihir itu mengutukmu. Aku cemburu karena Pangeran Inu Kertapati Iebih menyukaimu daripada aku,” katanya sambil menangis.
Semua yang ada di situ terkejut. Raja Kertamarta hendak menghukum Dewi Galuh, tapi Candra Kirana mencegahnya. “Jangan Ayah, Kakak sudah meminta maaf. Aku yakin Kakak telah menyesali perbuatannya. Bangunlah, Kak. Kami semua telah memaafkanmu,” kata Candra Kirana. “Terima kasih karena telah memaafkanku, Dik. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan menjadi kakak yang baik untukmu,” kata Dewi Galuh sambil terisak.
Raja Kertamarta pun memeluk kedua putri kesayangannya itu. Candra Kirana bisa kembali ke istana berkat kegigihan Pangeran Inu Kertapati dan bantuan seorang kakek tua. Pesta pernikahan akan segera diIaksanakan.
Pesan dari Cerita Rakyat Keong Mas dari Jawa Timur untukmu adalah teruslah berjuang untuk mencapai cita-citamu. Jangan iri pada saudara atau temanmu. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Baca versi yang lain dari cerita rakyat keong mas di artikel kami sebelumnya yaitu Dongeng Legenda Jawa Timur : Cerita Keong Mas dan Cerita Rakyat Pendek : Kisah Keong Mas