Dongeng gajah dan tikus yang kakak ceritakan malam hari ini bercerita mengenai persahabatan antara Gajah dan Tikus. Apakah adik-adik memiliki sahabat? Jika punya, jaga persahabatan kalian jangan sampai rusak. Sahabat adalah orang yang akan ada disaat suka dan duka.
Kumpulan Cerita Rakyat Fabel : Dongeng Gajah dan Tikus
Pada suatu hari, seekor Gajah keluar dari rumahnya. Ia ingin pergi untuk berjalan-jalan untuk menghirup udara segar dan melemaskan otot-ototnya yang kaku. Namun, di tengah perjalanan. Ia bertemu dengan seekor Tikus kecil yang menjual bunga. Sang Tikus pun menawarkan dagangannya kepada Gajah dengan ramah.
Gajah pun tertarik. Bunga yang di tawarkan Tikus sangat indah dan cantik. Warnanya yang kuning lembut dan sangat mekar. Harga bunganya pun sangat murah. Namun, Gajah diam sejenak dan berpikir tentang bagaimana dengan baunya? Sangat lama Gajah berpikir dan menatap bunga tersebut. Sang penjual bunga pun melihat bahwa Gajah tertari dengan daganganya tersebu.
‘’ Bunga ini sangat harum Tuan! Sangat pantas untuk pengharum ruangan.’’ Kata Tikus mempromosikan dagangannya.
‘’ Bunga apa ini?’’ Tanya Gajah.
‘’ Ini adalah sebuah bunga yang sangat ajaib!’’ jawab Tikus.
‘’ Apakah bunga ini wangi?’’ Tanya Gajah.
‘’ Tentu saja! Bunga ini sangat harum’’ jawab Tikus.
‘’ Boleh aku mencobanya?’’ Tanya Gajah penasaran dengan wanginya.
‘’ Tentu saja Tuanku! Silahkan.’’
Gajah pun sperlahan-lahan menjulurkan belalainya yang panjang. Ia pun mengirup wangin bunga ajaib itu. Benar sekali yang di katakan Tikus. Bunga tersebut sangat wangi. Namun, tidak lama kemudian hidungnya terasa geli dan gatal tidak bisa tertahan. Hidungnya tiba-tiba akan bersin. Tetapi ia terus menahanya. Karena, tidak baik bersin didepan orang lain. Namun, hidungnya terus saja terasa geli, ia terus mencoba menahannya. Akhirnya, tanpa di sadari Gajah engambil ancang-ancang untuk bersin.
Ia menghirup udara kuat-kuat melalui mulutnya yang besar. Begitu besar angin yang masuk kedalam mulutnya. Bahkan, tangkai bunga pun tersedot keluar dari tangkainya. Melihat ancang-ancang Gajah, Tikus pun bersiap untuk pergi meninggalkan tempat tersebut. ia berpikir akan terjadi angin topan.
Tiba-tiba, Gajah pun bersin dengan sangat hebat. Akibat, bersinnya yang hebat itu merusak rumah-rumah, gentengnya berterbangan seperti di landa angin topan. Tikus pun terpelanting sangat jauh puluhan meter. Bunga dagangannya pun berserakan kemana-mana. Karena, bersinnya yang sangat hebat. Gajah pun terjatuh ke tanah dan bahkan mengeluarkan air mata. Ia melihat semua yang di hadapannya rusak akibat bersinnya tersebut. ia merasa sangat bersalah dan menyesal. Namun, itu semua bukan keinginannya.
Gajah hanya diam sambil menatap semua kerusakan. Tiba-tiba, datanglah seekor Badak, ia bertingkah seperti seorang polisi dan melihat kejadian tersebut. Melihat Badak datang, Tikus pun timbul keberaniannya. Ia segera berlari-lari menghampiri Gajah.
‘’ Hei Tuan! Kau harus mengganti kerugianku. Lihatlah! Bunga-bunga daganganku semua berhamburan dan hancur. Aku akan adukan kau kepada Badak.’’ Bentak Tikus marah.
Gajah hanya diam. Ia merasa sangat merasa bersalah.
‘’ Tenanglah, aku akan mengganti semua kerugianmu.’’ Kata Gajah dengan lembut.
Badak pun mengampiri Gajah dan Tikus.
‘’ Lihat akibat perbuatanmu!’’ bentak Badak dan menunjuk ke arah rumah-rumah yang rusak.
‘’ Iya, itu salahku!’’ kata Gajah mengakui kesalahannya.
‘’ Bunga-bungaku semuanya rusak. Aku meminta ganti rugi.’’ Bentak Tikus.
Sebenarnya Gajah sangat marah kepada Tikus. Karena bunga yang ia jual. Akibatnya malah kacau balau. Tetapi ia menahan kemarahannya.
‘’ Apa benar yang dikatakan Tikus?’’ Tanya Badak.
‘’ Tidak! Saya tidak merusaknya dengan sengaja!’’ jawab Gajah.
‘’ Bagaimana rumah itu bisa hancur? Dan bunga-bunga yang Tikus jual berserekan kemana-mana?’’ Tanya Badak
‘’ Saya hanya bersin Tuan!’’
‘’ Bersin? Hanya karena bersin rumah-rumah ini hancur?’’ Tanya Badak tidak percaya.
‘’ Saya hanya mencium bunga yang di jual Tikus.’’ Jawab Gajah dan menunjuk bunga-buga yang berserakan.
‘’ Hmm, bunga siapa itu?’’ Tanya Badak.
‘’ Itu adalah bunga Tikus!’’
Badak pun melihat ke arah Tikus. Tiba-tiba, Tikus berubah menjadi gelisah. Badak pun mengerti bahwa ini bukan kesalahan Gajah seorang. Akhirnya, badak yang bertingkah menjadi polisi tersebut menengahi Gajah dan Tikus.
Akhirnya, Tikus pun meminta maaf karena sudah menjual bunga ajaib yang menjadi malapetaka tersebut. Gajah pun merasa bersalah, karena bersinnya tersebut mengakibatkan kerusakan yang sangat besar dan merugikan orang lain. Badak pun melanjutkan perjalanannya setelah menjadi polisi. Mereka berdua mengakui kesalahannya dan semenjak itu. Gajah dan Tikus berteman baik. Semua itu berkat bunga ajaib.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Fabel : Dongeng Gajah dan Tikus adalah akui kesalahanmu sendiri. Jangan berbohon dan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang telah kamu buat.
Baca cerita gajah lainnya pada artikel Kakak berikut ini Dongeng Cerita Si Kancil dan Gajah dan Cerita Anak Pendek : Gajah dan Para Kodok