Ada satu cerita rakyat dunia populer yang kakak sukai. Dongeng rakyat itu berasal dari Nepal. Cerita rakyat ini bercerita mengenai seorang menantu yang cerdas. Yuk kita ikuti bersama kisah lengkapnya.
Cerita Rakyat Dunia Populer : Menantu Yang Pintar (Nepal)
Dahulu kala di negeri Nepal, hiduplah seorang lelaki kaya bernama Bhupendra Prasad. Ketika putra tunggalnya menikah, ia mengadakan pesta yang sangat meriah dan penuh makanan lezat-lezat. Lelaki kaya itu menghabiskan sangat banyak uang untuk pesta itu.
Beberapa minggu kemudian, Bhupendra ingin menguji kecerdasan menantunya. “Bisakah kau tebak berapa biaya yang aku keluarkan untuk pesta pernikahanmu?” tanya Bhupendra.
“Sekitar seharga sekarung beras,” kata si menantu.
Bhupendra kaget mendengar jawaban menantunya itu. “Seharga sekarung beras,” katanya kaget.
“Kau ternyata gadis bodoh. Aku telah menghabiskan banyak uang untuk menikahkanmu dengan putraku,” kata Bhupendra dengan kesal. Lalu, si menantu hanya diam membisu.
“Waduh, menantuku ini perempuan yang bodoh. Kasihan sekali anakku mendapatkan istri yang bodoh,” pikir Bhupendra.
Beberapa lama kemudian, Bhupendra dan seluruh keluarganya hendak pergi ke acara pernikahan. Di tengah jalan mereka melihat sebuah upacara pemakaman kepada seorang lelaki yang dilewatinya sambil menghentikan laju kereta kudanya.
“Apakah satu mayat atau seratus mayat?” sang menantu ikut bertanya.
Bhupendra sangat malu mendengar pertanyaan menantunya itu. la langsung pergi tanpa mendengarkan jawaban si lelaki.
Lalu, rombongan keluarga Bhupendra melewati petani yang sedang panen padi. la bertanya, “Tampaknya panen tahun ini bagus, ya?”
“Tapi, kamu sedang memanen padi tahun ini atau tahun lalu?” sang menantu kembali ikut bertanya.
“Istrimu ini gila,” pekik Bhupendra kepada anaknya. la sudah tidak bisa menahan emosi.
“Gila. Bicaranya tidak masuk akal,” lanjutnya. “Oh, ya?” jawab anak Bhupendra.
“Jangan kau berpura-pura tidak tahu. Kau dengar tadi pertanyaan bodoh yang ia lontarkan,” seru Bhupendra.
“Pertanyaan itu tidak bodoh, Ayah. Coba Ayah suruh ia menjelaskan,”jawab anak Bhupendra.
Bhupendra hanya diam. Lalu, melanjutkan perjalanannya. Tapi, saat istirahat di perjalanan dan Bhupendra sedang berdua saja dengan menantunya, ia bertanya juga, “Katakan! Apa maksud per- tanyaanmu waktu di pemakaman?”
“Beberapa orang meninggal dengan meninggalkan tanggungan yang banyak. Saat orang seperti itu meninggal, tanggungannya juga mati bersamanya. Itulah mengapa aku bertanya apakah yang meninggal satu mayat atau seratus mayat,” jawab sang menantu.
“Lalu, maksud pertanyaanmu pada petani yang sedang panen?” tanya Bhupendra.
“Petani biasanya punya utang. Aku bertanya apakah panen tadi untuk membayar utang tahun lalu atau tahun ini,”jawab sang menantu.
Bhupendra baru sadar bahwa menantunya ternyata perempuan yang cerdas. “Satu pertanyaan lagi. Mengapa kau bilang biaya pernikahanmu hanya seharga satu karung beras?” tanyanya.
“Bukankah biaya pernikahan memang hanya seharga sekarung beras? Biaya lain yang besar itu kan untuk pestanya,” kata sang menantu.
Bhupendra pun mengangguk-angguk dan semakin yakin kalau menantunya ini adalah perem- puan yang cerdas.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Dunia Populer dari Nepal adalah jangan pernah meremehkan orang lain. Siapa tahu orang tersebut lebih pintar dan luas wawasannya dari apa yang kita perkirakan. Cobalah untuk saling rnenghargai antar sesama.
Ikuti cerita rakyat Indonesia pada kategori cerita rakyat nusantara