Cerita Rakyat Bali Paling Terkenal dan Ringkasan Ceritanya

Tak hanya dikenal karena keindahan pulaunya saja, Bali juga merupakan sebuah pulau yang punya cukup banyak cerita rakyat juga. Di antara sekian banyak cerita rakyat Bali yang ada, beberapa cerita rakyat tersebut sangat terkenal dan bahkan fenomenal.

Beberapa di antara cerita rakyat tersebut juga masih berkaitan dengan budaya yang ada di Bali. Bagi Anda yang ingin tahu apa sajakah cerita rakyat Bali yang paling terkenal tersebut, di sini kami akan bagikan informasinya!

Cerita Rakyat Bali Paling Terkenal

1. Cerita rakyat Manik Angkeran

Cerita rakyat Manik Angkeran

Dahulu kala ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Daha. Di kerajaan tersebut hidup seorang Brahmana yang sakti mandraguna bernama Sidi Mantra. Sidi Mantra memiliki seorang anak. Anaknya diberi nama Manik Angkeran.

Manik Angkeran yang bertubuh kekar juga terkenal sebagai pemuda yang pandai, hanya saja perangainya kurang baik. Suatu hari, Manik Angkeran yang punya banyak hutang meminta agar Sidi Mantra membantunya.

Ia pun diberi petuah agar bertapa di Gunung Agung. Ia pun melakukannya. Di sana ia bertemu dengan naga yang dapat memberikannya harta. Cukup banyak yang ia bisa dapatkan dari naga tersebut. Namun karena keserakahannya, ia memotong ekor naga tersebut.

Tentu saja naga marah dan mengancam Manik Angkeran akan mati jika tidak mengembalikan ekornya. Sidi Mantra yang tidak ingin anaknya kenapa – napa pun bertindak.

Dengan kesaktiannya, ekor naga pun kembali. Namun ia sadar bahwa karena ulah anaknya ia sudah tak dapat membantu anaknya lagi dan tak dapat hidup bersama dia lagi. Akhirnya, menggunakan tongkat saktinya Sidi Mantra membelah selat menjadi dua yang memisahkan ia dengan Manik Angkeran.

Selat tersebut adalah selat Bali yang sekarang dikenal sebagai selat pemisah antara pulau Jawa dengan pulau Bali.

2. Cerita rakyat Danau Batur

Cerita rakyat Danau Batur

Cerita rakyat Bali ini bermula tentang kisah sepasang suami istri yang sudah berumah tangga cukup lama namun tak kunjung dikaruniai anak. Agar segera diberi momongan, ia berdoa setiap harinya.

Kemudian doa mereka pun dikabulkan. Sang istri mengandung dan setelah itu melahirkan seorang bayi laki – laki. Hanya saja sayangnya, setelah melahirkan sang istri meninggal dan tak lama kemudian sang suami pun ikut meninggal.

Sang bayi pun tinggal sebatang kara. Hanya saja, penduduk setempat memperhatikannya. Setiap hari penduduk bergantian memberi makan bayi tersebut. Bayi tersebut makannya sangat banyak dan bahkan sekali makan setara dengan 10 piring orang dewasa. Alhasil, badannya pun besar.

Akhirnya, masyarakat setempat memberi nama bayi tersebut dengan nama Kebo Iwa. Namun ketika sudah menjadi dewasa, Kebo Iwa memiliki sifat pemarah. Bahkan penduduk desa pun takut dengannya.

Namun suatu hari, desa tersebut dilanda kekeringan. Jumlah panen menurun drastis karena desa kekurangan air hingga masyarakat pun kesulitan memberi dirinya sendiri makan. Pun demikian dengan memberi makan Kebo Iwa, mereka kesusahan.

Karena tidak ingin berlama – lama kesusahan, masyarakat pun berdiskusi untuk membuat sumur besar di desa tersebut. Jika sumur tersebut berhasil dibuat, mereka tidak akan kesusahan air lagi dan panen pun akan banyak seperti sedia kala.

Akhirnya, masyarakat sepakat membuat sumur. Namun masalah selanjutnya, membuat sumur butuh tenaga besar dan masyarakat tidak bisa melakukannya sendiri karena di desa tersebut yang memiliki tenaga besar hanya Kebo Iwa.

Masyarakat pun meminta bantuan kepada Kebo Iwa dan menjelaskan alasan mereka membuat sumur. Kebo Iwa pun menyetujuinya dan mulai menggali tanah untuk menemukan sumber air dan menjadikannya sumur.

Setelah cukup lama bekerja, Kebo Iwa pun berhasil mendapatkan sumber mata air dan membuat sumur. Para warga tentu saja bersorak gembira. Hanya saja masalah muncul kembali. Air yang muncul tidak mau berhenti dan bahkan terus menerus keluar hingga desa tersebut pun terendam air dan menjadi danau. Danau itu kemudian disebut sebagai Danau Batur. Sementara timbunan tanah bekas menggali sumur di sekitar danau berubah menjadi gunung dan disebut sebagai Gunung Batur.

3. Cerita rakyat Ratu Leak Calonarang Rangda Nateng Girah

Cerita rakyat Bali berjudul Ratu Leak Calonarang Rangda Nateng Girah ini merupakan sebuah cerita yang dimulai dari Kerajaan Kediri.

Di kerajaan Kediri tersebut, tepatnya di desa Girah pada masa pemerintahan Airlangga ada sebuah perguruan ilmu hitam yang dipimpin seorang janda bernama Ibu Calonarang.

Ibu Calonarang memiliki seorang anak kandung yang berjenis kelamin wanita, namanya adalah Diah Ratna Mengali. Parasnya sangat cantik.

Meski begitu, belum ada seorang pria pun yang berani melamar Diah Ratna Mengali karena pemuda di desa tersebut beranggapan bahwa sang putri dapat meleak. Hal tersebut tentu membuat Ibu Calonarang sedih sekaligus marah.

Hingga suatu malam ketika rakyat Kediri sedang tidur lelap, saat itulah Ibu Calonarang mengirim muridnya yang sudah menjadi leak ke desa – desa di wilayah pesisir Kerajaan Kediri.

Pada malam itu, sinar aneka warna mendarat di jalan – jalan diikuti api kecil warna – warni yang turut beterbangan. Para leak pun datang dengan wujud beraneka rupa. Suasana malam itu sangat mencekam hingga perwakilan desa melapor kejadian tersebut kepada Raja Airlangga untuk meminta bantuan.

Raja Airlangga pun membuat keputusan menggempur Ibu Calonarang namun rencana tersebut ternyata telah diketahui oleh Ibu Calonarang. Gempuran yang dipimpin oleh Ki Patih Madri pun gagal dan Ki Patih Madri gugur.

Meski tidak dikalahkan, Ibu Calonarang memilih untuk hijrah ke Bali dengan menyeberang. Ia pun membawa serta semua rombongannya. Di sana, ilmu leak berkembang pesat dan bahkan masih ada sampai sekarang serta dilestarikan sebagai bagian dari budaya Bali.

4. Cerita rakyat Putri Ayu Bali

Cerita rakyat Putri Ayu

Cerita rakyat Bali ini mengisahkan tentang kehidupan 4 orang anak raja yang mana 2 di antaranya adalah laki – laki dan 2 lainnya adalah perempuan.

Suatu hari, keempatnya mencium aroma yang sangat harum. Mereka yang penasaran pun mencari tahu dari mana asal aroma harum tersebut.

Mereka berjalan ke arah timur. Dalam perjalanan tersebut, si putri bungsu terpesona dengan panorama alam yang dilihatnya. Panorama tersebut berasal dari pure Batur Gunung Batur. Ia pun memilih tinggal di sana.

Sementara ketiga kakaknya meneruskan perjalanannya untuk mencari aroma harum yang belum kunjung ditemukan. Hingga akhirnya kakak tertua tiba di sebuah desa bernama Trunyan Bali dan bertemu seorang putri cantik bernama Ayu. Kakak tertua kemudian menikahi Putri Ayu dan menjadi kepala desa di sana. Ia pun hidup berbahagia bersama anak – anaknya.

Mengenai cerita rakyat lainnya, baca : Cerita Rakyat Singkat dari Cerita Rakyat Paling Terkenal

Demikian sedikit informasi yang kami dapat bagikan terkait cerita rakyat Bali paling terkenal dan juga ringkasan ceritanya. Semoga menambah informasi Anda!