Dongeng yang pendek dengan pesan moral didalamnya merupakan cerita anak yang paling disukai oleh orang tua saat mendongeng untuk anaknya. Kali ini kami memposting dua cerita dongeng yang singkat untuk ayah bunda ceritakan malam hari ini. Selamat mendongeng.
Cerita Dongeng Yang Pendek : Kebohongan Katak (Yunani)
Ada seekor katak tua yang pindah ke salah satu sungai. Katak itu sudah tua.
Ia mengenakan tongkat untuk berjalan. Beberapa katak menyambutnya dengan senang. Bahkan, mereka sengaja datang ke rumah baru Katak Tua dengan membawa makanan.
KatakTua sangat senang karena teman-teman barunya sangat baik. Katak Tua suka sekali bercerita. Kali ini ia hendak bercerita tentang kehebatannya agar semua katak mengaguminya.
“Coba ceritakan padaku, apa yang membuatmu pindah kemari. Bukankah rumahmu yang lama sudah sangat nyaman?” tanya salah satu katak.
“Rumahku memang sangat nyaman. Tetapi, beberapa hari ini aku merasa terganggu dengan kedatangan binatang baru. Binatang itu terus menggangguku,” kisah Katak Tua.
“Apa pekerjaanmu selama ini?” tanya katak itu lagi.
“Aku bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Tak ada satupun penyakit yang tak bisa aku sembuhkan,” ujar Katak Tua.
Para katak sangat senang. Selama ini di tempat tinggal mereka memang belum ada dokter katak. Jika mereka sakit, mereka hanya beristirahat di rumah saja.
Setelah menceritakan kehebatannya, Katak Tua didatangi oleh banyak katak. Ia mengatakan mampu menyembuhkan semua penyakit, dan karena itu banyak katak yang datang ke rumahnya untuk berobat. Akhirnya cerita itu terdengar hingga ke telinga rubah.
“Selama ini aku sering batuk. Aku mau berobat kepada dokter katak,” ucap Rubah.
Setelah bertanya pada beberapa katak, Rubah langsung menuju ke rumah Katak Tua. OIaIa… di sana sudah ada banyak sekali katak yang mengantre untuk disembuhkan. Namun, Rubah melihat ada yang ganjal pada diri katak tua itu.
Rubah berseru kepada Katak Tua.”Aku dengar kau bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Apakah benar begitu?” tanya Rubah.
Katak Tua menjawab dengan penuh percaya diri.”Ya, tak ada penyakit yang tak bisa aku sembuhkan,” jawab Katak Tua, sombong.
“Jika begitu, cobalah kau sembuhkan kakimu dulu. Bukankah kau berjalan dengan mengenakan tongkat? Sepertinya kau harus mengganti pekerjaanmu,” ucap Rubah.
Wajah Katak Tua memerah. Rupanya kebohongannya terungkap. Semua katak yang hadir di sana baru menyadari hal itu. Mereka semua sangat kecewa dengan Katak Tua. Harusnya ia tak berbohong tentang hal itu.
Katak Tua menyesali kebodohannya. Kini, ia tak memiliki teman akibat kebohongannya. Padahal, sebenarnya ia hanya ingin memiliki teman. Ia pikir dengan berbohong, ia akan dikagumi oleh teman-teman barunya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka malah menjauhi Katak Tua.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Yang Pendek : Kebohongan Katak (Yunani) adalah jika ingin memperbaiki orang lain, sebaiknya memperbaiki diri sendiri dulu.
Cerita Rakyat Pendek : Kakek dan Cucunya (Jerman)
Seorang kakek tinggal bersama anak dan menantunya. Mata kakek itu sudah rabun. Ia juga sudah mulai tuli. Tak hanya itu, kedua tangannya pun sudah mulai rapuh. Saat makan di meja makan, Kakek sering kali menjatuhkan makanannya. Hal itu membuat anaknya kesal. Ia sering memarahi Kakek.
Kakek hanya terdiam menerima omelan anaknya. Beberapa hari kemudian, anaknya tak lagi membolehkan ia makan di meja makan. Tempat makan Kakek dipindahkan ke sudut dapur.
“Makanlah di sini agar kau tak mengganggu makan kami,” ucap anaknya.
Kakek hanya meneteskan air mata saat anaknya berseru seperti itu. Ia seperti tak ada artinya lagi bagi anaknya. Padahal dulu saat anaknya masih kecil, dirinyalah yang merawat sang anak dengan penuh kasih sayang. Namun, saat sang Kakek sudah tua, anaknya malah memperlakukannya dengan buruk.
Kakek menerima makanan di mangkuknya. Tangannya yang rapuh tak bisa mengangkat mangkuknya. Kemudian… prang! Mangkuk itu jatuh dan pecah. Anaknya langsung menghampiri si Kakek dan memarahinya. Sedih sekali kakek itu mendengar caci-maki yang dilontarkan oleh anaknya.
Keesokan harinya, anaknya membelikan si Kakek mangkuk dari kayu yang murah. Mangkuk itu merupakan mangkuk khusus untuk si Kakek. Kalau Kakek menjatuhkannya, mangkuk itu tidak akan pecah. Anaknya memberikan makanan kepada si Kakek dengan menggunakan mangkuk kayu itu.
Kakek selalu sedih saat menerimanya. Apalagi makanan yang didapatkannya sedikit sekali. Tak jarang saat siang dia merasa kelaparan. Cucunya yang melihat hal itu merasa iba. Tiba-tiba ia memiliki ide.
Sang cucu mencari sebuah kayu, lalu mencoba membuat mangkuk kayu. Ayah dan ibunya merasa heran. Untuk apa dia membuat mangkuk kayu? Padahal sudah disediakan mangkuk untuknya.
“Kenapa kau membuat mangkuk kayu, anakku?” tanya ibunya.
“Aku membuat mangkuk kayu untuk ayah dan ibu. Nanti saat aku dewasa, aku akan memberikan mangkuk kayu ini untuk ayah dan ibu,” ucap anaknya.
Ayah dan ibunya sungguh kaget. Kemudian mereka memandang ke arah Kakek. Mereka langsung menangis dan meminta maaf kepada Kakek. Mereka sadar bahwa kelak mereka pun akan menjadi tua dan tidak berdaya seperti Kakek. Sejak saat itu, Kakek kembali makan di meja makan. Dia juga kembali mendapatkan makanan yang cukup.
Meskipun sering memecahkan mangkuk, anaknya tak pernah lagi memarahinya. Mereka sadar dengan kesalahan mereka. Mereka tak mau anaknya kelak memperlakukan hal yang sama kepada mereka. Melihat hal itu, sang Cucu sangat senang. Memang tak seharusnya orangtua diperlakukan seperti itu.
Pesan moral dari cerita dongeng pendek Jerman adalah sayangilah kedua orangtuamu, yang selama ini telah merawatmu dengan penuh kasih sayang.